Happy Reading...
Aku terluka, bukan karena cinta atau patah hati. Ini adalah rasa sakit yang lebih menyakitkan dari segala luka yang pernah ada, setelah kehilangan aku di hadapkan pada kenyataan yang mampu membuat separuh duniaku ikut mati terbawa pergi
~°~
Masih dengan luka, setalah kenyataan pahit terdengar jelas di pasang telinga zahwa, kini zahwa merasa bahwa tak ada lagi hidup tak ada lagi pengharapan saat satu harapan berharganya telah pupus sudah bahkan kehadiran seorang irfan pun yang dua minggu lebih kemarin di rindukannya tak lagi membuatnya merasa bahwa hidupnya lebih membaik
Setelah shubuh tadi mandi dan keramas zahwa kini hanya duduk di sofa dekat jendela besar itu hal ini seperti menjadi kebiasaannya sejak pulang dari rumah sakit, masih dengan tatapan kosong dan menunggu mentari itu terbit walau cuaca pagi ini begitu dingin namun zahwa tak terusik dengan itu bahkan jendelanya sengaja di buka agak ia merasakan dinginnya hari ini
Irfan masih belum pulang setelah tadi pamit untuk pergi ke masjid shalat shubuh berjamaah, sejujurnya irfan sangat menyesal telah meninggalkan zahwa kemarin sampai harus di hadapkan pada titik ini walau memang irfan tau lambat laun kenyataan ini akan zahwa ketahui, jangan di tanya soal sedih keadaan ini bahkan jauh lebih menyakitkan baginya
Sementara anak-anak di bawa mama dan papa irfan, sejak semalam para orang tua memutuskan untuk pulang mungkin siang ini atau besok-besok akan kembali untuk menjenguk zahwa
Tukk.. Tukkk.. Tukkk
Sangat jelas terdengar suara ketuka di pintu kamar namun zahwa tak berniat berkata apapun, dan tanpa di suruh pun orang tersebut masuk dan tak perlu zahwa menengok zahwa sudah tau siapa yang baru saja masuk ke kamarnya itu adalah irfan sebab wangi parfum maskulin irfan sudah khas di indra penciuman zahwa
"Sayang kenapa di situ, dingin wa. Hijab kamu mana aku pakein yaa," ujar irfan
Lalu kemudian beranjak menuju lemari untuk mengambil hijab besar zahwa agar zahwa merasa hangat dengan hijabnya tersebut, setelah menemukan hijabnya lalu irfan memakaikannya dan zahwa masih tak bergeming bahkan sorot matanya masih kosong melihat ke arah luar. Selesai memakaikan hijab irfan kembali beranjak dan mengambil selimut tebal dan membungkus tubuh ringkih zahwa yang semakin kurus dengan selimut tadi tanpa pikir panjang irfan ikut duduk di samping zahwa dan memeluk zahwa erat sangat erat, irfan pun menyandarkan kepala zahwa pada dada bidangnya
"Jangan sedih terus sayang cukup wa, aku minta maaf aku salah maafin aku ya! Cup" satu kecupan mendarat di kening zahwa
Dengan masih setia tangan irfan mengusap-usap puncak kepala zahwa dan tanpa irfan sadari air mata zahwa meleleh, rasa haru, rindu, luka, kecewa semuanya terasa campur aduk
Masih dengan posisi yang sama walau kini matahari mulai terbit tapi irfan tak betah dengan posisinya yang sekarang selain hangat, ini juga posisi nyaman walau tak ada pelukan balasan tapi setidaknya dia mampu menguatkan zahwa bahwa dirinya masih tetap disini menemaninya dam mendampinginya sampai maut memisahkan
"Kalo kamu mau cerain aku cerain aja mas" ujar zahwa tiba-tiba
Setelah sekian lama akhirnya zahwa berbicara namun betapa terkejutnya irfan mendengar kata cerai keluar dari mulut istrinya itu sungguh irfan tak pernah berpikir sampai sejauh itu, sejenak irfan melepaskan pelukannya dan mendongak melihat wajah zahwa yang masih tetap cerah walau matanya sayu
KAMU SEDANG MEMBACA
KAULAH IMAMKU [Completed]
Teen FictionMencintai dengan sederhana walau pada awalnya prihal perjodohan yang tak pernah di sangka. Rasa haru yang menelusup jiwa memberi ruang untuk di singgahi bukan sementara namun selamanya --Khairunazzahwa_Almira Kamu adalah imamku yang harus aku pat...