36. the night

2.3K 185 17
                                    

Usaha memberontak nya sia-sia, tenaga sudah terbuang banyak. Thea tak bisa melihat apapun karena wajahnya tertutup kain hitam, yang dia tahu bahwa dia sedang berada di sebuah mobil entah mau kemana. Menangis, hanya itu yang dia lakukan, Thea tak bisa berteriak karena sesuatu menutup mulutnya. Di dalam hati nya terus memanggil nama Jeffrey berharap lelaki itu mendengar suara hati nya yang meminta pertolongan.

Tubuh Thea di seret keluar dari mobil lalu di lempar ke jalanan, kain yang menutupi wajahnya kini terbuka dia melihat beberapa orang berjaket hitam yang membuangnya kini pergi menggunakan mobil van. Tak ada tenaga lagi, Thea ketakutan karena kendaraan bisa datang kapan saja dan melindas dirinya.

Mobil hitam melaju sangat kencang ke arahnya, lampu nya menyorot jelas membuat Thea panik dan hanya menutup matanya, menerima nasib nya yang mungkin akan mati hari ini.

Beep!

Klakson nya nyaring, mobil itu banting setir sehingga tidak menabrak Thea namun berguling-guling dan akhirnya meledak, badan Thea gemetar hebat menyaksikan itu semua. Tak lama datanglah beberapa mobil lalu Thea melihat seseorang yang sangat dia kenali berjalan terburu-buru ke arahnya.

"Jeff." Suara Thea melemah.

Jeffrey merengkuh tubuh lemah Thea, melepaskan ikatan tangannya dan sesuatu yang menyumpal mulut Thea.

"Tenanglah sayang." Ujar Jeffrey mengelus kepala Thea yang kini sedang menangis di pelukannya.

"Aku takut Jeff." Jeffrey menatap wajah Thea yang agak kotor dan rambut yang tadinya tertata rapi sekarang sudah berantakan.

"Sstt ga usah takut, ada aku disini aku ga akan ninggalin kamu lagi." Jeffrey mengecup singkat bibir Thea agar wanita itu tenang.

Thea yang benar-benar sudah tidak berdaya pun memejamkan matanya, Jeffrey yang panik langsung mengangkat tubuh Thea dan membawa nya ke mobil lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju kediaman mereka.

"Sudah Yeri? biar gue periksa dia." Ujar Sehun yang masuk ke kamar Thea setelah Yeri membantu Thea mengganti pakaiannya. Yeri mengangguk menanggapi pertanyaan Sehun.

"Kemana semua orang Yer?" Tanya Sehun sambil memeriksa keadaan Thea yang belum sadarkan diri.

"Master, kak Johnny dan yang lainnya sedang mempersiapkan pemakaman kak." Jawab Yeri di balas helaan nafas kesedihan dari Sehun.

"Thea baik-baik saja, dia cuma dehidrasi, kelelahan dan mungkin shock karena kejadian semalam. Keadaannya mungkin akan drop jika nanti mengetahui tentang kematian dia, jadi tolong pantau Thea dengan ketat. Ini resep obat untuk Thea bisa segera di tebus." Jelas Sehun pada Yeri.

"Oke thanks kak, nanti gue sampein ke Master." Yeri memberi senyuman pada Sehun.

"Gue balik ke rumah sakit ya, titip salam buat suami lo." Sehun mengelus rambut Yeri lalu mencium pipi Yeri sebelum meninggalkan kamar Thea.

"Sayang?" Panggil Johnny, Yeri pun mengahampiri suami nya yang berada didepan pintu. Lalu datanglah master, Yeri menjelaskan semua keadaan Thea pada master.

"Thanks Yeri. Johnny suruh Mark untuk tebus obat Thea."

"Baik Master."

Jeffrey menutup pintu kamar Thea memandang wajah wanita yang tertidur itu dengan sangat dalam, beberapa bulan tidak berada disampingnya membuat Jeffrey sadar bahwa dia sudah menjatuhkan hatinya pada Thea. Melihat wanitanya itu lemah seperti ini membuat hatinya sakit, karena ini semua adalah karena ulahnya.

"Thea." Panggil Jeffrey karena ia melihat pergerakan dari Thea.

Matanya terbuka perlahan lalu tersenyum saat melihat Jeffrey berada di hadapannya. Namun ekspresi nya berubah saat melihat kesedihan di wajah lelaki itu. Tangan Thea terulur mengelus wajah Jeffrey.

"Apa yang kamu rasain? Ada yang sakit?" Tanya Jeffrey dengan nada penuh ke khawatiran yang di balas gelengan oleh Thea.

"Aku gapapa."

"Makan yaa, aku bawain makan." Thea memegang tangan Jeffrey yang akan pergi.

"Makan dibawah aja."

"Ga! nanti kamu cape jalan kebawah nya." Larang Jeffrey yang dibalas kekehan oleh Thea.

"Lebay banget sih Jeff, aku gapapa kali." Thea bangun dari tempat tidurnya lalu menggandeng tangan Jeffrey.

Setelah pintu lift terbuka, Thea merasa kebingungan karena rumah sangat sepi tak ada seorang pun didalam rumah. Thea melirik kearah Jeffrey namun lelaki itu malah bersikap biasa-biasa saja.

"Kak Taeil kemana? Semua orang pada kemana Jeff?"

"Jadi hari ini, aku yang akan masak untuk nona Thea yang super cantik ini." Jeffrey tak menjawab pertanyaan Thea, dia malah memakai apron lalu memasakan masakan untuk Thea.

Thea hanya memperhatikan Jeffrey yang fokus berkutik dengan alat masaknya, ini adalah kejadian yang sangat langka. Sesekali Thea tersenyum dan menganggumi sosok indah yang dia cintai itu.

"Makanan sudah jadi, silahkan dicicipi." Jeffrey menaruh sepiring spaghetti di hadapan Thea.

"Hhmm smell so good, aku coba yaa." Jeffrey hanya mengangguk dan terlihat sangat lucu di mata Thea.

"Gimana rasanya?" Tanya Jeffrey penuh harap sambil terus memperhatikan Thea yang sedang mengunyah makanannya.

"Not bad lah, kok kamu ga bilang sih kalo jago masak." Jeffrey tersenyum bangga kepada dirinya sendiri.

"Ini pertama kalinya aku masak, dan kamu bilang rasanya enak berarti tandanya aku emang jago dalam semua bidang." Ujar Jeffrey dengan penuh percaya diri membuat Thea menahan tawanya.

"Iya terserah kamu." Balas Thea dengan sedikit kekehan.

"Aku mau coba dong." Jeffrey membuka mulutnya.

"Eh jangan! kan kamu buatin buat aku masa dimintain sih, nanti aku ga kenyang." Ucap Thea dengan sedikit terbata.

"Oh iyaa, saking enaknya sampe gamau bagi-bagi. Apa aku harus buat restoran?"

"Hmm? Boleh tuh, ide bagus." Ujar nya dengan senyuman kikuk.

Makanan Thea pun sudah habis dan Jeffrey masih setia memandangi wajah cantiknya. Entah tatapan dalam artian apa, Thea sendiri pun tak mengerti.

"Jeff, ada yang mau kamu sampein ke aku?" Tanya Thea, Jeffrey pun hanya tersenyum dan membereskan piring bekas Thea makan.

"Sini ikut aku." Jeffrey menggenggam tangan Thea membawanya ke taman belakang.

"Thea, kamu ingat mobil yang meledak semalam?" Thea mengangguk ingat, perasaannya mulai tidak enak.

Jeffrey menghela nafasnya lalu mengusap rambut Thea, "itu mobil Yuta." Thea menutup mulutnya terkejut.

"Jangan bilang?" Jeffrey mengangguk membenarkan pertanyaan yang ada di benak Thea.

"Yuta udah gak ada The." Jeffrey menunduk dan Thea tak kuasa menahan tangisnya.

Thea menjatuhkan dirinya ke sofa tangannya masih menutup mulut terkejut dan air mata nya lolos bercucuran dari kedua bola matanya yang indah. Dia benar-benar terkejut dan tak menyangka, Jeffrey langsung memeluk tubuh kecil Thea membiarkannya menangis di pelukannya.

"Yuta meninggal Jeff?" Jeffrey mengangguk membenarkan ucapan Thea.

"Jeffrey?" Thea melepaskan pelukan Jeffrey lalu menatap wajah Jeffrey.

Thea sangat yakin bahwa Jeffrey lah yang paling terpukul saat tahu bahwa Yuta telah tiada, karena Yuta sering bercerita bagaimana persahabatan mereka namun Jeffrey benar-benar menahan semuanya agar Thea tidak terlalu sedih karena kepergian penjaga setia nya itu.

"Are you ok?" Tanya Thea dan Jeffrey hanya terdiam lalu memeluk Thea dengan erat.

TBC


MASTER: Jeffrey The Mafia | Jung Jaehyun [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang