Chapter 17 · Panik

6.4K 790 72
                                    

🥨
____________________

Motor Chef Raka terparkir di depan rumahku, sabar menanti sampai aku melangkah pergi.

"Sana masuk." Lelaki itu berkata sambil terus memandangi, seakan tak rela melepas.

"Goodnight, Chef... hati-hati di jalan," ujarku sambil meluncurkan senyuman terakhir, diiringi lambaian tangan seiring langkah menjauh.

Pintu rumah terbuka tanpa harus memutar kunci. Lampu menyala, tapi suasana sepi. Jam dinding mengeluarkan bunyi detikan teratur, jarum-jarum itu terarah ke atas lingkaran, menunjukkan waktu hampir tengah malam. 

Aku melenggang menuju kamarku dengan langkah ringan, senyum masih terpasang sebab hatiku sekarang serasa mengembang.

Pintu kamar terbuka saat aku memutar knop, menyajikan ruangan gelap total dengan lampu mati. Eh? Dimana Gita?

Oh sial. Gita!

Siang tadi aku berangkat kerja bersama Gita dan Windu, sekalian 'ngobrol' di Celestial Café sebelum mereka melepasku ke dapur. Aku dan Gita sepakat, bahwa malam ini dia akan menjemputku sepulang kerja.

Sial, aku lupa, batinku sambil merogoh saku dengan panik, menggenggam alat komunikasi pipih. Tak ada respon apa-apa dari ponsel yang kutekan-tekan tombol power-nya. Aku segera menghambur mencari kabel charger dan colokan listrik, mengisi daya ponsel yang drop sejak entah kapan.

Lambang baterai merah yang terisi bar demi bar membuatku menggigit bibir menahan panik. Saat ponselku akhirnya menyala, pintu kamarku terbuka.

"Sudah pulang kamu, nduk? Gita mana?" Mama memasuki kamarku sambil celingukan, mencari keponakannya.

"Aku nggak bareng Gita, Ma. Dia keluar, ya?" Pertanyaan itu berbalas dengan vibrasi ponsel yang menderu-deru panjang. Rentetan notifikasi pesan dan missed calls memenuhi layar datar itu.

"Iya, tadi dia jemput kamu. Coba ditelpon." Mama menginstruksikan hal yang ada di pikiranku saat itu.

Aku mengangguk sambil mematai layar ponsel yang baru menyala itu, membuka chat bar atas nama Gita Cok(ro),

Aku mengangguk sambil mematai layar ponsel yang baru menyala itu, membuka chat bar atas nama Gita Cok(ro),

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rentetan pesan dari Gita itu berbaris rapi, menandakan aku sedang dalam masalah besar.

Baru sedetik tuntas men-scroll hingga bawah, ponselku mendadak bergetar dengan panggilan masuk dari Gita. Sepertinya dia sudah melihat ikon centang di ponselnya berubah menjadi biru.

Aku menerima panggilan itu sambil menarik napas...

"Hal—"

"ELIZABETH MOEL!!!" Suara Gita menggema dengan kencang, membuatku menjauhkan layar ponsel beberapa senti.

Cooking Space (𝘌𝘕𝘋)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang