Mencintai dengan sederhana walau pada awalnya prihal perjodohan yang tak pernah di sangka. Rasa haru yang menelusup jiwa memberi ruang untuk di singgahi bukan sementara namun selamanya
--Khairunazzahwa_Almira
Kamu adalah imamku yang harus aku pat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langsung aja yukk ahhh Cekidott😀😁
"Heii bangun jam berapa ini?? Kebiasaan deh suka bangun siang!" suara seseorang yang mulai bisa ku dengar ketika ku membuka mata ternyata ibu "Ibu.. Wawa masih ngantuk, jam berapa ini??" tanyaku dengan suara serak khas orang bangun tidur dan sambil mengucek-ngucek mata menstabilkan penglihatan "Udah siang wa. Jam delapan bukannya hari ini kamu juga harus ketemu WO??" tanya ibu "Yaampun ibuuu... Wawa lupaa!" ujarku langsung bangun dari sofa karena sejak semalam aku tertidur di sofa
Setibanya di kamar langsung ku buka lemari cari baju dan hijab, setelah itu langsung masuk kamar mandi dengan gerakan seribu bayangan selesai mandi langsung pakai baju hijab dan sedikit polesan bedak saat lagi pilih-pilih sepatu ponselku berbunyi akupun langsung beranjak dan mengambilnya di nakas karena sedang di isi baterai
Irfan Is Calling...📞
Assalamu'alaikum -- Bukanya
Wa'alaikum salam -- jawabku
Kemana aja sih? Dari semalam bahkan sore di kontek gak respon, kamu respon malah udah tidur sayanya -- jelasnya panjang lebar bak petasan mercon
Maaf.. -- kataku merasa bersalah
Hmm.. Yaudah gak apa-apa, hari ini jadi kan??
Iyaa, ini aku udah siap!
Yaudah tunggu 15 menit saya segera sampai
Aku tutup ya!!
Iya, assalamu'alaikum
Wa'alaikum salam
Ketika akan memakai sepatunya ku lihat kelingking jari kaki ku berdarah lagi dengan segera akupun mengambil kotak P3K di Lemari dekat ral buku, setelah mendapatkannya ku langsung mengobatinya dengan perlahan-lahan karena ketika akan di lap darahnya pakai alkohol rasa dingin tapi di dalam lukanya perih nyeksrek kalo kata orang sunda mah
Setelah di rasa bersih ku baluri dengan obat merah dan langsung di perban, selanjutnya tinggal di pakaikan sepatu namun ketika sudah masuk rasa sakit pakai banget sejenak aku terdiam sambil mengipas-ngipasi pakai tangan walau gak berefek apapun dan akhirnya aku memutuskan untuk memakai sendal yang talinya belibet walau malas dan jarang di pakai tapi untuk kali ini terpaksa harus pakai sandal tersebut
Sampai akhirnya terdengar ada mobil masuk ke halaman rumah aku pun beranjak dan melihat dari jendela ternyata benar itu irfan, ku langsung sambar tas kesayanganku juga ponsel yang masih berpegangan erat dengan powerbank karena sejak semalam baterainya sedikit. Ku turun ke bawah menuju ruang tamu dengan berjalan pelan-pelan karena demi allah ini sakit dan nyut-nyutan satu per satu anak tangga ku turuni, sesampainya di ruang tamu ku lihat ada ibu dan juga kak kelvin yang sedang mengobrol dengannya sementara ayah sudah berangkat menuju jogja untuk bertugas dan zulfhi ia juga sedang pergi ke pusat kota untuk membeli beberapa buku untuk bahan kuliahnya
"Yaudah bu, vin! Saya langsung saja pergi zahwa nya takutnya nanti kesiangan," ujarnya "Yaudah hati-hati yaa di jalannya jangan ngebut-ngebut," nasihat ibu "Iyaa ibu," jawabku dan mas irfan berbarengan