16

1.2K 93 0
                                    

Sheren POV

Aku memang sengaja datang ke pernikahan Reki karena aku tau dia pasti datang juga. Sebelum ini aku tidak pernah berani bertanya ataupun menghubungi sahabatnya. Karena aku tau ketiga sahabatnya akan sangat membenciku.

Tapi tidak dengan pertemuanku dengan Reki dan Sera dipantai dua minggu yang lalu.

"Maaf..." aku mengucapkan kata itu dihadapannya

"Gw udah ngelupain semuanya, kenapa lo mau keremu gw lagi sekarang, belum puas juga huhh" nada suaranya yang masih menyimpan amarah

"Aku mau ngejelasin semuanya dari awal, aku tau kalau ini terlambat tapi setidaknya aku udah ngomong ini"

"Lo belum cukup bikin gw menderita Sheren, apa gw harus mati didepan lo biar lo puas!!" hatiku teriris mendengarnya berbicara sekasar ini

"Please El dengerin aku sekali ini aja, setelah itu silahkan kalo kamu mau caci maki aku, atau balas semau kamu aku terima" pintaku dengan sangat padanya

"Argghh shitt bahkan sampe sekarang gw ga bisa nolak lo....  oke gw dengerin" ucapnya dan merubah posisinya sekarang dia duduk diatas tempat tidur

"Aku tau kamu menderita bahkan depresi waktu itu, om Cavin yang cerita ke papi.. dari situ aku tau bagaimana kamu menjalani hari-harimu, sekali lagi aku mau minta maaf langsung dihadapan kamu.. aku mutusin hubungan kita waktu itu karena aku ngerasa kotor, aku ga pantes buat orang sebaik kamu.." aku menjeda memberiku ruang untuk mengingat kejadian terkutuk itu

"malam itu aku pergi buat acara perpisahan sama temen kampus.. yang aku sadar ga makan atau minum apapun yang mengandung alkohol.. tapi malam itu aku ngerasa semuanya jadi berat dan kenapa aku bisa ga sadar.. bahkan paginya aku bangun dihotel sendirian ga ada seorangpun disana.. tapi yang aku sadar dan ketahui adalah aku kehilangan sesuatu yang sangat aku jaga.. kamu tau disitu aku hancur hidup aku seketika berantakan.. sampe tiga bulan sebelum wisuda aku dinyatakan hamil.. dan aku ga kasih tau siapapun.. aku simpen itu semua sendirian.. sampe setelah wisuda aku bilang ke papi dan mami.. mereka kasih aku semangat untuk hidup dan aku ga mau nyusahin kamu saat itu.. aku udah ga pantes buat kamu El... " aku sudah tidak sanggup lagi bersuara dan tangisku pecah sedari tadi

El hanya diam tidak memberikan pergerakan. Aku sudah pasrah menerima semua yang terjadi.

"Siapa?" aku bingung dengan pertanyaanya

"Siapa yang ngelakuin itu?" dia memperjelas

"Marco Maverick" aku menyebut nama itu karena memang pria itu yang sudah menodaiku setelah berkali-kali kutolak perasaannya

"Kasih gw waktu buat berpikir"

"Ambil sebanyak yang kamu perlu El"

"Boleh gw tanya satu hal?"

"Tanya aja aku pasti akan jawab semua pertanyaan kamu"

"Apa masih ada gw dihati lo Ren?" aku tidak menduga bahwa pertanyaan itu yang terlontar dari bibirnya

"Selalu ada Yoel Sean Louis" aku menangis sejadi jadinya

Gerakannya sangat cepat dan tiba-tiba menarikku kedalam pelukannya. Ya tubuh ini memelukku dengan sangat erat bahkan tangisnya pun membasahi pundakku, kurasakan badannya ikut bergetar.

Kubalas pelukannya kubelai lembut punggungnya. Entah apa lagi yang akan terjadi berikutnya.





Setelah malam itu aku sedikit merasa lega karena sudah jujur mengatakan semuanya pada Yoel. Aku juga sudah menceritakan pada papi dan mami.

Yoel belum aku ketahui kabarnya karena setelah malam itu dia pamit untuk pergi. Dan sudah satu minggu ini aku selalu menunggu kabarnya. Berharap semuanya bisa kembali karena aku memang masih sangat mencintainya.

"Hai... "aku tersentak mendengar suaranya

"I miss you" ucapnya aku terdiam masih tidak percaya

"Peluk biar percaya kalau aku nyata dihadapan kamu" tanpa ragu lagi aku benar memeluknya dan mencium aroma khas dari parfum kesukaannya yang tidak pernah berubah

"Aku sudah berpikir dan hari ini aku mau kamu mendengar keputusanku, tapi sebelumnya maaf kalau aku menghilang terlalu lama"

"Selalu menunggumu" lalu dia melepaskan pelukan dan menatap wajahku

"Jujur aku sangat kecewa dan ya kamu tau apa yang terjadi padaku dulu.. tapi aku juga tidak akan membohongi diriku lagi.. sampai detik ini aku masih sangat mencintaimu Sheren" perkataannya berhasil membuat relung hatiku mengembang lagi

"Aku juga mencintaimu" balasku

"Kali ini aku tidak akan melepaskan cintaku lagi, ijinkan aku menjagamu dan menjaga hatimu"

Aku sudah tidak bisa berkata-kata karena semua ucapannya sangat membuatku bahagia. Dikecupnya lembut bibirku kali ini ciuman penuh cinta. Hangatnya terasa sampai kealiran darahku. Doaku terkabul bisa melihatnya lagi.

Yoelku yang dulu telah kembali, satu-satunya orang yang aku inginkan menemani disisa umurku.

"Aku mau bertemu dimana dia?"

"Bertemu siapa?" tanyaku bingung

"Anak kamu"

"Tidur dikamar kamu mau melihatnya?"

"Oke siapa namanya?"

"Junior Abrisam Matthew, panggil saja Sam"

"Biarkan dulu tidur, berarti sekarang kita punya waktu heemmm" katanya dengan lirikan genitnya

Kami berdua menghabiskan waktu berdua ditaman belakang rumah. Entah sejak pagi rumah ini terasa sepi karena papi dan mami tiba-tiba pergi dan bibi katanya belanja keperluan dapur tapi tidak kunjung kembali.

Aku menatapnya lekat karena dia yang selalu saja mengisi kepalaku dan juga hatiku. Sekarang tidak ada lagi pertanyaan karena dia sudah bersamaku dan jarak yang sangat sedekat ini. Senyum yang selalu mengembang menghiasi wajahku hari ini.

"Mmmm ma..." kami berdua terkejut karena suara Sam anakku yang sudah berada dibelakang kami

"Sudah bangun huumm sini sayang" aku berdiri dan menggendongnya El juga ikut berdiri melihat kearah Sam

"Hai boy..... loh ini anak kamu?" El menatap Sam dan menatapku mengerutkan dahinya

"Hmm iya kamu udah ketemu dipantai waktu itu, bahkan kamu menyelamatkan nyawanya" aku mengingatkan tentang kejadian dulu

"Kamu belum menceritakan hal itu"

"Nanti aku ceritakan ya sekarang mau bantu aku gendong Sam, aku mau buatkan susu dulu"

"Mom...." tanpa diperintah Sam mengulurkan tangannya pada Yoel dan panggilan itu membuatku kaget juga

"Yuk sini.... mau susu yah tunggu mama oke" El juga meraih Sam dan mengendongnya lalu tersenyum padaku

Saat didapur membuatkan susu untuk Sam ponselku berdering dan itu panggilan dari mami. Mami bilang sedang dalam perjalanan pulang bersama dengan papi. Aku lalu memberitahu kalau sedang ada Yoel dirumah. Mami terdengar sangat senang dan meminta untuk menunggunya.

"Kamu ada acara hari ini?" tanyaku dan mengambil alih menggendong Sam

"No mama mau sama mom" Sam menolak dan mengalungkan tangannya dileher El aku dibuatnya keheranan kenapa Sam bisa mau dengan orang yang baru dikenal

"Biar aku aja sini" El meminta botol susu yang aku pegang dan memberikannya pada Sam

Aku senang melihat pemandangan ini dua orang yang sangat berarti dihidupku. El terlihat menyukai Sam begitu juga sebaliknya mereka terlihat sangat akrab. Apalagi saat El dengan sengaja menarik botol susu Sam dan menggodanya. Suara tawa mereka terdengar sangat indah ditelingaku.
.
.
.

.
.

Perjuangan Cincin Jari ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang