Sudah tiga hari aku diantar jemput Yoel entah kenapa dia melakukan itu padahal aku juga bisa membawa mobilku atau kalau malas bisa minta sopir. Mami sepertinya juga suka melihatku dan Yoel semakin dekat. Tidak terlalu aku pikirkan karena kupikir kami sesama perempuan dan hanya menganggap kedekatan ini selayaknya sahabat atau saudara saja.
Pelajaran olah raga hari ini membuatku terlalu lelah. Setelah selesai aku menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian dengan seragam.
BRAAAKKK!!!!
PLAAAKKK!!!!
Aku tersentak merasakan panas dipipiku seseorang menamparku tiba-tiba.
"Jangan deketin Yoel, dia punya gue!!!"
"Ma maksudnya?" aku memang tidak tau
"Ga usah berlaga bego, gue tau lo mepet Yoel terus kan, lo suka sama dia kan"
"G gw cuma temenan aja sama Yoel"
"Udah kasih pelajaran aja dia Car biar tau rasa, anak baru aja belagu banget" kata temannya yang lain
"Beneran gw cuma temenan aja sama Yo..."
BYUUUURRRR!!!!!!
"Hahahaha mampus lo, ini akan terus berlanjut kalo lo masih juga ngedeketin Yoel"
Aku terdiam dan air mataku turun setelah itu mereka pergi. Badanku luruh lantah terduduk dilantai. Apa maksud mereka padahal aku juga dengan yang lain hanya berteman.
Segera mengambil jaket didalam tas setelah memakainya aku berlari menuju gerbang sekolah. Mengabaikan pandangan yang tertuju padaku.
"Ikut gw masuk mobil" tersentak tarikan tangan aku hanya mengikutinya tanpa berkata apapun
Sesekali aku melihat kearahnya terlihat wajahnya menegang pandangannya tertuju pada jalanan. Sorot matanya tajam penuh amarah. Kulihat jalanan ini mengarah kearah rumahnya. Aku hanya diam dan sesekali menghapus air mata yang masih saja membanjiri wajahku.
"Ini kamar gw pakai aja kamar mandinya, ambil baju dilemari"
Setelah selesai aku turun mencari keberadaannya.
"Ehh non cari El ya itu dibelakang" kata bibi
"Makasih bi" ucapku dan menuju halaman belakang melihat El sesang berdiri dan menelpon seseorang dengan nada emosi
"Udah?" tanya El menatapku
"So sorry ngerepotin gw pulang aja ya" aku teesentak El dengan cepat memelukku sangat erat
"Pasti karna gw ya, lo tenang aja gw ga akan biarin kejadian ini terulang" ucapnya masih posisi memelukku
"Gw baik baik aja kok"
"Ya udah gw anterin pulang karna gw mau mami lo tau anaknya pulang dengan keadaan berantakan"
Aku mengangguk dan pulang kerumah. El tidak ikut masuk karena kembali lagi kesekolah.
Keesokkan harinya disekolah banyak yang membicarakan kejadian kemarin. Aku pura-pura tidak mendengar dan melangkahkan kaki masuk kedalam kelas.
"Reeeennn sini ikut gw, si El marah besar" Luna menarikku untuk mengikutinya menuju belakang sekolah dan benar saja sudah sangat ramai
"Lo tau kan gw siapa dan gw bisa bikin lo keluar dari sekolah ini sekarang juga!" aku mendengar El memang sedang marah pada orang itu
"El lo harusnya tau gw suka sama lo kenapa sih lo belain dia" kata gadis itu didepan muka El
"Gila lo Caroline gw ga suka sama lo dan ini hidup gw, jangan ganggu gw dan temen temen gw lainnya" El balik menghardik
"Apa sih kurangnya gw El..."
"Terserah lo ngomong apa, gw ga tertarik sama lo.. apalagi kelakuan lo gini gw makin ga tertarik sama lo... lo itu menjijikan!!!"
PLAAKK!!
Caroline menampar pipi El dan aku melihat sepeetinya sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah. Kami yang melihat kejadian itu hanya diam melihat seorang El ditampar. El diam tidak membalas lalu melangkah pergi meninggalkan tempat ini. Melewatiku dan melihatku sebentar.
Luna, sera dan Reki kembali menarikku pergi dari tempat ini menyusul El.
"Lo tenangin El dulu ya gw pesenin minum buat dia dulu" kata Luna
Aku duduk disebelah El yang hanya diam. Kucoba meraih tangannya.
"Sorry.. " ucapku bergetar
"Bukan salah lo ga usah nangis juga"
"Nih minum dulu sama ini es batu buat pipi lo" Luna menyodorkan dihadan El
"Thanks Lun... " El meraih es batu dan menempelkan pada pipinya yang terlihat sangat merah
Kami berempat diam melihatnya. Kami tau emosinya belum reda jadi kami memberinya waktu sampai bel masuk berbunyi, kami masuk kedalam kelas.
Selama pelajaran El juga hanya diam pandangannya hanya lurus kedepan tapi tatapannya kosong, sangat terlihat kalau sedang ada yang dipikirkan.
Jam pulang sekolah El langsung menuju ruang osis dan memintaku untuk menunggunya. Tadi aku meminta pulang sendiri dia bersih keras akan mengantarku selesai rapat.
Aku duduk didepan kelas lorong ini sangat sepi karena hari ini tidak ada kegiatan ekskul. Saat memainkan ponsel aku melihat ada yang sesang berdiri didepanku. Dan saat aku mendongak melihat wajah orang itu aku kaget, bagaimana tidak yang berdiri didepanku adalah Caroline dengan dua orang temannya.
"Lo cari mati ternyata dan gw ga main main sama omongan gw, El itu milik gw" kedua temannya menarikku dengan paksa kearah parkiran mobil
Kembali Caroline dan kedua temannya menamparku berkali kali. Mencengkram leherku sampai aku susah bernafas dan terbatuk. Terakhir mereka mendorongku dengan sangat keras sampai aku terjatuh setelah itu mereka pergi meninggalkanku.
Aku menelpon sopir dan menyuruhnya segera menjemputku kesekolah. Sengaja aku tidak mengabari El karena pasti dia akan sangat marah. Sampai dirumah aku mengobati sendiri lutut dan telapak tanganku karena sedikit tergores.
"Ren... Eren ayo makan dulu" mami mengetuk pintu kamarku
Aku merasa sangat lemas dan membiarkan panggilan mami.
"Eren sayang ayo makan... loh kamu demam astaga.." mami memegang badanku dan panik
Mami keluar kamar dan membawa nampan berisi sepiring makanan dan segelas air putih. Setelah memaksaku makan mami menyuruhku minum obat.
Papi dan mami sedang berada dikamarku melihat keadaanku.
"Apa terjadi sesuatu disekolah?" tanya papi
"Engga pi"
"Trus kenapa kamu bisa luka begini?"
"Tadi ga sengaja terpleset aja"
"Kalau ada sesuatu yang mengganggumu beritahu papi ya"
"Ya sudah kamu istirahat aja, besok kalau masih demam ga usah kesekolah dulu"
Setelah papi dan mami keluar aku meraih handphone dan melihat banyak chat dari Yoel. Aku tersenyum melihat sebegitu khawatirnya dia padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cincin Jari Manis
RandomJodoh itu apa? Yoel Sean Louis Sheren Joana Matthew