8

1.4K 107 0
                                    

"Kok gw berasa jadi ayam" kataku saat sampai dirumah bersama tim kacau dan Eren yang masih saja memasang wajah juteknya

"Ayaaam?" tanya Reki

"Ayam tulang lunak begooo" jawab Luna karena merasakan hal yang sama denganku

"Bahahaha sapa suruh ikutan OSIS enakan gw dong tinggal menikmati ya kan Ra" Reki membela diri

"Ki dari pada kamu berisik itu ambil minuman dimobil kamu ga capek kan?" papa menyuruh Reki dan kami kembali tertawa terbahak bahak

Papa menyuruh kami untuk beristirahat dan mandi terlebih dulu agar lebih segar. Sementara makanan disiapkan oleh bibi.

"Pa kok tumben ini makanan banyak amat" tanyaku karena makanan dan beberapa meja yang diatur

"Ohh kan papa ngundang juga orangtua temen kamu bentar lagi juga mereka sampe kok"

Aku lanjut lagi dibelakang bersama tim kacau dan juga Eren yang duduk diseberangku. Aku memberi kode Eren untuk mengobrol berdua dan Eren tanggap.

"Eem sebelumnya gw minta maaf kalau ada salah yang bikin lo jutek gini"

"Ga ada sih santai aja"

"Tapi gw ngerasa lo marah sama gw Ren"

"Emang kenapa kalo gw marah?"

"Yaaa gw jadi ga enak, gw pasti ada salah kalo lo diem gini"₩

"Itu karna lo ga bisa ngurus kesehatan lo sendiri Yoel"

"Oke sorry about that eem gw ngaku soalnya terlalu banyak yang gw pikirin seharian bahkan dari kemarin"

"Ya bukan berarti lo nuker sama kesehatan lo, gw khawatir sama lo" aku terkejut mendengarnya tapi ada rasa senang juga

"Gw mau bilang sesuatu hal sama lo dan please jangan potong sampe gw selesai ngomongnya"

"Hmmm oke"

"Gw suka sama lo dan gw tau kita sama-sama cewek silahkan lo ngatain gw kelainan atau penyakit atau apapun itu gw terima, ga tau mulai kapan gw jatuh cinta sama lo Sheren dan gw cuma mau ngutarain isi hati gw selama ini.. selebihnya gw serahin ke lo gw bakal terima apapun resikonya" ku beranikan sambil menatap matanya

"Udah?" aku hanya mengangguk

"Masih inget waktu gw sakit lo belum jawab pertanyaan gw.. gimana kalau gw punya rasa yang sama kaya yang lo rasain ke gw?" Eren menatap mataku dan tersenyum

"Lo mau jadi istri gw ga?" aku langsung bertanya dan reaksi Eren melotot tak percaya dengan apa yang aku ucapkan

"Wooooiii lu aja belum pensiun jadi ketos udah ngajakin nikah ga beres otak lu El" aku pastikan mereka menguping

"Inget lo masih seonggok daging yang minta jajan sama bokap lo" Luna mengingat tentang gurauan kami waktu itu

Aku tertawa berdua bersama Eren yang tidak percaya dengan kejadian barusan. Dan saat aku dan Eren berbalik alahkah terkejutnya kami melihat sudah ramai oleh kedatangan orang tua Eren, Reki, Luna dan juga Sera.

"El mau sekalian papa lamarin ga?" Papa menggodaku dan seketika pasti mukaku merah

"Ini kenapa ramai ada acara apa ya?" kataku mengalihkan

"Batuuuuuu!!" teriak ketiga temanku bersamaan dan mengangkatku lalu melemparku kekolam renang

"Bangsaaaattt dingin tau" teriakku dan mereka semua hanya tertawa

"Pa usir mereka semua" ucapku bernada serius dan sukses membuat mereka semua terdiam

"Oke kalian semuanya sekarang silahkan..... mulai acaranya" papa mengikuti permainanku dan tertawa melihat ketiga temanku yang tegang

"Eren mendekat dan memintaku untuk ganti baju dulu" aku mengangguk dan segera kekamar

Sesudah mengganti baju aku kembali berkumpul dan melihat papa dan om Theo mengobrol. Saat melihat kearahku om Theo yaitu papinya Eren mengacungkan jempolnya padaku. Aku yang merasa diberi lampu hijau sangat bahagia.

"Lo serius sama Eren? Ya gw cuma nanya aja sih soalnya dari jam kita kenal lo ga pernah pacaran atau suka sapa siapapun" Reki sedang berdua denganku dipinggir kolam meneguk sebotol beer yang memang sudah disiapkan papa

"Justru karena itu gw yakin sama perasaan gw, cuma Eren yang bikin gw degdegan Ki"

"Ya kalo gitu lo ga jadi dong kuliah diluar"

"Kalo itu sih pasti jadi udah gw rencanain soalnya dan gw harus bantuin bokap ngurus perusahaan"

"Lo harus ngomong langsung ke Eren jangan sampai dia tau dari orang lain, pasti ntar mikir yang ngga ngga"

"Iya lo bener Ki, secepatnya gw akan ngomong kedia"

Malam sudah sangat larut teman-temanku dan juga orang tuanya pamit untuk pulang. Begitu juga dengan Eren yang pulang bersama kedua orang tuanya, tapi sebelum pulang papa terlihat sedang berbicara serius dengan kedua orang tua Eren.

"Pa tadi ngobrolin apa sama om Theo kok kayanya serius banget?" aku mengekor papa masuk ke kamarnya

"Urusan orang tua pokoknya"

"Oooo main rahasia sekarang ya"

"Serius mau tau?" Papa malah menggodaku

"Gak" jawabku dan hendak keluar kamar tapi papa menahanku

"Kamu inget waktu papa bilang mau jodohin kamu?"

"Paa aku kan udah bilang ga mau dijodohin"

"Kebiasaan orang ngomong ga dengerin dulu" papa menjewer telinhaku karena kesal

"Aduh iya iya El dengerin dulu"

"Papa sama om Theo itu sahabatan dari kecil jadi udah sangat kenal sama keluarganya, jadi dulu papa sama om Theo sepakat ngejodohin anak papa dan anak om Theo... ternyata kami cuma punya anak tunggal dan sama-sama perempuan.. ya papa masih pegang kesepakatan dan perjanjian itu sampe sekarang.. jadi kamu dan Eren sebenernya kami jodohin" papa menjelaskan

"Hahh serius begitu pa? Keluarga mereka ga masalah gitu?" tanyaku lagi penasaran

"Mereka keluarga yang berpikiran luas dan terbuka seperti papa dan mama kamu juga, mereka setuju dan Eren juga sudah tau kalau kalian itu dijodohin"

"Loohh kok cuma aku yang ga dikasih tau sih pa"

"Kan kamu pernah bilang ga mau dijodohin jadi papa ada rencana ngebatalin itu hari ini tadi, ehh ga taunya malah kamu yang nyosor duluan.. papa juga kaget kamu ngelakuin itu"

"Jangan dibatalin pa El mau kok.... banget malah hehe"

"Ya tapi kamu sekolah dulu yang bener, nanti tunangan dulu aja"

Setelah mengetahui rencana papa aku berguling-guling diatas tempat tidur. Merasa sangat senang dan jantungku berdebar. Meraih ponsel dan mengirimkan pesan pada Eren kalau mulai besok aku yang akan mengantar jemputnya sekolah.

.
.

Perjuangan Cincin Jari ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang