"El... woiiii eeeeelll" teriak Luna
"Apaan sih ga usah teriak gw ga budek kali Lun" jawabku
"Eehh gw manggilin lo dari tadi masalahnya.. lo kenapa ada masalah? Maag lo kambuh??"
"Ngga gw biasa aja kok cuma ngantuk doang"
"Bohong lo.. gw kenal lo udah lama dan gw ngerti lo lagi ga baik-baik aja sekarang.."
"Iya nanti gw cerita tapi sekarang mau basket dulu cari keringet"
"Kebiasaan nih anak nyelonong gitu aja" masih kudengar celotehan Luna dan aku berlari ketengah lapangan bergabung dengan anak basket lainnya setelah mengganti pakaian
Semenjak masuk sma aku memang bergabung dalam tim basket dan memang menjadi tim inti disetiap perlombaan karena memang aku seorang kapten basket putri.
"Ehh itu Yoel main nonton yuk"
"Sempurna banget sih itu manusia"
"Rela deh lesbian asal sama dia"Ya selalu begitu saat melihat kami tim basket sekolah sedang berlatih atau sekedar mengisi waktu luang karena bosan pelajaran dan tugas. Lapangan seketika penuh dengan sorak sorai siswa.
"El masuk"
"Oper depan"
Ya seperti itulah selama dilapangan kami fokus bermain karena memang sudah hobby juga.
BRUUUKKK !!!!
"Aaaahhh sial... "
"El lo gapapa bisa lanjut ga?" Ya memang aku yang terjatuh karena lengah
"Lanjut aja nanggung" kataku dan bangkit berdiri
Permainan selesai aku segera duduk dibangku dan memgang lutut dan juga siku tangan. Benar saja darah banyak keluar padahal sepertinya tadi tidak bakalan parah pikirku.
"Minum dulu nih.. gw bantuin bersihin luka lo" aku tersentak kaget melihat gadis didepanku
"Eee ga usah gw bisa sendiri kok" tapi dia bersih keras sudah membersihkan luka dengan telaten
"Oke thanks ya eemm kenapa lo belum pulang?" tanyaku
"Ngerjain tugas kan kemarin gw ijin jadi minta tugas tambahan aja"
"Oooo pulang sama gw aja mau? Sekalian ucapan terimakasih udah bantuin gw"
"Lo bisa nyetir keadaan gini?" tanya dia balik
"Ya udah yuk pulang udah sore juga tuh yang lain juga pada pulang, dan gw masih bisa nyetir kok Ren" ya aku menyakinkan Sheren karena dari raut mukanya seperti meragukan keadaan kakiku
Sheren mengikuti langkahku dan masuk mobil. Dalam perjalanan dia sesekali melihatku yang sedikit meringis perih karena luka dilutut. Saat sudah dekat dengan rumahnya, Sheren bertanya dan memastikan lagi kalau aku bisa melanjutkan sampai pulang kerumahku.
Sampai depan rumahnya aku langsung pamit pulang saja dan Sheren mengangguk.
"Sore pa.. " sapaku pada papa
"Ehh itu kamu kenapa? Pasti jatoh lagi.. udah diobatin belum El?"
"Udah pa tadi sheren yang bantuin, El keatas dulu ya mau mandi"
Setelah mandi dan mengobati luka aku turun kebawah menemani papa menonton acara berita ditelevisi. Papa memang jarang dirumah karena urusan bisnis, tetapi kalau berada dirumah papa seperti pengangguran seperti ini hanya didepan televisi atau kadang dihalaman belakang merawat ikan kesayangan papa dikolam.
"Pa maksud obrolan kemarin apa El ga ngerti deh"
"Obrolan yang mana?"
"Isss papa gitu deh.. itu loh yang soal jodoh jodoh gitu"
"Papa sih baru ada rencana aja tapi ya semua terserah kamu papa ga pernah maksa kamu"
" El masih mau sekolah trus kuliah pa ga dulu deh kalo soal jodoh"
"Ya udah papa ga akan maksa kamu, buat papa kebahagiaan kamu yang paling penting"
Sheren POV
Disekolah pagi ini beberapa minggu setelah kejadian El jatuh kami sudah disibukan dengan berbagai macam tugas sekolah.
"Ren.. sini yuk tungguin dikantin aja" Sera mengajak
"Oh iya yuk belum ada kelas juga"
"Yoiii kan gurunya pada rapat juga jadi kita bebas"
"Aduuhh capek gw... pak Tono biasaaaa" suara Reki
"Ehh kampret lu pikir dihutan apa.."
"Hahaha kirain telat ehh ga taunya ga ada kelas kan bangkeee"
"Oh iya Ren gimana udah berapa minggu ini kenal sama si El asik kan"
"I iya dia baik kok" jawabku
"Iya dia baiknya kebangetan tapi galaknya juga ngalahin macan laper haduh ampun deh ama itu anak" kata Reki
"Wah bisa marah ya padahal kekiatannya pendiem banget" kataku tak percaya
"Pernah sih sekali dulu waktu baru masuk sma, gara-gara Luna digodain anak cowok kakak kelas sih tapi udah kaya pelecehan gitu.. El marah besar satu sekolah tau kejadian itu.. El memang anak pemilik yayasan tapi dia ga mau dianggap spesial makanya dia banyakin prestasinya.."
"Trus gimana lanjutannya" tanyaku laginpenasaran
"Cowok itu dihajar habis pokoknya.. gw aja ga sanggup misahin tenaga El gede banget kalo lagi marah.. sampe polisi dateng baru dilepasin sama si El.. trus cowok itu dikeluarin dari sekolah dan namanya diblacklist jadi ga bisa sekolah dikota ini.. secara bokapnya si El kan pengusaha yang tajir pake banget.. punya yayasan juga.. tapi setelah kejadian itu si El nyesel terus dateng kerumah cowok itu kalo untuk urusan sekolah itu semua keputusan bokapnya.. " Reki menjelaskannya padaku dan aku mengangguk mendengarnya
"Ehh iya Luna mana?" tanyaku karena tidak melihatnya
"Luna ikut rapat dia kan bendahara OSIS jadi kudu nemplok sama si El secara dia KetOs nya, kalo ga gitu si El bakalan ngambek seminggu sama si Luna" sera memberitahu dan aku terkejut
"Ooh pantes aja dulu El yang disuruh nemenin gw..ternyaya KetOs"
"Jadi gini Ren.. El itu KetOs, kapten basket putri dan anak pemilik yayasan sekolah kita, trus sering menang lomba juga jadi ibaratnya El itu jantung sekolah ini.. udah paket lengkap lah kalo bisa deket sama El.. tapi tenang aja kita jadi sahabatnya sebelum kita tau siapa itu El.." sera menjelaskannya lagi
"Banyak sih yang diceritain tentang El tapi lebih bagusnya lagi lo tanya dia aja.. El pasti jawab kok dia itu lebih suka ditanya langsung" Reki memberitahuku
"Ehh itu dia udah beres rapatnya" ucapku menunjuk El dan Luna yang berjalan kearah meja kami
"Huaahhh pusing gw... " keluh Luna yang menyender dibadanku dan aku teerawa
"Makan sana ntar kumat penyakit lo" Luna berkata pada El yang hanya diam tersenyum melihat tingkah Luna
"Penyakit?" tanyaku yang memang tidak mengetahui
"Tau tuh aneh orang kaya kok penyakitnya maag.. gw yang misqeeenn jadi tersaingi" jawab Reki dengan melebih lebihkan
"Lebaaaayyy lo.. yang kaya bokap gw.. gw masih seonggok daging yang minta minta kebokap" jawab El yang membuatku tertawa melihat gayanya
Setelah jam sekolah selesai kami berlima memutuskan untuk mampir ke rumah El. Karena El tiga hari kedepan sendirian karena papanya pergi keluar kota. Sebenarnya tidak benar-benar sendiri karena ada pembantu rumah dan sopir.
Melihat mereka berempat membuatku merasa memiliki saudara karena dirumah aku hanya bertiga dengan papa dan mama.
Mereka memang sangat akrab seperti saudara dan yang membuatku nyaman adalah sikap mereka yang begitu menghargai masing-masing. Dan tentang El gadis itu memang penuh dengan teka-teki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cincin Jari Manis
RandomJodoh itu apa? Yoel Sean Louis Sheren Joana Matthew