| Kau tahu mengapa cemburu berangsur hilang?
Karena cinta tlah pergi mendahului..
Perlahan tapi pasti.. |🌸🌸🌸
"Dek, aku jalan-jalan dulu sama Anis ya. Kayaknya dia marah karena kita tinggal lama," Kamal meminta izin kepada Sinta.
"Oh iya," jawab Sinta datar.
Beberapa jam kemudian Kamal dan Anis kembali. Anis ingin berwudhû, namun Cia rewel tidak ingin ibunya beranjak. Karena tidak ada Alfi, waktunya Cia dijaga Sang Ayah Tiri. Sinta tahu ini sangat berat bagi Kamal. Betapa tidak, jika Sinta akan shalat dan anak-anaknya tidak mau Sinta beranjak pun Kamal hanya membiarkan anak-anaknya menangis. How pathetic!
Hari ini hari terakhir Kamal libur Lebaran. Esok dia akan kembali masuk kantor. Kuota internet para istri Kamal habis. Coba tebak, Kamal memberikan kartu internetnya pada siapa? Ya, siapa lagi kalau bukan Anis! Haha. Namun Kamal berjanji akan membelikan Sinta kuota besok hari.
Kamal mengimami kedua istrinya shalat 'ashr berjama'ah di rumah. Saat tasyahud akhir, dari belakang, Sinta melirik kaki Kamal yang melakukan duduk iftirasy, bukan tawarruk. Setelah Kamal salam dan diikuti oleh istrinya dari belakang, Sinta berdzikir terlebih dahulu sebelum hendak bertanya pada suaminya itu. Bukan, bukan. Bukan berdzikir karena berlindung dari godaan setan yang terkutuk, namun karena setelah shalat wajib kita disunnahkan untuk berdzikir. Hehe.
"Mas, kok kamu duduk iftirasy pas tasyahud akhir, bukan duduk tawarruk?" Tanya Sinta penasaran. Bagaimana mungkin setelah menikah hampir 6 tahun dia baru menyadari hal itu?
"Di Yaman, aku dan teman-teman memang seperti ini. Biasanya kami duduk tawarruk kalau shalat rakaat ganjil aja," jawab Kamal tersenyum. Dia senang istrinya bertanya seputar agama.
"Kalau gitu duduk tawarruk-nya cuma pas tasyahud akhir di shalat maghrib aja dong?" Sinta masih penasaran. Jiwa keingin-tahuannya memang besar.
"Iya," jawab Kamal.
"Oh.. Tapi kalau di kitâb Shifat Shalat Nabi sih gak kayak gitu. Jadi aku ikutin aja deh," ujar Sinta.
"Ya kan ilmu fiqih itu luas. Baru tau kan, kamu?" Jawab Kamal.
Si Nyamuk, eh maksudnya, Si Anis yang tidak mengerti dua orang di hadapannya sedang berbicara apa, akhirnya bertanya,
"Pada lagi ngomongin apaan sih? Duduk iftirasy dan tawarruk itu apa?"
Alih-alih menjelaskan, Kamal malah menjawab,
"Kamu gak bakal ngerti. Itu ilmu yang udah tinggi."
"Ih enggak kok! Itu ilmu dasar. Gak apa-apa, Nis, kamu belum belajar aja," jawab Sinta membesarkan hati Anis agar tidak tersinggung dengan perkataan Kamal barusan. Sinta lalu menjelaskan sembari memberikan gambaran dengan mencontohkan.
Ini bukan kali pertama Anis tak paham dengan pembicaraan Sinta dan Kamal. Pernah suatu kali ketika Kamal sedang mencuci mobil Anis di garasi, Sinta yang sedang protes kepada Kamal tentang suatu hal malah Kamal jawab dengan menggunakan bahasa Arab. Anis yang kesal karena tak paham langsung protes,
"Ih, sebel deh. Aku gak ngerti!"
🌸🌸🌸
Kamal memang tak pandai menjaga hati para istrinya dari rasa cemburu. Beberapa kali saat Sinta mengatakan ingin bercerai dengan Kamal, dia tolak dengan memohon-mohon sambil berlutut dan memeluk kedua betis Sinta di depan Anis. Pernah juga dia memasukkan cincin pemberian Anis yang terbuat dari kuningan ke jari manis Sinta sambil berlutut seperti di film-film Hollywood saat di mana laki-laki akan mengatakan "Will you marry me?" kepada sang pujaan, dan itu dia lakukan di depan Anis.