Chapter 9 · Good Egg

6.7K 1K 93
                                    

🥨

____________________

Service Time saat dinner kali ini berjalan dengan normal seperti biasa, sibuk padat namun tetap berlangsung cepat dan lancar.

Pembeda dari dinner pada malam-malam biasanya adalah kehadiran Chef Raka yang berjalan mengitari ruangan dapur sambil melihat progres para koki dari pundak mereka, sesekali menanyakan satu-dua hal dengan singkat.

Suara kertas printer yang tercetak di chef table menarik perhatiannya, membuat Chef Raka berjalan ke arah meja stainless steel di depan ruangan itu dan merobek pesanan baru untuk membacakan.

"Meja nomor 19, tambahan—satu pasta carbonara dengan special request: poached egg..." Tatapan Raka tertuju kepada Vion yang mengangkat wajah dari kompornya dengan ekspresi buncah.

"... kamu bisa?" ujar Chef Raka dengan nada bertanya ke arah pasta cook muda itu.

"Poached egg kan menu sarapan, Chef?" Terdengar jelas kebingungan dalam suara Vion.

Aku bisa mengerti benar kebimbangan Vion saat ini. Pasalnya, poached egg memang sebuah pilihan umum yang biasa disantap pada pagi hari—telur yang direbus tanpa cangkang dalam air mendidih, membuat kuning telur menjadi fokus utama dari masakan ini. Dengan bentuk final bulat-pipih utuh dan tekstur lumer jika diangkat setengah matang, serta padat-rapuh dan meleleh di mulut jika dimasak matang.

Memang sebuah kombo aneh jika dikolaborasikan dengan pasta carbonara, sebuah masakan pasta creamy bertabur potongan daging yang memang mengandung telur—tapi peran telur disini untuk diaduk dalam parutan keju sebagai saus pasta, tidak berbentuk utuh.

Ditengah kebingungan akan pesanan aneh itu, seorang Waitress yang masih menggenggam buku menu memasuki pintu dapur dengan langkah terburu-buru.

"Pesanan meja sembilan belas, special request..." ucapannya terputus oleh tarikan nafas yang terengah-engah. Vion dan Chef Raka otomatis memusatkan perhatian penuh mereka kepada Waitress itu.

"... itu pesanan spesial untuk anaknya tamu hotel, mereka bilang dia nggak bisa makan kalau nggak ada poached egg nya—mintanya yang runny, setengah matang."

Melihat Chef Raka dan Vion yang saling pandang selama beberapa detik, Waitress itu mendesah dengan nada putus asa.

"Bisa atau nggak? Kalau nggak bisa, saya bilang—"

"Bisa." Chef Raka memotong kalimat itu dengan vonisnya, membuat sang Waitress mengangguk dan berbalik meninggalkan dapur.

"Tapi Chef, saya nggak—" 

"Kamu garap Carbonara-nya, poached egg biar dibuat terpisah. Hemat waktu, efektif. Go!"

"Ya Chef," patuh Vion sambil menjamah pasta pan pada rak besi di hadapannya.

Tanpa kuduga, Chef Raka berjalan dengan cepat ke arahku sambil melihat apa yang sedang aku kerjakan.

"Garden salad?" Suara itu rendah mengenai pendengaranku.

"Ya, Chef..."

"Sudah selesai?"

"Ini tinggal plating, Chef."

"Oke, habis ini kamu buat poached egg-nya."

"Saya?"

"Ya. Saya dengar dari Yusuf kalau kamu sering bantu egg stand di shift breakfast, benar?"

Cooking Space (𝘌𝘕𝘋)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang