prolog

3.5K 200 4
                                    

September, 2008

"Kenalin, aku Hyunjin." tangan bocah yang bernama Hwang Hyunjin itu terulur untuk bersalaman dengan dua bocah yang ada di hadapannya.

Kedua bocah itu sempat bertatapan satu sama lain hingga salah satu dari mereka menerima uluran tangan Hyunjin.

"Hai Hyunjin. Aku Felix, atau lengkapnya Felix Bang. Aku pindahan dari Australia. Salam kenal." Felix menjabat tangan Hyunjin dengan senyumannya yang imut.

"Ah, kenalan juga ama aku!! Aku Kang Jisung. Panggil aku Jisung ya!!" bocah yang bernama Jisung ini memperkenalkan dirinya dengan suara yang cukup keras, hingga membuat Hyunjin hampir menutup telinga karenanya.

Ketika ketiganya sudah mulai saling mengenal, kedatangan lima anak lainnya membuat Hyunjin, Jisung dan Felix menoleh ke arah mereka.

"Wah, ada anak baru ya disini!!"

Salah satu bocah lelaki itu berlari ke arah Hyunjin dan berhenti tepat di hadapan Hyunjin. Karena Hyunjin sedikit lebih tinggi dari bocah itu, tak heran kenapa Hyunjin sedikit menunduk terhadap bocah dihadapannya ini.

"Hai!" sapa Hyunjin diikuti senyuman kecilnya.

"Namamu siapa? Aku Seo Haechan," bocah bernama Seo Haechan itu mengulurkan tangannya dan tak lama Hyunjin turut menjabat tangan Haechan.

"Ah, salam kenal juga, Hae.. chan.." kata Hyunjin yang masih merasa canggung.

"Kenalan juga ya. Aku Huang Renjun," di rasa Haechan selesai memperkenalkan diri, Renjun maju dan bergantian menjabat tangan Hyunjin.

"Kalo aku Jung Jeno, yang disebelah aku Ji Jaemin. Salam kenal ya." Renjun bergeser, bergantianlah dengan Jeno dan Jaemin yang menggenggam tangan Hyunjin.

"Salam kenal buat semuanya." jawab Hyunjin.

"Mau ikut kita main gak, Jin?" ajak Haechan.

"Main dimana?" tanya Hyunjin memastikan akan di ajak kemanakah dia.

"Kita bertujuh, eh enggak sekarang kamu jadi keanggotaan geng kita hahaha!" Haechan yang bercanda itu sialnya mendapat jitakan dari Renjun.

"Intinya, kita punya tempat main khusus yang di buat sama Ayahnya Felix. Biar kalo kita di cariin, orang tua kita udah pada tau kalo kita disini," kata Renjun yang di jawab dengan anggukan oleh Hyunjin.

"Wah senangnya. Mungkin boleh aku ikut dengan kalian?" tanya Hyunjin yang malu-malu sambil memainkan kuku jarinya.

"Boleh aja kok. Gak usah malu, yuk ikut!" ajak Felix.

Tarikan tangan Felix di hari itu akhirnya membuat hidup Hyunjin menjadi lebih berwarna setelah ia kehilangan teman-temannya dalam beberapa tahun terakhir.

Iya, hanya berwarna dalam beberapa bulan.























November, 2008.

"Tarik nafas pelan-pelan. Relax, okay? Everything is gonna be alright." Ayah Hyunjin, Hwang Minhyun, sedari tadi mencoba menenangkan Hyunjin yang selalu terbangun di tengah malam karena mimpi buruk. Mungkin mimpi buruk tersebut memiliki keterkaitan dengan penyakitnya dan juga masa lalunya.

"Dad. I am scared.." lirih Hyunjin dengan suara yang pelan sambil mengeratkan pelukannya dengan tubuh Minhyun.

"Hmm? What things that make you scared?" tanya Minhyun dengan lembut.

"My friends.." jawab Hyunjin.

"Teman-temanmu gak jahat kok. Buktinya selama ini kamu main sama mereka baik-baik aja kan?" sang Ibu, Hwang Bona muncul dari balik pintu sambil membawa segelas air.

"Nih, minum dulu." Minhyun langsung menyodorkan air minum kepada Hyunjin begitu ia menerimanya dari Bona.

"Apakah semuanya akan baik-baik saja?" tanya Hyunjin yang menatap sendu ke arah Minhyun.

"Iya, semuanya akan baik-baik saja. Dah, sekarang tidur lagi ya. Ayah sama Mama balik ke kamar," ujar Minhyun yang perlahan melepas pelukan Hyunjin.

Baru saja Minhyun bangun dari duduknya, tangan Hyunjin menggenggam pelan tangan Minhyun hingga membuat Minhyun berhenti melangkah.

"Tetaplah disini. Temani aku hingga aku benar-benar tertidur," lirih Hyunjin.

Tanpa perkataan apapun, Minhyun pun langsung ikut berbaring di sebelah Hyunjin yang perlahan mulai tertidur. Melihat pemandangan yang menenangkan antara Ayah dan Anak itu membuat Bona tak tega meninggalkan keduanya, dan turut tidur di sebelah Hyunjin. Minhyun dan Bona memeluk Hyunjin dan memberikan kehangatan sekaligus ketenangan pada Hyunjin, agar anak itu bisa tenang kembali.


❄❄❄

papa mamanya Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

papa mamanya Hyunjin








Thanks for you because you read this chapter until end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for you because you read this chapter until end.

Dont forget to vote and comment 😚

hidden things | nct . skz 00lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang