"Kita ngapain sih kesini?" bisik Haechan pada Johnny.
"Nanya mulu lo bangsat." Renjun menggeplak kepala Haechan, mungkin Haechan akan membalas Renjun jika tak mendapatkan tatapan mematikan Johnny.
Disinilah mereka, sebuah ruangan remang-remang dihiasi asap rokok, bau alkohol dan bau amis darah yang mereka sebut markas. Diujung kiri ada Yuta yang sibuk dengan box berisikan senjata, disebelah Yuta berdiri Renjun, Haechan dan Johnny menyenderkan punggung pada tembok beberapa kali Haechan menguap karena bosan.
"Somebody sent us something." Mark datang dengan kotak coklat di tangannya, penasaran Haechan langsung mendekati.
"Cepat buka." titah Haechan.
"What is that?" Johnny yang sama penasarannya pun mulai mendekati, segera Mark membuka box itu.
"Wow tujuh pistol desert eagle." Mark menyebutkan jenis pistol tersebut.
"Lee Taeyong." Celetuk Yuta, semua mata beralih pada Yuta.
Yuta mendekat dan memainkan pistol tersebut, menodongkan pada Haechan seketika Haechan menghindar terkejut hingga pantatnya mencium lantai, semua orang tertawa dibuatnya.
"Gila lo kak! Hahaha." Mark membantu Haechan bangkit, Haechan memajukan bibirnya dan mengusap pantatnya.
"Untung lebih tua, kalo engga-" Ucapan Haechan terhenti saat dapat tatapan tajam dari Yuta.
"Kalo engga apa?" Tanya Yuta, Haechan langsung menggeleng dan menunjukan deretan giginya.
"Kok tiba-tiba merinding yah?" Ucap Haechan, dan tibalah orang yang dari tadi mereka tunggu siapa lagi jika bukan sang master.
"Pantesan merinding ternyata malaikat maut datang." Gumam Haechan, Johnny yang mendengar itu langsung menyumpal mulut Haechan karena bahaya jika master mendengar.
"Tutup mulut brengsek!" Ucap Renjun tepat ditelinga Haechan.
Mereka berlima langsung berjejer menghadap Jeffrey, menunggu sang master memberi perintah ataupun menyampaikan sesuatu yang penting.
"Haechan ada yang ingin disampaikan?" Haechan menelan ludahnya.
"Kim Yoona bibi dari Choi Thea mendapatkan luka bakar di bagian wajah dan badannya karena insiden kebakaran, dan suaminya menyelamatkan dirinya sendiri."
Jeffrey tersenyum miring, "Cari si Yoon brengsek itu, bawa padaku hidup-hidup dan kita bakar disini ramai-ramai."
"Siap!" Dengan bersemangat Haechan menjawab, setelah membakar rumah dan sekarang membakar orang akan seru menurut Haechan.
"Yuta?" Mata Jeffrey beralih pada Yuta.
"Semua aman." Ucap Yuta berbohong, namun karena pandai menyembunyikan Yuta sama sekali tak akan ketahuan bahkan oleh Jeffrey sekalipun.
"Johnny, kau cari Thea sampai dapat!" Tegasnya sambil menatap Johnny, prioritasnya adalah Thea untuk sekarang.
"Baik master" ucap Johnny.
"Lee Taeyong mengirim kita senjata baru, apa kau tahu maksudnya?" lanjut Johnny.
Tatapan Jeffrey berubah terlihat lebih menyeramkan, orang biasa mungkin bisa mati jika ditatap seperti itu. Jeffrey mengeluarkan hp nya dan menghubungi seseorang.
"Apapun yang kau lakukan saya tak akan berubah fikiran." Suara Jeffrey terdengar dingin dan langsung menutup telfon.
"Kembalikan semua." Titahnya dibalas anggukan oleh semua anak buahnya. Jeffrey pun masuk kedalam mobil dan menjauhi markas.
![](https://img.wattpad.com/cover/236596018-288-k175617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER: Jeffrey The Mafia | Jung Jaehyun [REVISI]
Fanfiction|END| "ᴅᴏ ᴜ ᴡᴀɴɴᴀ ᴘʟᴀʏ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ?" ©2020, 𝖒𝖎𝖉𝖓𝖎𝖌𝖍𝖙 𝖘𝖙𝖆𝖗𝖙: 27082020 [𝖈𝖔𝖒𝖕𝖑𝖊𝖙𝖊] highest rank in ur heart.