19. Forgive

2.9K 355 12
                                    

Brak!

Suara pintu dapur yang terbuka keras hingga membentur ke tembok.

"Moon Taeil makan!"

Thea yang sedang membaca buku terjengit kaget mendengar seseorang datang sambil berteriak, dari suaranya sepertinya dia tahu siapa pelakunya.

"Yang bener lo ngomongnya!" Taeil menggetok kepala Haechan dengan talenan yang ia bawa.

"Ada kerusuhan apa nih?" Tanya Thea yang muncul dari balik tembok, membuat para lelaki itu melirik.

"Kak Thea lo balik kesini?" Tanya Haechan membulatkan matanya sambil mendekati Thea.

"Seperti yang lo liat Chan, gue disini." Thea terkekeh.

Renjun, Haechan, Jaemin melirik ke arah Jeno yang menunduk. Thea juga melihatnya, Jeno masih merasa bersalah.

"Jeno lo gak mau meluk gue? Lo gak kangen gue?" Jeno bengong mendengar penuturan Thea.

Thea mendekat kearah Jeno dan memeluk erat lelaki yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri itu, sementara Jeno masih bingung tapi disisi lain ia juga senang karena Thea sudah tak marah lagi.

"Jeno gue udah besar, tinggi banget sih." Thea menepuk-nepuk punggung Jeno sambil memeluknya.

"Aaaaa pengen peluk juga" Haechan ikut nimbrung memeluk.

Jaemin tersenyum senang melihatnya berbanding terbalik dengan Renjun yang menatap orang-orang itu aneh menurut Renjun itu sangat lebay.

"Udahan acara pelukannya? Makanan udah mateng nih." Ujar Taeil yang sedari tadi hanya memperhatikan.

Jeno dan Thea terduduk di taman belakang rumah Jeffrey, Jeno baru mengerti tentang seseorang yang ingin menemuinya ternyata itu Thea.

"Kak Thea lo udah ga marah sama gue?" Jeno membuka pembicaraan.

Thea menggeleng sambil tersenyum, "mana bisa gue marah lama-lama sama lo." Seraya mengusap rambut Jeno.

"Kak gue minta maaf."

"Untuk apa? Emangnya kita kenapa? Gue lupa." Jeno berdecih mendengar penuturan Thea, membuat Thea terkekeh.

"Lupain aja, percuma gue marah sama lo." Jeno hanya bisa tersenyum menanggapinya, ia benar-benar bahagia.

"Kak Thea ngapain lo balik lagi ke rumah ini?" Jeno mengerutkan dahinya, melihat Thea lagi memang membuatnya senang tapi dengan keberadaan Thea di rumah ini.

Thea menaikan kedua bahunya sejujurnya juga dia tak tahu dan masih bingung kenapa balik lagi kesini. Jeno memegang kedua bahu Thea dan menatap mata Thea.

"Kak, kalo lo cape lo bilang sama gue oke? Kita pergi dari sini." Thea hanya tersenyum gemas melihat Jeno dengan wajah seriusnya.

"Kok senyum doang, jawab dong." Thea pun mengangguk.

"Jeno, gue gak akan pergi dari sini sebelum gue mengetahui sesuatu. Kalo gue cape gue bakal bilang sama lo." Ujar Thea, Jeno tak tahu apa yang ingin Thea ketahui namun ia akan tetap mendukung Thea dan memperhatikannya selama ia sanggup.

Jeno mengacungkan jari kelingkingnya, dan mereka saling mengaitkan jari kelinking tanda berjanji satu sama lain.

"Kali ini gue harus bilang makasih sama kakak gue yang brengsek itu."

"Kenapa?"

"Karena dia udah biarin gue ketemu sama lo, gatau jin apa yang ngerasukin iblis itu." Thea hanya bisa terkekeh mendengar penuturan Jeno.

MASTER: Jeffrey The Mafia | Jung Jaehyun [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang