Mencintai bukan prihal bagaimana kamu mempertahankan egomu namun mencintai itu bagaimana kamu memahami mengerti dan mengalah untuk pasanganmu. Saat riak-riak pertengkaran tak juga lerai sebab ego selalu kamu utamakan
--Salam Rindu--
Selesai shalat subuh sebelum membantu bibi di dapur ku putuskan untuk melihat gita terlebih dahulu di kamar tamu sementara mas irfan dia shalat di masjid dan belum kembali mungkin ada kultum dulu
Setelah ku ketuk beberapa kali namun tak ada sahutan karena takut terjadi apa-apa ku putuskan untuk masuk saja, dan tepat saat ku membuka pintu rasa cemas itu kemudian luntur seketika ketika melihat gita sedang khusyuk berdoa karena takut mengganggu akupun duduk di pinggiran kasur menunggunya selesai berdoa
Tak lama kemudian dia selesai berdoa dan membereskan mukena beserta sejadahnya
"Ehemm.. Calon mama doa nya khusyuk banget yaa.." godaku
"Ehh wawa, kamu ngagetin aja sihh," ujar gita
"Kamu pagi ini mau makan apa?? Si dedeknya mau sesuatu gak??" tanyaku lagi senang
"Emmm.. Lagi gak pengen apa-apa sih,, tapiii... Makan yuk laper...hehehe" beritahunya nyengir kuda
"Dasar masih aja ya,, yaudah yuk bibi kayaknya udah masak juga," beritahuku
Kemudian kamipun berjalan beriringan menuju ruang makan, dengan perlahan satu per satu undakan tangga terlewati dan sampailah di ruang makan yang ternyata udah tersedia beberapa masakan bahkan yang tadinya aku mau bantu tapi ternyata udah selesai semua sama bibi
Ku persilahkan gita duduk sementara aku ke dapur untuk mengambilkan beberapa buah yang sudah di potong-potong yang semalam di comot sama mas irfan, saat di dapur ternyata ku lihat bibi masih siapkan sayur sop pesanan mas irfan untukku kemarin sore karena katanya aku harus belajar makan lebih banyak sayuran
"Ehemm.. Cup," seseorang mengagetkanku dan dengan tiba-tiba mencium puncak kepalaku dan aku tau siapa pelakunya
"Dasar kebiasaan deh,"
"Aku seneng kamu udah kayak dulu lagi," ujarnya dan aku hanya tersenyum kecil mendengarnya
"Demi kamu, anak-anak, dan orang tua kita," beritahuku
Cup..
Cup..
Cup..
"Ihhh kamu, ada bibi mas malu tau," kataku
"Alahh biasanya juga malu-maluin kok,"
"Ihhh dasar ngeselin deh" dengusku
"Yaudah yuk makan, gita udah nungguin juga kan," ajakku kemudian
Sesampainya di ruang makan, setelah menyapa gita kemudian kami makan sarapan pagi bersama. Dalam keheningan dan tiba-tiba saat sedang makan bel dan beberapa kali ketukan pintu terdengar membuatku mengharuskan beranjak dulu dan melihat siapa yang datang sebenarnya ada bibi cuma bibi juga sedang sarapan
"Pagi-pagi gini emang suka ada yang bertamu ya fan?" tanya gita pada irfan saat zahwa pergi ke depan membukakan pintu
"Enggak juga sih, ini aja heran siapa yang pagi-pagi begini bertamu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAULAH IMAMKU [Completed]
Fiksi RemajaMencintai dengan sederhana walau pada awalnya prihal perjodohan yang tak pernah di sangka. Rasa haru yang menelusup jiwa memberi ruang untuk di singgahi bukan sementara namun selamanya --Khairunazzahwa_Almira Kamu adalah imamku yang harus aku pat...