Hari ini Hyunjin bermain ke rumah Ryujin. Kedatangan Hyunjin membuat keadaan mood Ryujin makin membaik karena di pagi itu Ryujin baru saja mendapatkan omelan dari Ibunya. Padahal Ryujin tidak melakukan kesalahan, namun Ibunya selalu memarahinya tanpa alasan.
"Akhirnya kamu dateng! Yuk masuk!" ajak Ryujin dan mempersilahkan Hyunjin duduk di sofa ruang tamu.
Saat Hyunjin duduk di sofa, dari sebuah ruangan muncul remaja lelaki seumuran dengan Ryujin. Apakah itu saudara kembar Ryujin? Atau sepupu Ryujin? Atau mungkin yang lainnya.
"Bun, aku berangkat ya!" teriak remaja itu lalu pergi meninggalkan rumah.
"Iya, hati-hati, Asahi!!" Sohee berteriak dari dapur karena ia sedang sibuk menyiapkan makanan.
"Oh, namanya Asahi," batin Hyunjin.
Ketika Hyunjin membuka ponselnya dan memainkan sosial medianya, telinganya tiba-tiba mendengar sesuatu dari dapur yang sepertinya Ryujin tengah berdebat dengan Ibunya.
"Tuh contoh Asahi, dia kerja part time padahal lagi liburan musim panas. Kamu masa diem aja? Gak nyoba kayak Asahi gitu? Meski kamu perempuan, tapi ada baiknya kan kalo kamu kerja juga? Buat diri sendiri ini. Jangan pemales jadi cewek dong! Nanti kalo kamu udah berkeluarga gimana? Apa-apa males, apa-apa lemot."
Perkataan Ibu Ryujin terdengar hingga ke telinga Hyunjin. Kalau sudah seperti ini, terkadang ada perasaan tidak enak juga bingung karena pasti suasana yang tercipta begitu canggung. Keadaan di dapur makin memanas begitu Ryujin mengeluarkan suaranya.
"Ya udahlah gak usah banding-bandingin gitu!! Toxic banget sih lu jadi orang tua!"
Ryujin pun keluar dari dapur dengan raut wajah masam. Ia berjalan ke arah Hyunjin lalu menarik tangan Hyunjin, "Ayo nongkrong di luar aja."
"Jin, maaf ya malah jadi denger obrolan gue sama bunda gue," kata Ryujin.
"Justru gue yang minta maaf karena ngerepotin lu," balas Hyunjin.
"Lu gak salah kok. Bunda gue aja yang gak jelas. Tiap hari gue jadi bulan-bulanan gegara tuh anak setan!" keluh Ryujin sambil mengacak-acak rambutnya.
"Hah anak setan? Asahi maksud lu?"
"Ih jangan sebut nama dia arrggh!! Benci banget gue ama tuh anak!!" sungut Ryujin.
"Maaf deh.."
"Ih lu juga tuh jangan minta maaf mulu!!"
Hyunjin menautkan alisnya karena sedari tadi ia selalu salah di mata Ryujin. Lantas, ia harus bagaimana agar Ryujin bisa mereda amarahnya. Karena Ryujin masih marah, Hyunjin pun jadi bad mood karena amarah Ryujin.
"Kayaknya lu emang butuh waktu sendiri. Kalo gitu gue balik aja ya. Maaf ganggu," Hyunjin pun bangun lalu pergi meninggalkan Ryujin yang masih menunduk di mejanya.
"Orang-orang kenapa sih gak bisa ngertiin gue.." gumam Ryujin.
Mau tidak mau, Ryujin pun pulang ke rumah. Tapi, di tengah perjalanannya menuju rumah, tiba-tiba terlintas di kepalanya agar ia berkunjung ke rumah Yeji, atau mungkin menginap saja seharian.
"Yeji!!"
Merasa dipanggil, sosok yang dicari pun memunculkan wajahnya dari balik pintu, "Eh? Ryujin? Ada apa?"
"Lu keluar ngapa!!" ujar Ryujin.
"Lu aja yang masuk ih! Repot deh lu!!"
"Apa sih?? Pasti ada problem lagi.." ucap Yeji dengan tatapan sendunya yang mengarah ke Ryujin.
Ryujin pun tersenyum kecil, "Nah itu tau."
"Ah lu mah kebiasaan!" sungut Yeji.
"Lah lu nyalahin gue? Jelas yang salah tuh ortu anjing! Bisa-bisanya anak angkat lebih disayang daripada anak kandung. Padahal perkara tuh anak lebih rajin daripada gue," keluh Ryujin.
"Gue bukannya berniat menyalahkan lu ya. Tapi ya lu tau kan orang tua tuh pasti bakalan manjain anaknya yang udah berhasil. Bukan manja sih, lebih tepatnya disayang. Andai posisi lu ketuker antara lu sama Asahi, mungkin lu bisa dapet rasa sayang dari kedua orang tua lu," ujar Yeji.
"Cih bangsat! Seharusnya gak gitu. Emang harusnya gue yang jauh lebih di sayang daripada tuh anak, karena jelas dong gue anak kandungnya!" balas Ryujin yang tak mau kalah.
"Tapi ya, gue gak bisa mengela sih. Gue emang bukan anak yang diharapkan..." lirih Ryujin.
Perkataan Ryujin pun langsung mendapat balasan dari Yeji berupa tamparan di pipinya. Jujur saja, Ryujin terkejut setengah mati karena Yeji tiba-tiba saja memperlakukannya demikian. Tidak heran, baru saja Ryujin mengatakan hal yang seharusnya tidak diucapkan.
"Ngomong apa sih lu?! Mana ada anak yang tidak diharapkan?" kata Yeji dengan nada bicaranya yang cukup tinggi.
"Lu mungkin gak tau, Ji. Kecilnya gue tuh.. gue diperlakukan selayaknya gue anak laki-laki." Ryujin pun memulai sesi curhatnya.
"Pas kita ketemuan 12 tahun yang lalu, lu liat sendiri kan kecilnya gue penampilan gue gimana? Bahkan lu hampir ngira gue anak laki-laki kan gegara penampilan gue?" kata Ryujin.
"Kenapa demikian dah? Apa ada sesuatu dulu yang mungkin aja ngubah pemikiran orang tua lu?" tanya Yeji.
"Iya, Ji. Ayah gue tuh gak mau ada anak perempuan, karena anaknya dia dulu tuh perempuan dan nasibnya pada sial semua."
❄❄❄
kalo kata ryujin, namanya anak setan :"D
abis ini flashback lagi heheThanks for you because you read this chapter until end. ❤
Dont forget to vote and comment 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
hidden things | nct . skz 00l
Fanficwhat do you know about us? ©cremxbrulexx, 2020