Masih mengumpulkan tenaga dan kesadarannya El berusaha membuka mata dan membenarkan posisi duduknya. Matanya terbuka sempurna melihat Eren dihadapannya.
"Eh aku ,Aku pamit pulang maaf ketiduran" ucap El terbata karena tatapan Eren sedekat itu dan berusaha berdiri dari posisi duduknya
"Tidur dikamar" perkataan Eren yang seolah mimpi membuat El terdiam
"Tidur dikamar, Yoel" Eren mengulangi lagi perkataannya dan membuat El tersadar bahwa yang didengarnya tidak salah
"Gapapa kok aku dianter sopir, maaf ya" kata El dan ditahan oleh Eren
"Ckkk keras kepala..... tidur dikamar aku bilang" Eren kembali menatap mata El
El yang merasa diperhatikan akhirnya bangun dan berjalan gontai masuk kekamar Eren. Tapi kebingungan dan tidak beranjak dari pintu kamar.
"Kenapa berhenti?"
"Aku tidur dimana?"
"Ditempat tidur" jawab Eren yang sebenarnya malas menjawab pertanyaan bodoh El
El merebahkan dirinya dibagian pingir tempat tidur dan tentu saja membuat Eren menggelengkan kepala pelan. Eren keluar mengambil handuk dan air hangat serelah itu masuk lagi kedalam kamar. Rupanya El sudah tertidur pulas, dengan telaten Eren membersihkan badan El dan kemudian mengambil kompresan untuk membantu menurunkan panasnya.
Semalaman Eren terjaga karena mengganti kompresan berulang-ulang dan juga rancauan yang keluar dari mulut El. Menjelang pagi hari barulah Eren bisa tidur karena demam El sudah berkurang. Ditatapnya wajah El yang tampak lebih kurus dan tidak terawat, dan juga cekungan hitam dibawah matanya.
Eren merasa sedikit bersalah karena mengabaikan El selama tiga bulan terakhir tapi hatinya terlalu sakit untuk bisa dengan mudah memafkan kesalahan fatal El, walaupun dia sudah tau bahwa bukan sepenuhnya kesalahan El.
Tapi sekarang hatinya lebih terasa sakit melihat El yang malam ini dihadapannya, jauh lebih sakit melihat orang yang dicintai dan juga mencintainya terbaring lemah dan berantakan.
"Mi bisa tolong buatkan bubur? Aku mandiin Sam dulu" kata Eren saat menemui mami dihalaman belakang pagi hari ini
"Bubur buat siapa? Kamu sakit atau Sam?" tanya mami yang bingung
"El mi semalam badannya panas"
Mami mengerti dan tersenyum pada Eren. Akhirnya Eren memafkan menantunya itu karena selama beberapa bulan kebelakang El sangat khawatir pada kesehatan Eren dan masih ingat untuk jadwal checkup kandungan.
Kembali kekamar Sam sedang mandi dan Eren mengurusnya dengan sangat telaten bahkan anaknya itu juga selalu bertanya mengenai El. Setelah Sam selesai mandi lalu mereka berdua kehalaman belakang menitipkan Sam pada mami. Karena Eren akan melihat keadaan El.
Eren meletakkan nampan berisi bubur, air minum dan juga obat untuk El. Dilihatnya lagi wajah El dan tangannya bergerak menusap pucuk kepala El dengan lembut, buliran air mata itu turun.
"Uughh..." lengkuhan keluar dari mulut El ketika terbangun Eren melihat hal itu dan sedikit tersenyum
"Eehh... pa pagi" kata El yang terkejut Eren duduk disebelahnya dan menatapnya
"Masih pusing?" Tanya Eren sambil memegang kening dan menempelkan punggung tangannya keleher El
"Eng engga" jawab El masih gugup
"Cuci muka dulu atau makan dulu?"
"Mandi"
"Ckkk cuci muka aja trus makan buburnya, kalau udah minum obatnya"
El menuruti perkataan Eren, setelah keluar kamar mandi Eren masih menunggunya dan duduk diposisi yang sama melihat kearahnya. El yang terlihat kikuk dan salah tingkah membuat Eren tersenyum lagi dan menepuk kasur maksudnya menyuruh El duduk disebelahnya.
"Makan sendiri atau disuapi?"
"Suap... ehh makan sendiri aja" jawaban El lagi-lagi membuat Eren tersenyum dan kemudian mengambil mangkok berisi bubur lalu menyuapi El dengan sabar sampai habis
"Hari ini ga usah kekantor, aku udah telpon papa kasih kabar kalau kamu menginap disini"
"Iya makasih... eemm aku boleh bicara sama kamu?"
"Kamu masih sakit, istirahat aja dulu"
"Ta tapi aku..."
"Iya aku udah tau kamu mau ngomong apa, ga usah bahas yang lain. Sekarang aku mau kamu istirahat dulu sampai bener-bener sembuh"
Setelah itu El benar tertidur karena efek obat dan Eren membiarkannya istirahat. Sampai siang hari El terbangun dan keluar kamar mencari Eren tapi tidak ada dirumah, bibi bilang sedang keluar bersama mami dan juga Sam. El akhirnya menunggu dihalaman belakang dan mengecek ponselnya.
"Mooommm..." suara Sam mengagetkan El dan membuatnya menoleh
"Hai jagoan habis dari mana huummm" El memangku Sam menghadapnya dan mencium kedua pipinya
"Hahahaha geli momm"
"Abis lihat deba" kata Sam kemudian membuat El mengernyitkan dahinya
"Habis dari rumah sakit jadwal kontrol" tiba-tiba Eren sudah berdiri disebelah El
"Eemm apa kata dokternya?"
"Baik-baik aja, anak kita sehat ga usah khawatir" El sangat senang karena Eren menyebut anak kita
"Itu aku boleh bicara berdua?"
"Dikamar aja ya, Sam biar sama bibi dulu"
Didalam kamar El dan Eren saling diam beberapa saat sampai El sudah siap menjelaskan segala hal yang membuat hubungan pernikahan mereka berada diujung tanduk.
"Aku aku minta maaf, aku sudah melakukan hal yang pasti membuat kamu sangat membenciku dan aku juga tau kesalahanku memang sangat fatal....... tapi apa aku boleh meminta satu kesempatan lagi untuk memperbaiki pernikahan kita, aku hanya mencintaimu dan aku akan lakukan apapun untuk kita agar selalu bersama" ucap El dengan kesungguhannya
"Aku sudah memafkan kamu dan aku juga meminta maaf atas sikapku dan aku sudah mengabaikanmu cukup lama.. aku juga sangat mencintaimu"
"Eee tentang surat cerai yang kamu ajukan itu aku ga mau tanda tangan"
"Kenapa?" Pertanyaan Eren membuat El kaget
"Hahh.... ka kamu mau cerai? Aku ga mau pisah, aku janji ga akan menyakiti kamu lagi dan aku turuti semua mau kamu, please aku mohon.." El sudah berlutut dan menempelkan kepalanya persis dilutut Eren yang sedang duduk
"Iya aku mau kita cerai aja......" Eren menggantung kaga-katanya sedangkan El sudah menangis sedari tadi sambil menunduk
"Aku mau cerai kalau kamu masih aja ga manggil aku sayang ..... " El langsung mengatkat kepalanya mendongak melihat wajah Eren yang malah tersenyum
Cukup lama El mencerna perkataan istrinya yang ternyata sedang sengaja menjailinya.
"Sayang"
"Hahh apa aku ga dengar tuh" kaya Eren
"Sayaaaaang"
"Sini peluk dulu" Eren merentangkan tangan dan memeluk El dengan sangat erat
"I love you Sheren Joana Matthew" ucap El
"I love you more Yoel, im yours and you are mine" balas Eren
Mereka berdua berpelukan membuktikan bahwa rasa cinta lebih besar dari segala rasa marah dan dengan cinta juga setiap masalah bisa diselesaikan. Atas nama cinta jugalah mereka bersatu dalam satu ikatan yang saling menguatkan satu sama lain.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Cincin Jari Manis
RandomJodoh itu apa? Yoel Sean Louis Sheren Joana Matthew