"Udah beres kan yookk berangkat" tanya Reki serelah menutup bagasi mobilnya
"Lo yang nyetir El ntar gantian aja soalnya perjalanan jauh" kata Sera melemparkan kunci mobil padaku
"Malesin banget sih tau gitu bawa mobil sendiri arrgghhh kampret" gerutuku dan tetap saja menjalankan kemudi
Perjalanan sangat lama karena kali ini kami pergi kepantai. Sepanjang perjalanan Reki terlihat sangat senang dan menceritakan bagaimana perjalanan cintanya padaku. Aku memang sangat terhibur dengan cerita dan juga celotehanya yang kadang tidak jelas.
"Huuaahhh capek gw katanya mau gantian malah pada molor" aku turun dari mobil dan memutup pintu dengan kasar agar mereka semua terbangun
"Kok cepet ya udah sampe" kata Sera yang ikut turun
"Kalian tidur woooiii dan gw yang jadi sopir sekarang bawain tas gw kedalem" kataku dan meninggalkan mereka
Selama tiga hari kedepan kami berlibur menempati sebuah villa yang dekat dengan bibir pantai. Villa ini milik kekuarga Luna jadi kami bebas memakainya kapan saja. Aku membuka pintu yang mengarah langsung kepantai. Terpaan angin dan aroma khas pantai seketika menyeruak, kunikmati sejenak lalu membuka mata.
Melihat ombak hari ini sepertinya cocok untuk beraktifitas. Aku segera keluar dan berjalan kepantai meminjam papan surfing pada seorang penjaga villa.
Aku sangat bersemangat dan tak kuhiraukan matahari yang sangat terik dan membakar kulit. Sampai sore hari aku merasa cukup dan kembali ke villa.
"Buruan mandi gw laper nungguin lo" kata Luna sinis
"Hmm ntar gw nyusul aja"
"Sialan tau gitu dari tadi gw tinggalin"
Setelah mandi aku masih diam didalam kamar dan ingatan itu menghampiriku. Kembali dadaku terasa sesak dan buliran air mata itu membasahi pipiku lagi. Aku terisak dalam diam entah kenapa aku sangat mencintainya sampai saat ini.
Entah kapan aku tertidur saat membuka mata keadaan sudah gelap dan terdengar suara mereka bertiga yang sedang berbicara didepan sana. Membasuh wajahku agar lebih segar lalu berjalan menghampiri mereka bertiga.
"Lo tidur apa pingsan lama banget" kata Sera yang melihatku datang
"Capek tau" jawabku asal
"Lo ga habis nangis kan El, mata lo bengkak" kata Luna yang memperhatikan wajahku
"Kena air laut perih tadi" jawabku bohong
"Nih.. kayanya lo butuh" kata Reki menyodorkan sebotol beer padaku
"Thanks Ki lo pengertian banget sih" kataku sambil tersenyum jahil
"Lo belom makan dari siang El jangan cari mati deh" kata Sera
"Emang gw ga laper kok santai aja nyonya Bastian" ucapku
"Ngapain bawa laki gw, kalo lo sakit disini susah rumah sakit jauh kecuali mau gw buang ke laut sana"
Kami menghabiskan malam ini dengan bercanda tawa saling melempar ejekan. Dan benar saja yang Sera bilang sekarang aku merasa perutku sedikit nyeri. Aku tidak memberitahu mereka dan pamit kekamar duluan. Mereka tidak ada yang curiga dengan gelagatku.
"Astaga lo pasti sakit kan... Kiiii Rekiiiii!!" teriak Luna yang bisa kudengar jelas
"Gw bawa ke klinik aja ya" kata Reki
Aku hanya pasrah mengikuti merka yang membawaku ke klinik karena aku sudah sangat lemas tidak bertenaga, hanya sakit yang aku rasakan.
Pagi harinya aku terbangun didalam kamar di villa. Masih terasa sedikit nyerintapi tidak separah kemrin. Aku bangun lalu bersiap kekuar setelah menyegarkan diri.
Kami berempat makan disalah satu resto yang dekat dengan villa. Saat sedang menikmati makananku, tidak sengaja aku melihat kearah pantai. Setelah sekian menit aku memperhatikan ternyata benar ada anak kecil yang sepertinya seorang diri disana. Aku berlari dan mereka bertiga tersentak melihatku dan ikut panik.
Aku berlari sekuat tenaga dan langsung menarik anak kecil itu. Anak laki-laki kecil ini terbaring dan aku berusaha membuatnya bangun. Ketiga temanku juga ikut panik.
"Bawa kemobil El kita ke klinik" kata Reki dan aku menggendong anak kecil itu
"Orang tuanya kemana sih anak kecil begini main dipantai" kata Sera yang tak kalah bingung denganku
"Dokter tolong selamatkan anak ini, sepertinya banyak meminum air laut" kataku dan menatap tubuh anak itu
"Baik sebaiknya anda tunggu diluar"
Kami berempat menunggu dikuar ruangan. Aku tidak bisa tenang dan berjalan mondar mandir dengan perasaan takut dan terlarut dalam pikiranku.
"El bisa duduk aja? Gw makin pusing liat lo begitu" kata Reki
"Kok lama banget sih aduh gw bingung Ki" jawabku
"Lo mendingan ganti baju dulu itu, bisa-bisa lo ikutan sakit" kata Sera
"Gw tunggu sampe dokternya keluar biar gw tenang"
Beberapa saat kemudian dokter yang menangani anak kecil tadi keluar dan bertemu kami semua.
"Dok gimana?" tanya Sera
"Untung kalian cepat bawa kesini, sekarang sudah tenangkan diri kalian, anak itu sudah baik-baik saja" kata dokter itu dan kami berempat serempak menghembuskan nafas lega
"Boleh masuk dok?" tanyaku
"Oh iya tentu silahkan saja"
Aku masuk tanpa mengajak mereka bertiga, entahlah dorongan apa yang membuatku sangat ingin melihat anak itu. Aku mendekat keranjangnya. Kulihat dia membuka mata dan teesenyum kearahku.
Deg
Senyum itu kenapa mengingatkanku padanya.
"Hai little boy are you oke" aku menatap wajahnya yang masih dihiasi senyuman
"Key.. " jawabnya dan membuatku tersenyum
"Apa ada yang sakit?" tanyaku lembut
"No no" jawabnya lagi dan aku terdiam menatap wajah anak ini kenapa benar-benar mirip
Anak kecil ini mengukurkan kedua tangannya padaku dan aku menggendongnya.
"Mom slip" kata anak ini dan aku tersenyum menepuk-nepuk punggungnya halus lalu tidak lama dia benar-benar tertidur
Karena kurasa dia sudah tidur aku kembali membaringkan keatas ranjang dan aku keluar. Aku pamit pada Reki kembali ke villa mengganti baju dan akan kembali lagi nanti, sambil memberi tahu bagian informasi pantai.
Luna menemaniku kembali kevilla untuk pergi ke bagian informasi pantai memberi pengumuman tentang anak kecil yang hampir saja terhanyut tadi. Lalu aku pergi ke villa untuk membersihkan diri. Setelah selesai aku kembali ke klinik tadi.
"Udah bangun?" tanyaku pada Sera
"Udah dibawa sama ibunya" jawab Sera singkat dan raut wajahnya nampak berubah
"Ohh syukur deh yuk kita balik" ajakku karena memang sudah tidak ada lagi urusan ditempat ini
"Hmm " jawab Sera lagi yang membuatku bingung
Aku menanyakan kenapa sikapnya berubah tapi Sera dan Reki tidak memberikan jawaban yang memuaskanku. Mereka berdua kompak hanya beralasan lelah.
.
.
.
.
"Aku bisa melihat senyummu Sheren"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cincin Jari Manis
RandomJodoh itu apa? Yoel Sean Louis Sheren Joana Matthew