Chapter 21 · Geoduck

5.9K 820 144
                                    

🥨

____________________

Dapur Celestial Hotel sudah lengkap dengan staf-nya bahkan 15 menit sebelum prepare dimulai. Koki inti dan kepala dapur sedang berkumpul di salah satu meja panjang dining hall untuk brainstorming—curah pendapat. 

Aku duduk berseberangan dengan Chef Raka di meja panjang. Ada sosok lain yang bukan anggota dapur terselip disitu. Mas Yusuf, sang general manager.

"Jadi gimana, pe-er kalian semalam. Sudah ada ide dish untuk diajukan saat event nanti?" Chef Raka membuka awal curah pendapat sore itu. 

Lelaki itu mengedarkan pandang sebelum melanjutkan, "Mas Yusuf disini sudah siaga untuk mendata bahan apa saja yang kalian butuh, jadi bisa kita mulai dari... yang paling penting dulu deh, desserts. Wendy?" 

"Ya, Chef..." suara Ciwen berkumandang, mata lancip perempuan itu melengkung dalam sebuah senyuman. "Untuk dessert di main hall, saya ada dua dish pilihan. Pertama, Molten Lava Cake, ini cocok untuk tamu yang suka makanan manis, soalnya pake milk chocolate dan topping gula halus. Lalu, Dark Choco Tart, cocok kalo mau kudapan yang agak pekat dan berat, saya usahakan less sugar juga jadi aman untuk pasangan manula yang rentan diabetes. Untuk café, sudah saya siapkan beberapa batch Chocolate Macaroons."

Chef Raka mengangguk-angguk puas mendengar ide masakan Ciwen, sementara Mas Yus sibuk mencatat di sebuah notes kecil.

"Tiga menu sekaligus, kamu sanggup, Wendy? Mau saya kasi tenaga tambahan?" tawar Mas Yus.

"Boleh banget, Mas!" Ciwen menerima dengan senyum merekah.

"Oke sip, nanti saya tarik anak produksi dari café. Bahan-bahannya, sudah ada semua? Atau perlu tambahan lagi?"

"Butuh gula halus sih, Mas. Nanti saya WA aja bahan lain yang dibutuhin."

"Mantap, Wendy... silahkan dilanjut, Chef," tutup Mas Yus yang disambut anggukan balasan oleh Chef Raka.

"Vion, kamu ada ide apa untuk dish pasta-nya?" Perhatian kepala dapur kini beralih ke salah satu koki muda, Vion.

"Saya mau bikin Fettuccine Alfredo sebagai main dish, Chef. Rasa pasta tebal yang creamy itu biasanya jadi comfort food buat pasangan yang sudah berhubungan lama. Saya rasa cocok untuk event valentine sekarang," jabar Vion.

"Hmmm gitu. Kenapa fettuccine? Kok nggak spaghetti aja, sesuai stok kita?" tanya Raka.

"Saya mau coba masak pasta tebal, Chef. Nggak boleh?"

"Gimana ya... Mas Yus, apa boleh Vion bikin menu dish pake fettuccine?" Raka bertanya kearah general manager yang sedang asyik menonton interaksi mereka.

"Kamu pingin masak pake fettuccine, Vion?" Mas Yus balik bertanya.

"Iya, Mas." Vion menjawab dengan serius.

"Pingin aja... apa pingin banget?"

Seisi meja sontak menahan tawa. Vion adalah koki paling serius di dapur ini, melihatnya diusili oleh dua atasan sekaligus merupakan hiburan langka bagi kami.

"Udah puas ketawanya?" sindir Vion kearah udara kosong. Aku menggigit bagian dalam pipiku agar tidak semakin terbahak.

"Hahahah. Oke, Vion, boleh deh. Kamu mau pake fettuccine kek, kwetiau kek. Apa aja boleh. Nanti saya sampaikan ke anak logistik." Mas Yus memutuskan ringan setelah puas terkekeh.

Cooking Space (𝘌𝘕𝘋)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang