BRUKKK
"Astagfirullah hal Adzim"
"Yaampun nak, mana yang sakit sayang??" tanyaku panikTiba-tiba aku di buat kaget karena tanpa sengaja caca terjatuh tepat setelah dia mau keluar dari ruangan ini sepertinya kaki caca keserimpet yang akhirnya membuatnya terjatuh dan lututnya sedikit memar untung tak sampai berdarah
Ku pangku dia kegendonganku agar dia tenang walau tangisnya belum juga reda sementara tachi dan vita mengambilkan kompresan air es di belakang. Sambil nunggu kompresan datang ku dudukan caca di sofa dan ku lihat lututnya ku tiup-tiup berharap sedikit mengurangi rasa sakitnya
"Sakit sekali gak sayang??" tanyaku dengan penuh khawatir
"Sedikit bunda, caca mau pulang bunda" pintanya
"Hmm ya sudah sayang tapi kompres dulu ya lututnya??" tanyaku dan hanya di jawab anggukkan kepala olehnya
Tak lama kemdian tachi dan vita pun datang dengan membawa kompresannya, kemudian akupun mengambil handuk kecilnya setelah mencelupkannya kedalam wadah yang berisi air es kemudian akupun mengomprekannya pada luka memar di lutut caca, lalu ku meminta tolong pada tachi untuk memegang kompresannya sementara aku membereskan pekerjaanku untuk ku bawa pulang ke rumah dan mungkin aku akan lembur malam ini
"Caca lain kali hati-hati ya jangan lari-lari kan kak tachi bilang juga," jelas tachi memberi nasihat
"Iyaa kaka maafin caca yaa,"
"Sudah tidak apa-apa, tapi lain kali hati-hati ya,"
"Iyaa kak:)"
"Yaudah yuk pulang ca,"
"Chi titip cafe ya.""Siap mba," ujarnya dan aku hanya membalasnya dengan senyum
Lalu ku gendong caca untuk kita pulang dengan tangan kanan membawa dua tas sekaligus tasku dan juga tas laptop, sebelumnya aku sudah memesan taksi dan ternyata saat keluar taksinua sudah menunggu lalu akupun dengan caca langsung masuk ke dalam mobil taksi tersebut
Saat masih dalam perjalanan adzan dzuhur berkumandang dan caca saat kulihat dia sudah terlelap tidur dalam pelukanku
Tiba-tiba taksi berhenti ku kira sudah sampai tapi ternyata belum, saat ku tanya pada drivernya di depan sedang lampu merah
Kemudian taksi pun mulai melaju kembali, saat caca masih tertidur ku coba melihat lututnya yang tadi sempat memar karena terjatuh, aku di buat kaget saat melihat memarnya mulai mengungu dan sedikit bengkak apa sekerat itu benturannya tapi gak ayal sih karena tadi caca larinya lumayan kenceng juga, alamat di introgasi sama tuan raja ini mah
Tak lama kemudian mobilpun berhenti karena sudah sampai di tujuan, setelah membayarnya akupun langsung turun dengan masih menggendong caca karena dia masih bahkan semakin terlelap dalam gendonganku
Karena pintu terbuka akupun langsung masuk saja dan ternyata di ruang tamu memang sedang kumpul semuanya
"Assalamu'alaikum.." seruku
"Wa'alaikum salam," jawab mereka semua serempak
"Loh nak mama kira nanti pulangnya sore," ujar mama saat aku sedang menyalami tangan para orang tua takdzim begitu juga pada kak rania dan mas tio
"Caca tadi jatoh ma dia minta pengen pulang jadinya wawa pulang," jawabku
"Caca jatoh?? Terus dia gak apa-apa kan??" tanya mama lagi penuh khawatir
"Cuma memar lututnya ma, tapi dia gak nangis kok tadi,"
"Syukurlah, yaudah bawa ke atas aja tidurin dia kasihan," titah mama
KAMU SEDANG MEMBACA
KAULAH IMAMKU [Completed]
Teen FictionMencintai dengan sederhana walau pada awalnya prihal perjodohan yang tak pernah di sangka. Rasa haru yang menelusup jiwa memberi ruang untuk di singgahi bukan sementara namun selamanya --Khairunazzahwa_Almira Kamu adalah imamku yang harus aku pat...