1

7K 221 3
                                    

Tahun ajaran baru dan aku sekarang kelas 12 atau dulu dikenal masih SMA. aku pilih kelas bahasa Bukan karena malas belajar tapi memang aku ga pernah punya cita-cita jadi seorang dokter ataupun jadi seorang akuntan atau apalah. Aku hanya mengikuti alur hidupku seperti ini saja.

"Kekantin yoookk laper ntar ga fokus dikelas" itu suara Reki teman sekelasku tahun kemarin karena tahun ini kami beda kelas

"Yookk sekalian ketemu sama yang lain kan sekarang kita beda kelas semua" ucapku dan berjalan menuju kantin sekolah

Kantin ini letaknya bersebrangan dengan lapangan basket ya seperti sekolah pada umumnya tidak ada yang menarik dari bangunan sebuah sekolah bukan.

"Yoeeeeellll....." dari jauh aku sudah mendengar suara cempreng milik Luna sangat beda jauh dari makna namanya duh

"Heiii udah pesan belum?" yang ini suara kalem dari Sera maklum dia orang jawa tengah hanya ikut orangtuanya yang kebetulan menjadi tentara dan ditugaskan dikota ini

"Gw sama Reki sih udah kalian pesen aja sana" ucapku

Setelah makanan yang kami pesan datang aku dan temanku saling bercanda dan bertingkah konyol jadi memang sudah jadi kebiasaan dikantin kalau kami datang suasana akan menjadi sangat kacau karena candaan kami berempat.

"Ehh iya kemarin bokap baru pulang dan suruh kalian semua dateng kerumah" ucapku saat kami semua sudah bersiap memasuki kelas karena jam pelajaran sudah akan dimulai

"Oke ntar kita ikut bareng lo aja jadi sopir suruh langsung jemput kerumah lo" kata Luna dan ditanggapi anggukan serempak dari Reki dan Sera

Kami pun masuk kedalam kelas, aku memang lebih suka duduk dibangku paling pojok. Lagi-lagi bukan karena aku tidak pandai tapi karena lebih nyaman duduk seorang diri.

Pelajaran hari ini memang belum dimulai karena baru hari perrama masuk sekolah jadi hanya perkenalan yang tidak begitu penting.

"Yoel kamu dipanggil kepala sekolah sekarang" kata pak Joko dan aku mengangguk lalu keluar kelas

Sampai didepan ruangan kepala sekolah aku mengetuk pintu beberapa kali dan kemudian aku melangkah masuk. Ternyata ada beberapa orang didalam ruangan kepala sekolah.

"Oh Yoel sudah disini, kenalkan dulu ini siswi baru jadi bapak minta tolong untuk menemaninya masuk kelas dan memperkenalman tentang sekolah kita ini" aku memperhatikan perkataan bapak kepala sekolah

"Baik pak, halo saya Yoel salam kenal" ucapku ramah dan mengukurkan tangan

"Hai namaku Sheren, maaf merepotkan" ucapnya dan melempar senyum padaku

Setelah pamit aku keluar dari ruangan kepala sekolah dan menemaninya masuk kedalam kelas karena kebetulan dia sekelas denganku. Sampai dalam kelas semua mata tertuju pada kami berdua termasuk pak Joko. Setelah diminta memperkenalkan diri pak Joko menyuruhnya duduk dibangku yang kosong. Tentu aja itu pasti bangku sebelahku, dan aku melempar senyum tanda memperailahkannya untuk duduk disebelahku.

Jam istirahat aku keluar kelas menuju kantin tempat biasa berkumpul dengan teman-teman kacauku itu.

"Lu udah gw pesenin soto ayam sama es jeruk jadi duduk aja" kata Luna yang melihatku datang

"Thanks Lun..."

Kenapa sih lo masuk kelas bahasa pada otak lo ga bodo-bodo banget"

"Gw emang pinter dan lo yang bego ngapain nanyain itu mulu kampret" jawabku sarkas karena mereka memang sudah tau alasanku yaitu tidak mau terlalu sibuk

"Hahaha njir lo main kasar mulu"

Makanan yang dipesan sudah mendarat dengan sempurna dihadapan kami. Dan kami langsung semangat memakannya.

"Ehhh itu siapa kok gw kaya baru liat... El itu tuh"

"Uhuuukkk uhuuukkkkk..." aku benar-benar tersedak mendengar ucapan Reki

"Shitt gw lupa ngajakin dia" ucapku dan berlari kearah tatapan Reki

"Sher sheren.... yukk bareng sekalian gw kenalin sama teman yang lain"

"Eeee gw ga enak..."

"Udah ikut gw sini" reflek aku menarik tangannya mengikuti langkahku dan kembali kemeja fadi

"Hehhh makan mulu lo... ini kenalin dulu murid baru namanya Sheren... dan Sheren kenalin ini temen-temen gw mereka asik kok semoga lonbetah juga temenan sama mereka yang kacau" mereka pun saling berkenalan ya karena aku dan teman-teman memang tidak pernah memilih dalam hal perremanan

"Lo sekelas sama sibatu?"

"Hah batu? Maksudnya?" Sheren kebingungan dengan pertanyaan Sera yang tiba-tiba

"Eheheh bingung ya.. sibatu itu ya Yoel kita bilang begitu soalnya dia itu ga bisa disentuh kecuali dia yang mau membuka diri buat orang lain masuk dihidupnya" Reki menjekaskan pasa Sheren dan tertawa setelah melihat ekspresiku

"Ehh kamprett kenapa lu pada ngomongin gw woiiii lu kira gw batu beneran apa" umpatku kasar

"Ya biar Sheren tau kelakuan lo dan ga kaget ketemu orang model lo yang hidup didunia kita"

"Halaaahhh alesan lo doang kan..." belum sempat selesai sudah ada yang menepuk punggungku dan aku menoleh kebelakang

"El itu disuruh ke ruang OSIS buruan udah pada kumpul" kata temanku dan lalu pergi

"Hidup gw ga bisa santai dikit kayanya.. gw cabut dulu" ucapku dan pergi meninggalkan mereka begitu saja tanpa pamit

"Tuh beneran kan apa gw bilang dia itu batu.." kata Luna pada sheren yang keheranan dan ikut berdiri mengejar El

"Tapi tenang aja El itu aslinya baik dan perhatian banget kok" kata Sera menambahi

"Ehh iya lu pindahan dari mana?" Reki mengalihkan oembahasan

"Gw dari sekolah Jayadipta" jawab Sheren

"Laahh masih satu kota ngapain pindah mana udah mau lulus juga kan"

"Eem ada alasan yang belum.bisa ge ceritain sekarang" jawab Sheren sedikit menunduk

"Okeee santai aja ga usah dibahas lagi soal itu pokoknya sekarang kita temenan jadi jangan sungkan kalo ada perlu apa-apa lo bisa hubungin salah satu dari kita" Sera menegaskan kalau sheren diterima oleh mereka semua

Aku sedang diruang OSIS ada rapat mendadak untuk membahas peraturan baru disekolah ini. Menjadi anggota OSIS memang sangat melelahkan bahkan sering kali meninggalkan beberapa jam pelajaran dan aku harus mati-matian mengejar ketertinggalan untuk mendapat nilai bagus demi cita-citaku untuk kuliah diluar negeri.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore aku keluar kelas dan menuju parkiran mobil menunggu ketiga temanku karena kami akan kerumahku.

Aku melihat gadis itu berdiri didekat gerbang sekolah dengan memegang ponselnya seperti berusaha menelpon. Saat itu juga ketiga temanku sudah berjalan kearahku dan segera masuk kedalam mobil karena diluar memang sangat panas hari ini. Segera kujalankan mobil untuk pulang tapi entahnkenapa aku berhenti dan ketiga temanku bertanya. Tanpa menjawab mereka aku turun dan berlari kearah gadis itu.

"Lo belum dijemput atau pulang sendiri?" gadis itu sedikit terkejut melihatku

"Ohh eee harusnya dijemput sopir tapi belum dateng kayanya macet dijalan"

"Mau gw temenin soalnya sekolah udah sepi banget dan ga tau kan sopir lo datengnya kapan"

"Ehh ga ga usah... lo pulang aja kasian tuh mereka nungguin"

"Huuumm oke deh gw jalan dulu"

Aku kembali masuk kedalam mobil dan melanjutkan pergi pulang kerumah. Mereka bertiga tidak heran melihatku karena terkadang aku dengan suka rela mau membantu teman yang memerlukan.

.

.

Perjuangan Cincin Jari ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang