13. Yah, kecium

131 45 12
                                    

Happy Reading ❤
Mulmed : Devan Adrianza

•••

𝐘𝐨𝐮 𝐀𝐠𝐚𝐢𝐧?! ◍ 13 | Yah, Kecium

"Kalo lo bilang ini adalah permainan, maka gue akan menjadi aktor yang paling serius dalam permainan ini,"

__________ _ _ _

CRASHH!!!

Kenapa?! Kenapa kejadian itu harus berada tepat di hadapannya?!

Suara nyaring bagaikan speaker rusak langsung menghampiri indra pendengaranya, kepalanya pusing setengah mati.

TINN TINNN!! BRUK!! CRASHH!!

Suara yang sudah dia kubur dalam-dalam itu kembali terngiang di otaknya seakan suara itu sengaja datang untuk menyiksanya.

Dengan setengah sadar, dia dapat mendengar Devan memanggil namanya.

Tapi baru saja dia ingin membuka mulutnya kegelapan datang menutupi pandangannya.

•••

Devan masih setia menunggu Mizel yang sedang berada di dalam ruang emergency. Sekarang dia sangat merutuki siapapun yang membuat peraturan tidak membiarkan orang masuk ke dalam.

"Devan!"

Sang pemilik nama langsung menengok saat namanya dipanggil. Itu Tesha, tadi saat perjalanan ke rumah sakit dia sempat menghubungi Tesha.

Karena HP kedua sahabatnya mati dan hanya nomor Tesha yang dia punya.

Bisa diamuk Valdo kalau dia meminta nomor Neisya, dasar cowok over protektif!

"Mizel gimana?" tanya Tesha panik.

Tadi dia langsung ngebut pergi ke rumah sakit saat mendengar kabar tentang Mizel.

"Dia lagi dipereksa sama dokter,"

"Kenapa dia bisa kayak begitu?!"

"Kecelakaan-"

"APA MIZEL KECELAKAAN?!" potong Tesha terkejut setengah mati.

"Bukan! Tadi ada kecelakaan di depan mobil gue, dan dia langsung lemes trus pingsan beberapa saat setelah kejadian itu," jelas Devan sambil berusaha mengingat kronologi kejadian barusan.

Tesha menutup mulutnya tidak percaya, sudah lama Mizel tidak seperti ini membuat dirinya mengambil kesimpulan kalau Mizel sudah sepenuhnya sembuh.

"Udah berapa lama?" tanya Tesha gelisah sambil memegang telapak tangannya yang basah karena keringat.

"Gak lama sebelum lo nyampe,"

Benar juga, artinya Tesha mengebut dengan sangat cepat untuk sampai rumah sakit.

Pintu ruang emergency terbuka, Devan dan tesha langsung mendekat ke arah dokter yang baru keluar. Tak tertinggal mata Tesha membulat, terkejut melihat siapa dokter itu.

"Siapa walinya?" tanya Dokter itu.

Tesha semakin gelisah "Kakak Mizel harusnya lagi ada di luar kota sekarang," Tesha membasahi bibirnya sebelum melanjutkan kalimatnya "Orang tua Mizel ada di luar negri,"

Devan memgangguk mengerti, kemarin sepulang pertemuan bisnis mamanya menceritakan bagaimana Mizel hidup sendiri selama SMA.

"Saya walinya," ucap Devan spontan.

YOU AGAIN?!   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang