December, 1998
Kedua putri Seungwoo akhirnya menginjak usia 4 tahun. Yuqi yang penuh energi dan Yena yang tak berbeda jauh dengan kembarannya itu. Keaktifan Yuqi dan Yena ternyata berhasil membuat hidup Han Seungwoo berwarna. Senyuman keduanya yang mirip dengan Seola terkadang membuat Seungwoo senang sekaligus sedih karena lagi-lagi ia teringat sosok tersayangnya itu.
“Sayang!!” panggil Seungwoo yang langsung dihadiri oleh Yuqi dan Yena.
“Iya papa?” keduanya menyahut bersamaan.
“Papa pergi dulu, ya? Boleh, kan?” tanya Seungwoo. Sebenarnya Seungwoo tak ingin pergi. Namun, pekerjaannya menuntutnya untuk pergi yang bahkan dalam jarak yang jauh. Apakah jadwal pekerjaannya ini secara tak langsung membuat Seungwoo untuk mengulang kejadian Seola di masa lalu?
Tidak!
Singkirkan pemikiran itu. Seungwoo disini bekerja demi kedua putrinya, bukan untuk kembali mengulang masa lalu.
“Papa perginya jangan lama-lama ya. Kita kesepian kan kalo gak ada papa!” kata Yuqi.
“Kan ada temen papa, Om Heo Chan sama Om Sejun,” sahut Seungwoo.
“Iya.. tapi Om Heo Chan sama Om Sejun gak bisa ngisi kekosongan papa nanti..” ujar Yena.
DEG!!
Baru saja ia menjadi emosional. Perkataan Yena seakan mencegahnya agar Seungwoo tak pergi. Secara tak langsung, Yena kembali membuat Seungwoo harus berhati-hati dengan apa yang terjadi dengan Seola.
“Sayang.. papa minta maaf ya kalo kalian ngerasa kesepian nantinya. Tapi, ini tuntutan kerja sayang, jadi papa harus banget pergi. Nanti ayah janji ke kalian buat beliin barbie, oke?” kata Seungwoo.
“Yee asik!!!” seru Yuqi dan Yena bersamaan.
“Papa minta maaf ya. Papa harus banget pergi..” Seungwoo mengecup kepala Yuqi dan Yena. Ia mengecupnya untuk beberapa detik, sembari menahan air matanya untuk tidak terjun dari kedua matanya. Pertama Seungwoo mengecup Yuqi, lalu mengecup Yena. Namun, ia gagal menahan air matanya begitu ia mengecup Yena.
“Papa?”
Yena memanggilnya karena Seungwoo bertumpu di kepala Yena cukup lama. Sebelum ia kembali menatap kedua putrinya, Seungwoo secepat mungkin menyeka air matanya, “Papa pamit ya.”
Seungwoo pun pamit dan berjalan pergi dengan membawa mobilnya. Perlahan dari pandangan Yuqi dan Yena, mobil Seungwoo mulai tak terlihat. Siapa sangka di mobil, Seungwoo menangis dan sepertinya Yena merasakannya.
“Ayah kok keliatan sedih ya?” tanya Yena kepada Yuqi.
“Hah? Sedih? Tapi kayaknya emang keliatan sih. Emangnya kenapa, Na?” tanya Yuqi.
“Gak papa. Ayo masuk! Kita main apa gitu sekalian nungguin Om Heo Chan sama Om Sejun,” ajak Yena.
Sudah sekitar 30 menit Yena dan Yuqi bermain di dalam rumah. Entah kenapa kedatangan Heo Chan dan Sejun memakan waktu selama ini. Padahal mereka sudah diminta Seungwoo agar datang secepatnya.
Yena dan Yuqi pun bosan menunggu Heo Chan dan Sejun. Keduanya pun akhirnya memilih keluar dari rumah untuk sekadar mencari angin, atau mungkin saja di luar ada teman yang lainnya sedang bermain.
“Yena! Keluar yuk! Kali ada Haknyeon, Jihoon sama Yohan di luar,” ajak Yuqi dan langsung menarik tangan Yena.
“Yuqi! Tapi keknya mendingan kita di dalem rumah deh,” balas Yena.
“Ih bosen!! Ayo keluar!!” gerutu Yuqi.
"Yuqi!!" teriak Yena.
Yuqi sedikit tersentak ketika Yena berteriak ke arahnya. Yuqi menatapi Yena yang terlihat gemetar ketakutan.
"Yena? Kamu kenapa?" tanya Yuqi.
"Jangan keluar. Firasatku gak enak," lirih Yena.
Yuqi hanya menatap datar ke arah Yena. Kenapa Yena ketakutan begitu padahal tidak apa-apa.
"Yuqi!!!! Yena!!!!"
Beberapa anak laki-laki terlihat tengah menunggu Yuqi dan Yena di seberang jalan. Yang memanggil mereka tadi ialah Haknyeon, yang juga melambaikan tangannya ke arah Yuqi dan Yena.
"Eh? Itu Haknyeon, Jihoon sama Yohan! Tunggu hey!!" teriak Yuqi yang turut menarik tangan Yena.
"Yu-- Yuqii!!"
Panggilan Yena terhadap Yuqi tak di gubris. Yuqi hanya terfokus pada teman-temannya yang ada di seberang jalan.
Yuqi yang hanya menatap lurus ke arah teman-temannya, tanpa ia sadari ada mobil berkecepatan tinggi berjalan mendekatinya.
Mobil itu tak sempat untuk berhenti dan langsung menabrak Yuqi dan Yena secara bersamaan.
Keduanya terpental jauh karena mobil itu memang berkecepatan di luar batas. Bahkan begitu keduanya sudah tersungkur di tanah, mobil itu hilang kendali dan melindas Yuqi sepenuhnya hingga kepalanya hancur dan tangannya terpisah begitu saja. Yena yang masih menggenggam tangan Yuqi, tangannya hampir terpisah dan perutnya terlindas karena mobil tersebut akhirnya bisa dihentikan begitu melindas setengah badan Yena.
“papa...”
Selama di perjalanan, Seungwoo mengalami sesak nafas. Seungwoo pun memilih berhenti di pinggir jalan begitu ia merasakan kemejanya basah karena keringat dingin. Seungwoo sempat bingung apa yang terjadi padanya bahkan ia sempat muntah-muntah. Tidak mungkin jika ia mabuk, padahal mobil sudah menjadi kendaraan sehari-harinya.
“Ada apa ini?”
“Aku merasakan firasat yang sama seperti 4 tahun yang lalu.”
....
❄❄❄
yaampun aku jahat banget :"D
Thanks for you because you read this chapter until end. ❤
Dont forget to vote and comment 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
hidden things | nct . skz 00l
Fanficwhat do you know about us? ©cremxbrulexx, 2020