May, 2006
"Ryujin.."
"JANGAN PANGGIL GUE!!! APAPUN ITU, JANGAN PERNAH BERANI BUAT MANGGIL NAMA GUE!!!"
Asahi yang mendapatkan ancaman dari Ryujin tidak menggubrisnya. Justru ia malah mendekat dan berdiri berhadapan dengan Ryujin di dekat tangga rumah.
"Gue mohon lu jangan begini sama gue. Terlebih gue sekarang saudara lu.." pinta Asahi.
"HAH? Sejak kapan gue nganggep lu saudara gue?" gerutu Ryujin.
"Jin, gue pun ketemu gak sengaja sama Ayah di pinggir jalan. Gue pun gak berharap perlakuan demikian, yang penting gue punya rumah buat berteduh," kata Asahi.
"Lu cuma omong kosong kan? Lu sengaja bekerja dan mengejar prestasi demi mendapatkan perhatian bukan?" tanya Ryujin diikuti sorot matanya yang tajam.
"Jin, tapi bukannya itu memang harus? Karena yang namanya kerja juga berprestasi memang suatu kewajiban kan?" tanya Asahi dengan wajah polosnya.
"Berhenti bersikap seakan lu polos dan bertingkah selayaknya tidak mengetahui untuk apa itu nantinya. Gue gak bodoh anjing!" teriak Ryujin lalu mendorong tubuh Asahi dengan kedua tangannya.
"Jin, gue disini mau memulai hubungan yang baik loh. Gue kira kesalahpahaman ayah bisa di omongin baik-baik. Tapi first impression lu kayaknya udah jelek banget. Jadi ya mustahil kalo gue mau mulai semuanya baik-baik.."
"Apa yang lu omongin barusan itu emang ada benernya. Gue ngelakuin hal ini semua bukan tanpa tujuan. Lagipula kenapa gak? Selagi gue mendapatkan rumah, sebaik mungkin gue menunjukkan diri gue tuh pantas mendapatkan rumah. Makanya gue kerja dan ngejar prestasi biar dapet perhatian Ayah dan Bunda," jelas Asahi dengan senyum liciknya.
"SIALAN!!!!"
Ryujin meninju Asahi begitu kencang hingga Asahi terpental dan seketika pipinya membiru. Di saat Asahi meringis karena tinjuan Ryujin, tak tanggung Ryujin kembali memberikan serangan serupa hingga hidung dan bibir Asahi mengeluarkan darah.
Awalnya Asahi tak berniat untuk membalas. Namun, Ryujin yang sudah keterlaluan menyerangnya, seketika membuat Asahi langsung mendorong tubuh Ryujin hingga tak bisa dikendalikan dan berakhir tubuh Ryujin berguling sepanjang tangga rumah. Begitu tubuh Ryujin tergeletak di lantai bawah, mengejutkannya kepala dan hidung Ryujin mengeluarkan darah.
Asahi yang panik langsung kabur dan mencari alibi bahwa itu adalah murni kecelakaan. Asahi turun dari lantai atas lalu berjalan melalui tubuh Ryujin yang terbujur kaku di sana, dan bertingkah seolah-olah ia tak berada di rumah ketika Ryujin mengalami kecelakaan.
Berselang 5 jam dari kejadian, akhirnya Sohee dan Seungwoo pulang dari kerja. Keduanya benar-benar terkejut begitu melihat Ryujin yang memucat dan terbujur kaku di lantai dengan darah di kepala dan hidungnya.
Alibi Asahi yang mana ia bertingkah seolah baru pulang dari suatu tempat dengan membawa sebuah tas, berakting ia seakan terkejut dengan keadaan Ryujin begitu ia mengetahui bahwa Seungwoo dan Sohee sudah berada di rumah. Well.. well..
"Asahi? Kamu kemana aja?!" tanya Sohee dengan nada bicara yang meninggi.
"Aku abis dari rumahnya Kak Hyunsuk," jawab Asahi dengan wajah tak bersalahnya.
"Jadi ini murni kecelakaan...?" gumam Seungwoo.
Seungwoo melihat wajah Asahi dan menyadari bahwa wajahnya penuh lebam, "Kamu abis berantem sama Hyunsuk?"
DEG!!
Asahi lupa bahwa wajahnya lebam sebekas tinjuan Ryujin. Lagi-lagi Asahi mencoba mencari alibi lain agar ia tak dicurigai sedikitpun, terutama oleh Sohee, "A.. Aku gak seng..aja ketemu pembully.. pembully di ru..mahku.. yang dulu.."
Asahi bertingkah seakan ia mendapatkan panic attack. Tubuhnya bergetar dan nafasnya memburu seakan ia merasa ketakutan dengan masa lalunya di mana ia mengalami bullying.
Kalau soal bullying, itu bukanlah akting. Asahi memang mengalami perundungan di lingkungan rumah lamanya. Jadi jika Asahi kembali kepikiran dengan bullying waktu itu, Asahi akan mengalami panic attack. Namun, yang saat ini dia hanya akting, karena pikirannya hanya tertuju pada Ryujin.
Tak lama keadaan hening setelah obrolan selesai, seorang Dokter yang menangani Ryujin keluar dari ruang UGD, "Nona Han Ryujin harus menjalankan operasi karena tengkoraknya mengalami keretakan dan harus secepat mungkin ditangani."
Seungwoo yang hanya diam hingga memalingkan wajahnya dari Dokter itu selama ia berbicara, mendapatkan tatapan sinis dari Sohee, sehingga Sohee lah yang merespon pertanyaan Dokter itu.
"Tolong lakukan apa yang dokter bisa. Saya hanya ingin putri saya selamat. Kumohon lakukan semua yang bisa kalian lakukan," pinta Sohee sambil membungkukkan badannya.
Operasi berjalan kurang lebih 2 jam dan begitu Ryujin keluar dari ruang operasi, rambut Ryujin terlihat sedikit lebih pendek karena rambut Ryujin harus di potong mengingat luka yang dialaminya ialah tengkoraknya.
Ryujin pun dipindahkan ke ruang inap dan Asahi diminta untuk menemani Ryujin karena Sohee dan Seungwoo pergi ke resepsionis untuk mengurus berbagai urusan administrasi.
Selama Asahi menemani Ryujin, terlihat gurat kebencian muncul di raut wajah Asahi.
"Kenapa gak mati sekalian sih.." gumam Asahi.
"Gue gak mati karena gue ditakdirkan untuk membalas perbuatan lu suatu saat.."
Iya. Itu suara Ryujin.
Ternyata Ryujin sudah terbangun semenjak keluar dari ruang operasi.
Ryujin dan Asahi, sepasang saudara angkat yang saling menyimpan dendam di umur mereka yang baru saja menginjak 5 tahun.
❄❄❄
asahi kebanyakan akting nih hihi 😥
btw, happy 3k readers!!
thanks for reading my book ❤Thanks for you because you read this chapter until end. ❤
Dont forget to vote and comment 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
hidden things | nct . skz 00l
Fiksi Penggemarwhat do you know about us? ©cremxbrulexx, 2020