Chapter 39 · Retrograde

4.5K 643 52
                                    

We may be vulnerable to illusions when we think everything revolves around us.
Vox

(NOTE: penjabaran tentang fenomena 'Mercury Retrograde' akan disematkan di bagian akhir chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(NOTE: penjabaran tentang fenomena 'Mercury Retrograde' akan disematkan di bagian akhir chapter.
Stay or stray if you will, for knowledge better fits of those who desire )

🥨

____________________


Tak-tak-tak-tak.

Panas, pedas, dan lega. Itulah yang kurasakan saat terisak menumpahkan emosi di hadapan cutting board. Potongan bawang daun yang menguarkan enzim propanethial sulphoxid melebur dengan oksigen, mengucur air mata. Aku tak peduli. Yang aku mau, hanya mengeluarkan semuanya.

Tak-tak-tak...

Kenapa aku bisa sampai pada titik ini?

.
.
.

BUGGGHHH.

Hantaman tinju Vion tepat mengenai rahang Raka. Aku memekik tertahan. Cengkraman tangan Raka pada lenganku lepas seketika—aku jatuh terduduk di tanah paving parkiran Celestial Hotel.

"EHH!! ASTAGHFIRULLOH AA' CHEP! KANG PION!" Suara berlogat sunda kental mengudara. Mang Ujang dengan seragam security-nya telah sigap melerai mereka.

Beberapa staf berseragam housekeeping menghampiriku, membantuku berdiri.

"Kak Lisa nggak apa-apa?" tanya salah satu dari mereka. Aku masih beku.

"Ng--nggak apa," jawabku sambil melepaskan diri. Beberapa detik berdiri mematung, akhirnya kakiku berjalan sendiri, semi-otomatis, menuju dapur.

Aku segera meraih talenan dan beberapa ikat bawang daun dari cold room. Pisau daging yang bertengger kugenggam erat-erat, dan mulai memotong.

Katanya, gerakan motorik konstan dapat membantu manusia untuk berpikir. Itulah mengapa ada orang yang kerap mondar-mandir di satu ruangan saat sesuatu menghinggapi pikirannya.

Dan itulah yang sedang kulakukan sekarang. Gerakan motorik konstan. Sambil berurai air mata.

"Hik-hik... hnggg, hiks..."

Tak-tak-tak-tak.

Neuron otakku serasa berkedut, melejitkan berbagai kemungkinan yang bisa kupilih agar ini semua tidak terjadi.

Harusnya tadi aku dengerin perkataan Raka. Dia pasti bisa jelaskan semuanya. Ngapain coba ngedrama segala, sekarang dia malah kena getahnya... Vion juga kenapa sih. Ahhh...

Cooking Space (𝘌𝘕𝘋)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang