4

1.8K 135 0
                                    

Hari ini dan besok adalah hari libur karena tanggal merah, aku memang belum ada rencana apapun. Karena tugas juga menumpuk heran juga padahal aku kelas bahasa gimana yang kelas IPA pikirku. Sengaja masuk kelas bahasa karena aku suka traveling jadi menyenangkan bukan bisa menguasai banyak bahasa negara lain.

Dari pagi aku hanya berada dikamar dan sibuk dengan ponsel berselancar didunia maya melihat akun sosialmedia milikku. Aku melihat akun milik Sera dan melihatnya ada beberapa foto bersama dengan Reki, Luna dan juga Yoel mereka sering liburan bersama ternyata. Aku melihat isi instagram Yoel karena tidak diprivate. Lumayan banyak juga jumlah followernya padahal dia jarang posting.

Ponselku tiba-tiba berdering nama Yoel muncul dilayar dan aku menerima panggilan itu.

"Kita mau kepuncak lo mau gabung?" tanpa salam dia langsung to the point batinku

"Ehh ka kapan?"

"Sekarang gw jemput kalo lo mau, ntar gw yang ijinin deh"

"Hmm oke deh gw ikut"

"Ya udah gw juga dijalan kerumah lo kok, see you" panggilannya langsung dimatikan sepihak

Aku sempat tertegun kenapa ada orang seperti dia, memang benar kata yang lain Yoel itu batu. Aku lalu bersiap membawa sebuah tas ransel ukuran sedang dan benar saja saat keluar kamar dia sudah berada diruang tamu bersama mami.

"Nah udah siap tuh kalian hati-hati dijalan ya" ucap mami dengan senyum manisnya

"Eren pergi dulu ya mi, pamit ke papi nanti ditelpon aja.." kataku

"Pergi dulu ya tante makasih udah ijinin minjem Sheren hehe" aku melongo mendengar perkataannya dikiranya aku barang

Dimobil kembali sunyi karena El hanya fokus pada kemudi. Sesaat kemudian sampailah dirumah Luna, dan ternyata meraka sudah berkumpul.

Kami melanjutkan perjalanan beriringan karena membawa dua mobil. Mobil Yoel hanya berdua denganku ya karena dia sengaja membawa mobil sport kesayangannya, bagaimana bisa aku tau tentu saja Luna yang sering berbagi cerita. Mobil Reki mengikuti dari belakang. Kami berkomunikasi lewat handphone.

Perjalanan lumayan lama karena hari libur jadi jalanan macet. Sampai puncak El langsung menuju villa.

"Awassss awass gw mau ke toilet" Luna menyerobot masuk dan berlari

"Dih kenapa ga ngomong kalo kebelet kan bisa mampir dikira make angkot kali ya" celetuk Reki

"Kamar biasa ya gw mau ganti baju dulu" kata El yang melangkah masuk mendahului dan menenteng tas dan membawa ranselku

"Ehh itu tas gw kenapa dibawa" aku menariknya pelan

"Lo mau tidur sama sipejantan?" pertanyaannya membuatku mengernyitkan dahi

"Kamar disini ada empat sih cuma yang satu ga bisa dipake, jadi lo tidur sama El tapi tenang aja El udah jinak kok" Sera memberiku penjelasan dan aku mengangguk pelan menyusul El

Kamar kami dilantai atas dan berada dipaling ujung. Aku masuk dan melihat sekeliling lalu keluar membuka balkon yang mengarah pada kolam renang dibawah. El sedang dikamar mandi mengganti bajunya lalu keluar dan menuju kebawah. Aku melihatnya dari balkon dan tersenyum mengingat kejadian tadi.

"Lo ga capek apa bisa langsung berenang gini" aku sudah duduk dipinggir kolam renang

"Biar seger aja lo ga mau berenang juga?"

"Lagi ga pengen main air, eh lo mau minum biar gw ambilin sekalian"

"Ga usah repot lo suruh mang Jaja aja siapin  trus anterin kesini"

Aku pergi kedalam villa dan menuruti perkataan El tadi. Mang Jaja adalah seorang penjaga villa ini, sedikit bercerita tadi jadi aku tau villa ini milik kekuarga El.

Kembali kekolam renang sudah ada Reki dan Luna yang ikut berenang. Mereka saling melempar candaan dan bermain air. El bisa tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Reki yang memang kuakui dia berbakat untuk jadi pelawak. Asik memperhatikan mereka bertiga, Sera menghampiriku dan membawa baki berisi minuman.

"Loh kenapa lo yang bawa, tau gitu gw bantuin"

"Iya gapapa sekalian mau kesini juga tadi soalnya mang jaja gw suruh belanja bahan makanan"

"Lo ga ikutan nyebur? Mereka asik banget tuh main air"

"Mereka emang gitu sok serius bilang berenang padahal tuh liat sendiri, eh lo suruh El udahan kayanya diantelat makan deh kan kita kejebak macet tadi"

"Lahh kenapa ga langsung lo aja yang bilang sama aja kan"

"El pasti nurut sama lo Ren" memberikan senyuman

"Hahh maksud lo?" aku tidak mengerti arah perkataan Sera barusan

Aku mencoba menuruti perkataan Sera tadi karena hari sudah sore sebentar lagi gelap. Aku keluar kamar karena El sedang mandi jadi aku turun kebawah membantu mang jaja menyiapkan makan malam untuk kami.

Makan malam sudah siap tertata dengan baik diatas meja makan. Kami semua duduk dan menikmati makanan yang telah tersaji. Aku sedikit melirik kearah El karena terlihat menyudahi makannya. Sedangkan kami masih melahap makanan dan mengobrol ringan.

Aku bersama sera bertugas membersihkan meja makan dan mencuci piring. Serelah selesai kami berdua kebelakang villa dan duduk bersama bergabung dengan yang lainnya. Menikmati udara sejuk pegunungan yang jauh dari polusi dan kebisingan kota. El kemudian pamit masuk untuk istirahat, tapi saat melihat raut wajahnya aku beranjak memgikutinya masuk juga. El langsung masuk kedalam kamar sedangkan aku kedapur membuatkan secangkir teh manis.

"El... ini minum dulu lo sakit?" tanyaku sambil menyentuh keningnya

"Engga kok gw capek mau tidur duluan, thanks ya tehnya rasanya pas" ucapnya dengan memberikan senyum

"Lo telat makan pasti maag lo kambuh kan.. ya udah gw temenin takut kenapa napa nanti"

"Iya lo bener Ren perut gw nyeri tapi udah memdingan kok udah minum teh buatan lo, rasanya mirip sama buatan mama.."

"Sorry kalo ingetin lo gw ga ada maksud El..."

"Santai aja gw udah iklas kok cuma kadang gw kangen mama, wajarkan Ren.."

"Iya ya udah lo tidur biar besok sembuh, masa liburan lo malah sakit kan ga lucu El"

Aku tidak berbaring ditempat tidur, aku masih duduk disofa kecil dekat balkon kamar sambil memainkan ponsel berselancar disosialmedia. Melihat El yang terlihat gusar dalam tidurnya lalu aku berjalan mendekat dan membaringkan diri disebelahnya. Sepertinya El mengigau dan tidak tenang, aku memeluknya dan entah kapan aku juga tertidur.

Pagi hari aku membuka mata dan menyadari El sudah tidak berada dikamar. Setelah menyelesaikan aktifitasku dikamar mandi kemudian turun melihat mereka berkumpul dan sesang menertawakan sesuatu.

"Gimana udah mendingan?" tanyaku pada El

"Sehat dia Ren kan bobonya dipeluk...." Luna melirik El dan tertawa

"Eee g gw ga maksud apa-apa kok" jawabku gugup

"Udah santai aja gw ga keberatan kok, thanks ya Ren" ucap El memberikan senyumnya

Kami berlima pergi berkeliling dan menghabiskan waktu diluar villa. Malam harinya kami kembali pulang. Setelah mengantarku pulang El langsung pamit.

"Ren makasih ya udah mau nemenin gw'

"Harusnya gw yang makasih lo udah ngajakin gw liburan sama sahabat lo juga jadi gw berasa punya saudara sekarang"

"Ya udah gw pulang"

"Oke take care yah" ucapku dan turun dari mobilnya

"Reeenn.... besok gw jemput kesekolahnya" El membuka jendela dan tersenyum lagi sebelum melajukan mobilnya

Perjuangan Cincin Jari ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang