04. bastard!

6.5K 571 91
                                    

Jeffrey.

Thea mengetahui wajah orang yang di hadapannya kini, wajah yang selalu ada setiap Thea menyalakan televisinya. Tapi yang buat Thea berfikir adalah 'ada urusan apa Jeffrey dengannya?'

Thea berhenti mundur, kini ia kagum dengan ketampanan lelaki itu. Karena Thea tak pernah bertemu langsung, orang bilang Jeffrey tampan dan merupakan orang yang sangat baik.

"Thea Choi." Suara Jeffrey menyadarkan Thea.

Tatapan mereka bertemu dan Jeffrey ngesmirk tipis kemudian jalan mendekat, Thea mematung tak bergerak menikmati wajahnya.

Jeffrey menjentikan jari di depan wajah Thea, membuat Thea tersadar dan langsung memalingkan wajahnya.

"Ada perlu apa?" Tanya Thea gugup.

"Oke saya tak akan berbasa-basi. Tinggalah denganku akan ku bayar tiap bulannya." Ucapnya to the point.

What?!

Thea tercengang, di sisi lain juga dia tak terima dengan ucapan Jeffrey seperti merendahkannya.

"Apakah anda membeli saya?" Tanyanya dengan nada tak percaya.

Jeffrey mengangkat sebelah alisnya, Thea menggeleng masih tak percaya. Ucapan Jeffrey sangat melukai harga dirinya, walaupun Thea tak punya uang atau tetap tinggal tetap saja ia tak mau menjual dirinya.

"50 million each month? Atau berapapun yang kau mau."

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Jeffrey, siapa lagi pelakunya jika bukan Thea. Perkataan Jeffrey sudah keterlaluan bagi Thea.

Untuk pertama kalinya ada wanita yang menampar Jeffrey, tak terima Jeffrey mendorong Thea ke tembok menahannya dan menatap tajam, tak mau kalah Thea membalas tatapan Jeffrey walaupun terkejut dengan reaksi Jeffrey yang tiba-tiba.

"Oh seperti ini kelakuan asli dari pengusaha muda sukses yang di idolakan banyak orang? Sampah!"

Tak mengambil pusing ucapan Thea, Jeffrey langsung melumat kasar bibir Thea satu tangannya mendorong tubuh Thea ke tembok. Thea hanya memberontak tapi Jeffrey tak ada niatan untuk melepasnya.

Jeffrey menggigit bibir Thea dan memainkan lidah Thea. Tak memberi kesempatan untuk menarik nafas. Hingga Thea merasakan tak ada lagi pasokan udara, Thea memukul dada Jeffrey hingga Jeffrey menyudahi ciumannya.

Thea menatap Jeffrey penuh amarah seakan ada api dimatanya, Thea mengusap kasar bibirnya.

Bugh!

Tas Thea mendarat di wajah Jeffrey, "BAJINGAN!" teriaknya lalu lari menjauh.

Jeffrey menyunggingkan senyumnya, karena kemana pun dan sejauh apapun Thea berlari pada akhirnya akan ada di genggaman Jeffrey.

Thea terus berjalan menyusuri kegelapan, hatinya sakit karena itu merupakan ciuman pertamanya. Senakal-nakalnya ia Thea tak mau di cium oleh sembarang pria apalagi yang tak dikenalnya.

Srek!

Thea terkejut bukan main saat seseorang menyeret tangannya untuk bersembunyi, matanya melotot. Seorang lelaki yang menyeret Thea tangannya menutupi mulut Thea agar tek bersuara.

Ada dua lelaki berbaju hitam dan yang satu berbaju putih yang ternyata mengikuti Thea, dan lelaki ini menyelamatkan Thea.

"Kemana wanita itu kak?" Tanya lelaki berbaju putih.

"Sial! Kita kehilangan dia." Lelaki berbaju hitam mengacak-ngacak rambutnya frustasi karena kehilangan target.

"Gimana dong? Nanti master pasti marah." Dari nada bicaranya seperti ketakutan.

'Master? Siapa master?' Batin Thea.

Akhirnya kedua orang tersebut pergi, jantung Thea lega tapi masih ada yang mengganjal karena lelaki tak mengenali siapa lelaki di depannya.

"Ayo keluar." Ucap lelaki itu, Thea masih tak melepas pandangannya dari lelaki tersebut. Wajahnya sama seperti yang menolong dia tadi siang saat Thea ditampar bibinya.

"Oh iya, saya Yuta." Mengerti situasi lelaki itu mengenalkan dirinya sambil tersenyum.

'Manis' batin Thea.

Wajah lelaki itu agak menyeramkan saat terdiam, namun senyumnya sangat manis dan menenangkan.

"Kenapa kamu selamatin aku?" Tanya Thea heran.

Wajah Yuta kebingungan, "entahlah, saya tak mau kamu jadi korban dia."

"Siapa dia?"

"Master Jeffrey."

"Jeffrey Jung maksudmu?"

Yuta mengangguk, "kamu aman sama saya." Ucapnya diiringi senyuman yang membuat Thea nyaman.

MASTER

Bugh!

"Dasar gak becus!" Johnny menerima pukulan dari Jeffrey, namun ia tak melawan dan hanya menundukan kepala.

"Fokuskan kerjamu Johnny! Bagaimana bisa kau kehilangan langkah seorang wanita yang lemah?!" Ada ketegasan dan kemarahan dari kata yang terucap Jeffrey.

"Sekarang keluar, sebelum kau ku habisi!" Johnny segera keluar dari ruangan Jeffrey dengan bibir yang berdarah.

Di depan pintu terdapat Mark dengan tatapan yang khawatir.

"Are you ok?" Tanyanya dengan tatapan khawatir, tapi ini sudah biasa bagi Johnny.

"Sudahlah Mark." Johnny terkekeh kecil dan mengusap darah di bibirnya, melihat ekspresi berlebihan Mark membuat Johnny gemas.

"Seharusnya gue ikut masuk, jadi kita sama-sama kena pukul" Tutur Mark.

"Lo bisa pingsan di dalem" Mark mengerutkan dahinya tak terima.

"Lagian sekeras apa sih pukulan master, jadi pengen coba." Ucap Mark dengan nada menantang.

Johnny mendorong kepala Mark, " gak usah macem-macem."

Mark menggaruk rambutnya sambil terkekeh.

Ting! Ting!

Mark dan Johnny saling bertatapan, suara itu dari hp mereka masing-masing yang menadakan panggilan kumpul dari master, mereka merapikan baju dan berjalan beriringan menuju markas.

Mark dan Johnny saling bertatapan, suara itu dari hp mereka masing-masing yang menadakan panggilan kumpul dari master, mereka merapikan baju dan berjalan beriringan menuju markas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Hai i'm back!! Semoga suka yah sama chapter yang satu ini-💚

MASTER: Jeffrey The Mafia | Jung Jaehyun [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang