Minggu, H-3 G-Festival.
"Aku minta maaf, akhir-akhir ini aku lagi ada masalah dan malah ngebawa masalah tersebut ke dalam acara dan organisasi kita" Ancho sedang berdiri di hadapan semua panitia yang sudah berkumpul pagi ini.
Dia memberikan arahan kepada semua panitia untuk kerja mereka hari ini. Sekaligus meminta maaf dan memberikan semangat pada mereka semua.
"Kalau sudah faham semuanya, silakan laksanakan tugas masing-masing. Aku mohon bantuannya kepada teman-teman semua, agar kita bisa membuktikan bahwa kita juga bisa membuat acara yang meriah!"
"Yeeeeaahh!!!" Semua panitia langsung semangat dan bergerak ke posisi mereka masig-masing.
Persiapan sudah semakin ditingkatkan.
Panitia lomba menyiapkan tempat diselenggarakannya lomba dan juga peralatan-peralatan yang masih dibutuhkan.
Panitia kegiatan dan acara langsung bergegas membuat jadwal jaga saat acara nanti.
Panitia perlengkapan menyiapkan tenda-tenda yang masih belum terpasang dan juga memindahkan barang ke tempat yang seharusnya.
Seluruh panitia terlihat semangat. Mereka benar-benar bekerja dengan keras.
3 hari lagi acara sudah dimulai, dan mereka tidak ingin mengecewakan siapapun.
Saat hari sudah mulai terik, mereka semua beristirahat.
"Gila boy, panas banget" kata Fahriza sambil mengipas-ngipasi tubuhnya dengan kertas kardus.
"Iya nih. Tapi untung banyak yang sudah selesai, jadi gak perlu khawatir banget" kata Edo. Tubuhnya terlihat bersimbah peluh.
"Semoga aja acara kita bisa lancar nantinya". Ancho sedang membayangkan acara yang diharapkannya di dalam kepalanya.
"Iya nih, masa udah usaha berbulan-bulan, acaranya gak sukses, kan kampret" Haris menambahkan dengan nada kesalnya yang khas.
"Awowowowo" teman-temannya langsung mengejeknya karena nada kesalnya yang terdengar seperti orang berkumur-kumur. "Ngomong yang jelas, ego"
Mereka semua pun tertawa.
"Yaaah... yang penting kita udah usaha. Hasilnya kita lihat nanti" kata Amin.
Mereka semua pun melanjutkan istirahat mereka.
Saat hari sudah mulai teduh dan tubuh mereka sudah segar, mereka pun langsung bergerak lagi.
Sampai hari mulai sore, mereka pun pulang dan beristirahat.
Malam harinya, lebih tepatnya tengah malam, di dalam sebuah Mall, Mario sedang berjalan-jalan santai sendirian.
Dia masuk ke dalam pintu sebuah bioskop dan langsung menuju ke studio yang nomornya tercetak di dua buah karcis yang dipegangnya. Ya, lo semua gak salah baca, dia emang bawa dua.
Entah siapa yang diajaknya, tapi saat waktu tayang tiba, dia tetap masuk sendiri.
Dia langsung naik ke kursi di pojok kanan atas. Hanya terlihat sekitar 20 orang di dalam studio itu, duduk mereka pun berpisah-pisah. Padahal, yang mereka tonton adalah film horor.
Mario langsung duduk dengan tenang, lalu di kursi sebelahnya, dia taroh Myth Emblem Hydra miliknya.
"Mega, i hope you were here" katanya dengan datar sambil melihay ke arah Myth Emblem itu.
Dari awal sampai akhir film, dia hanya menonton dengan ekspresi datar dan tanpa ada reaksi apapun.
Setelah film selesai, dia langsung keluar dengan santai. Ya seperti orang nonton film pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamen Rider Kage
FanfictionSebuah ancaman dari dunia kuno dan mistis akan datang. Kekuatan dari makhluk-makhluk mitologi dilepaskan. Dan suatu kehancuran akan dibangkitkan. Sekelompok remaja SMA membentuk sebuah kelompok yang bertugas untuk menyelidiki hal-hal aneh dan mistis...