Sunyi yang Thea rasakan, di dalam kamarnya dia hanya mampu mendengar suara jam di dinding yang sedang berdenting. Matanya menatap langit-langit kamar sesekali terpejam dan mengenang moment indah bersama Jeffrey. Thea merindukannya sang master yang tak kunjung datang, yang Thea pegang hanya janji-janjinya bukan tangan Jeffrey.
"Thea! are u ok?" Suara johnny yang khawatir dari luar kamar sama sekali tidak Thea gubris.
Di luar kamar ada dua lelaki yang cemas menunggu Thea keluar kamar, merasa khawatir karena semenjak kejadian Shotaro, Thea sama sekali belum keluar kamar.
"Jangan seperti ini Thea, jangan buat kami semua cemas." Suara Yuta yang lembut sekali pun tidak membuat Thea bergerak.
Johnny mendekati Yuta dan menepuk pundak Yuta, mengisyaratkan agar membiarkan Thea sendiri. Mungkin sesekali Thea butuh waktu untuk menenangkan diri, karena berada di posisi nya itu sangatlah tidak mudah.
"Thea, kami akan ada selalu di sisi mu. Jangan khawatir, jika ada apa-apa panggil kita." Ujar Yuta sebelum meninggalkan kawasan kamar Thea Dan pergi menuju ke bawah.
Ucapan Yuta sebelum pergi cukup menyentuh Thea, dia merasa bersalah karena selalu menyusahkan anak buah Jeffrey apalagi Yuta dan johnny. Kedua lelaki itu selalu setia menjaganya padahal banyak pekerjaan berat di sekeliling mereka.
Tok!
Thea membuka pintu kamarnya, ada taeil membawa nampan makanan untuknya. Untuk menghargai orang-orang yang sayang pada Thea dia akan memakan makanan yang sudah Taeil siapkan.
"Kak Taeil aku akan makan ini, sampaikan pada Yuta dan Johnny untuk jangan mengkhawatirkan aku. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri." Taeil hanya mengangguk dan tersenyum.
"Jika sudah habis makannya simpan piring ini di depan pintu kamar, aku akan mengambilnya nanti." Thea pun mengangguk, lalu menutup pintu kamarnya kembali.
Thea memakan sendok per sendok nasi dengan sangat perlahan, karena sebenarnya Thea tak berselera untuk makan. Jika bukan karena memikirkan orang-orang yang sayang padanya mungkin Thea tak akan makan.
"Hiks" Thea menangis sambil sesekali menyuap nasi.
"Aku merindukan mu Jeff, kapan kamu akan kembali? Apa kamu tak memikirkan aku?" Gumamnya sambil terisak.
Berat yang Thea rasakan jauh dari seseorang yang dia cinta, tanpa tahu bagaimana kabarnya. Bulan lalu terakhir kalinya Jeffrey memberi kabar pada Thea dan hanya sekedar bertanya sedang apa lalu menghilang.
Tok! Tok!
Suara ketukan pintu yang Thea dengar, segera Thea menghentikan isakannya walaupun tidak merespon orang yang mengetuk pintunya.
"Choi Thea, gue izin pergi kerja yaa cantik. Jangan murung, jangan mengunci diri terus-menerus , gue janji gue bakal bikin lo bahagia apapun resikonya." Suara Yuta di luar sana yang membuat hati Thea tersentuh, Thea kembali terisak.
"Yuta lo orang baik, maafin gue selalu repotin lo." gumam Thea bahkan Yuta pun tak akan bisa mendengarnya.
Thea mengerjapkan matanya, matahari masuk melewati celah celah jendela kamar Thea. Mata Thea yang sembab menandakan bahwa banyak air mata yang ia keluarkan semalam.
"Thea bersiap-siap lah gue bakal bawa lo ke suatu tempat." begitu lah suara yang Thea dengar, Thea sangat tergoda dengan bujukan dari johnny yang akan membawa nya ke suatu tempat.
Thea berganti baju lalu dengan cepat keluar kamar dengan kacamata hitam nya untuk menutupi matanya yang sembab. Johnny tau itu namun johnny tak ingin menanyakan apapun pada Thea.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER: Jeffrey The Mafia | Jung Jaehyun [REVISI]
Hayran Kurgu|END| "ᴅᴏ ᴜ ᴡᴀɴɴᴀ ᴘʟᴀʏ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ?" ©2020, 𝖒𝖎𝖉𝖓𝖎𝖌𝖍𝖙 𝖘𝖙𝖆𝖗𝖙: 27082020 [𝖈𝖔𝖒𝖕𝖑𝖊𝖙𝖊] highest rank in ur heart.