Short flashback about what Chan said to Sana before Seungmin and Felix back to home."Sana?” suara Chan memanggil dari luar langsung mengalihkan atensi Sana yang tengah meneguk beer nya di ruang makan.
“Chan? Kenapa?” tanya Sana begitu ia membukakan pintunya.
“Gue masuk dulu lah. Kita ngobrolnya di dalem biar lebih enak,” kata Chan yang kemudian berlalu begitu saja, dan duduk di sofa ruang tamu.
“To the point aja. Gue lagi gak mau basa-basi,” ujar Sana dingin lalu ikut duduk berhadapan dengan Chan di sofa ruang tamu.
“Yakin?”
“Iya.”
Chan menghela nafasnya. Salah satu tangannya teralih untuk menyisir rambutnya ke belakang. Chan tertunduk sebentar, lalu kembali menatap Sana. Di lain sisi, Sana hanya menatap gerak-gerik Chan yang dinilai membuang-buang waktu.
“Kim Wonpil. Your husband. He has been passed away.”
Tak bisa Sana berbohong bahwa ia sangat terkejut. Wonpil menghilang selama 3 bulan, lalu menerima kabar terbarunya hanya berupa namanya saja.
“Dia bunuh diri. Kalo lu masih inget berita bulan lalu ada pembunuhan di restoran, ya sebenernya itu beritanya Wonpil sama Brian. Kenapa gak kesampean beritanya ke lu, karena kita semua tau pas waktu Wonpil meninggal, keadaan lu sama Seungmin emang masih berantakan. Dan lebih tepatnya, kejadiannya itu satu minggu setelah Jiho meninggal.”
Sana merasa sesak. Ia ingin menangis, tapi di sisi lain, ia tak sudi untuk menangisi pria itu. Mengingat dia telah meninggalkan banyak luka sebelum pergi, sepertinya berhasil membuat Sana menghilangkan rasa sedihnya.
“Its okay--”
“I am okay. Its nothing to us.” Chan menghela nafas lagi. Ia sudah menduga jawabannya akan seperti itu.
Meski kejadian di mana Sana mencoba membunuh Seungmin sudah sebulan yang lalu, tidak menutup kemungkinan bahwa Sana masih bersikap kasar terhadap Seungmin.
“Kamu masih bersikap kasar terhadap Seungmin?” tanya Chan dengan suara yang pelan.
Pertanyaan Chan sebenarnya terdengar oleh Sana. Tapi, Sana tak berniat untuk menjawab pertanyaan itu. Seharusnya Chan sudah mengerti tanpa ia menjawabnya, bukan?
Baru saja Chan ingin menanyakan hal lain, sosok yang di bicarakan akhirnya sampai di rumah. Tak hanya Seungmin, ada Felix di belakangnya yang sepertinya mereka pulang bersama. Sontak, Chan dan Sana menoleh.
“Dad?” panggil Felix.
“Maybe, that’s all enough. I wish you stop do that to Seungmin.” Chan menoleh kembali ke arah Sana, dan begitupun Sana juga turut menatapnya. Seusai Chan mengatakan kalimat itu, Sana pun tertunduk merasa bersalah.
“Thanks, Chan.”
Yap. Thats enough.
Lets go back to Sana and Seungmin.Sana dan Seungmin telah pulang dari rumah nenek. Di dalam mobil, keduanya masih bungkam. Sana yang canggung untuk memulai pembicaraan, dan Seungmin yang tak berniat untuk berbicara.
“Seungmin.”
“Iya?”
Ya. Sana hanya berani memanggil namanya. Tak lebih. Sana terlalu takut untuk mengatakan hal yang sedari tadi berputar di otaknya.
“Seungmin?”
“Hmm..”
“Mama... minta maaf untuk selama ini. Maaf telah menjadikanmu pelampiasan Mama terhadap pria itu. Maaf telah membuatmu sakit selama ini. Maaf karena Mama telah menjadi Ibu yang buruk. Maaf. Maafkan segalanya.”
Sana masih menatap lurus ke arah pemandangan yang terlihat membentang jembatan Banpo. Di saat yang tepat, air mancur pelangi muncul. Terlihat indah. Keindahan yang berbeda jika ia bersama dengan Wonpil sebelum adanya konflik. Dibanding yang sekarang, warna pelangi dari air mancur itu terasa hampa. Seakan gagal untuk mewarnai suasana mobil Sana dan Seungmin.
“Mama...” Sana pun menoleh. Ia melihat Seungmin tengah memejamkan matanya, lalu membukanya perlahan.
Begitu kedua maniknya benar-benar terbuka, Seungmin menoleh dan mengukir senyuman di sana. Ia tersenyum pada Sana. Iya. Tersenyum. Senyuman yang kembali terlihat setelah 4 bulan menghilang karena konflik yang terjadi.
“Aku sudah memaafkan semuanya. Aku juga ingin mengatakan, jika Mama melampiaskan apapun kepadaku, dan itu membuat Mama lebih baik, itu tidak akan jadi masalah bagiku. Bagiku juga wajar jika Mama bertingkah demikian. Karena aku tahu itu berat--”
Belum selesai Seungmin berkata, Sana yang sudah menangis karena permintaan maafnya diterima semudah itu, beralih memeluk putra satu-satunya itu dengan erat.
“Dont lying.. you cant forgive me easily,” lirih Sana dengan suara yang parau.
Seungmin ikut memeluknya. Ia tersenyum di sana, “I didnt lied. I am serious. I forgived you, Mom. Its okay. I receive your apologize.”
Tak kuat lagi. Sana menangis karena akhirnya ia bisa di terima kembali. Entah apakah Seungmin sempat membencinya atau tidak, namun mendengar perkataan Seungmin tadi, membuat Sana tak bisa menahan tangisnya.
“Thank you so much, my baby.”
❄❄❄
huhu seungmin, kamu baik banget sih..
jadi suami aku yukk huhuperlahan konflik sana sama seungmin mulai membaik. tunggu konflik yang lain ya. bakalan ada yang lebih greget daripada ini loh.
Thanks for you because you read this chapter until end. ❤
Dont forget to vote and comment 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
hidden things | nct . skz 00l
Fanfictionwhat do you know about us? ©cremxbrulexx, 2020