Pesta itu berjalan dengan lancar, walaupun terkadang Thea ditinggal sendirian karena Jeffrey mengobrol dengan rekan bisnisnya jika Thea bergabung pun ia tak akan mengerti pembahasannya.
Thea tersenyum saat Jeffrey menghampirinya, lampu mulai redup suara musik melembut semua orang berpasangan untuk berdansa.
"Ayo pulang." Senyum Thea memudar, padahal ia sudah berharap akan berdansa dengan Jeffrey.
"Tapi-"
"Pulang atau mau ku tinggal?" Mau tak mau Thea pun mengikuti Jeffrey berjalan keluar.
"Hei Jeffrey!" Seorang lelaki dengan segelas wine di tangan kirinya berhenti di hadapan Thea dan Jeffrey.
Kini lelaki itu menatap Thea dari atas hingga bawah, "Baby girl, huh?"
Thea menatap tajam lelaki yang sedang terkekeh, rasanya ingin ia siram.
"Minggir." Ujar Jeffrey dengan nada dingin.
"Mau kemana? Buru-buru banget udah sesak?" Lelaki itu melirik bagian bawah Jeffrey, membuat Thea mengepal tangannya kuat.
"Kim Doyoung gue ga mau main-main sama lo." Doyoung hanya terkekeh menanggapi Jeffrey.
"Kayanya kalian emang sudah tak tahan bermain semalaman yah."
Bugh!
Tak bisa menahan rasa kesalnya akhirnya Thea meninju Doyoung, menyiramnya dengan air yang ada disembarang meja.
"Jaga yah omongan lo!" Thea mendekati Doyoung namun tangannya ditahan oleh Jeffrey.
Wajah Doyoung terkejut dan malu karena di tonjok oleh wanita di depan Jeffrey yang merupakan musuhnya dalam bisnis.
Hanya para pelayan yang memperhatikan mereka karena para tamu yang lainnya sedang berada di lantai dansa.
"Ayo kita pergi The." Jeffrey menarik tangan Thea, sebelum benar-benar pergi Thea menendang kaki Doyoung.
"Mulutnya kaya cewek! Ada yah orang kaya gitu di bumi ini." Ujar Thea di dalam mobil dengan nada yang kesal.
"Harusnya gue robek itu mulut!" Jeffrey hanya bisa melirik Thea.
Tak lama dari itu tak ada lagi suara yang keluar darinya, kepala Thea bersandar pada Jeffrey dan kini Thea sudah tertidur karena lelah mengoceh, Jeffrey menggelengkan kepalanya dan tersenyum sambil memandang lama wajah Thea.
Tangannya menuju wajah Thea dan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Thea, lalu gerakannya terhenti saat menyadari wanita di hadapannya bukanlah dia.
"Bangunlah kita sudah sampai." Suara Jeffrey masuk ke indra pendengaran Thea membuatnya mengerjap membuka mata.
Thea masuk kedalam kamarnya membuka gaun lalu duduk di hadapan meja rias untuk membersihkan wajahnya dari sisa-sisa make up.
"Mandi, engga, mandi, engga usah deh." Monolognya hadapan kaca lalu beranjak naik ke atas kasur.
Thea terus bergerak-gerak diatas kasur matanya tak mau menutup mungkin karena tadi ia sudah tertidur di mobil, akhirnya Thea memutuskan untuk keluar kamar di tengah malam, menuju lantai atas.
Tok! Tok!
Tak lama pintu terbuka, Thea tersenyum polos dihadapan Jeffrey.
"Kamu belum tidur?" Pertanyaan macam yang di lontarkan Thea, matanya mengintip ruangan Jeffrey.
"Kembali ke kamarmu The" Jeffrey hendak menutup ruangannya namun dengan gerakan cepat Thea langsung masuk kedalam ruangan itu.
Thea menggeleng dan duduk di sofa, Jeffrey memutar bola matanya tak peduli dan kembali berkutik dengan laptopnya. Mata Thea menelusuri ruangan berharap mendapatkan sesuatu yang mencurigakan, namun gagal tak ada satupun yang menandakan bahwa Jeffrey seorang kriminal diruangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER: Jeffrey The Mafia | Jung Jaehyun [REVISI]
Fanfic|END| "ᴅᴏ ᴜ ᴡᴀɴɴᴀ ᴘʟᴀʏ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ?" ©2020, 𝖒𝖎𝖉𝖓𝖎𝖌𝖍𝖙 𝖘𝖙𝖆𝖗𝖙: 27082020 [𝖈𝖔𝖒𝖕𝖑𝖊𝖙𝖊] highest rank in ur heart.