Thea sangat bosan berada di rumah yang besar ini, walaupun ada banyak pelayan tetapi tak ada satupun yang bisa di ajak mengobrol karena merasa tak pantas bicara dengan nyonya nya, padahal Thea merasa dirinya hanya sanderaan.
Jeffrey yang dari tadi ia tunggu tak pulang-pulang padahal Taeil bilang jam 7 malam biasanya sudah pulang, tapi ini sudah jam 10 malam masih tak ada tanda-tanda kedatangannya.Thea membenci Jeffrey namun merasa hampa jika lelaki itu tak ada disisinya walaupun hanya sebentar.
Jika sedang sendirian Thea jadi teringat semua masa-masa indahnya dulu, masa dimana ibunya masih ada dan masa dimana ia sedang nakal-nakalnya selalu kena omel ibu dan Jeno, perasaan itu sangat menyakiti Thea.
Tiba-tiba saja Thea keinget dengan Yuta, Thea takut Yuta akan berfikiran Thea hanya menginginkan uangnya lalu pergi.
"Sorry Yuta, kalo gue bisa keluar dari sini orang yang pertama gue temuin pasti elo, i promise." Monolognya pelan sambil menyenderkan tubuhnya pada sofa.
Jam sudah menunjukan tengah malam Thea benar-benar bosan, dia melakukan terus gerakan yang berulang seperti membolak-balikan majalah dan menggota-ganti channel tv walaupun hasilnya tetap membosankan.
Dan hingga akhirnya Thea memejamkan mata pergi ke alam mimpinya.
"Thea bangun, sudah siang." Suara lembut Jeffrey terdengar, sungguh alarm yang indah.
Thea mengerjapkan matanya ternyata suara itu bukan mimpi, ada Jeffrey terduduk di samping Thea.
"Hey, morning." Jeffrey tersenyum membuat Thea terkagum, karena itu adalah senyuman termanis pertama yang Jeffrey tunjukan pada Thea.
"Jeff kamu sehat?" Thea menempelkan belakang telapak tangannya pada dahi Jeffrey.
Jeffrey mengelus rambut Thea, membuat Thea tersenyum karena merasa nyaman sekaligus terharu karena ini pertama kalinya.
"Bersiap-siaplah." Ucapan Jeffrey membuat Thea berharap bahwa mereka akan keluar dari istana ini.
"Kita mau pergi?" Mata Thea berbinar, Jeffrey mengangguk.
"Oke 5 menit." Dengan bersemangat Thea berlari ke kamar mandi.
Tanpa sadar Jeffrey terkekeh gemas melihat tingkah wanitanya itu.
Thea mandi sambil bernyanyi-nyanyi kecil ekspetasinya tinggi untuk hari. Hingga ritualnya selesai dia bingung untuk baju yang akan ia pakai, mungkin paper bag yang selalu datang tertinggal karena Thea terlalu bersemangat.
"Jeff!" Panggil Thea, namun tak ada jawaban.
Thea mengintip memastikan Jeffrey sudah keluar dari kamar, Thea pun keluar dari kamar mandi sambil memegangi handuk putih yang masih melilit di tubuh indahnya.
Cklek!
Pintu terbuka menampakan Jeffrey yang sedang memegang paper bag, Thea terkejut sementara Jeffrey berjalan mendekat sambil nge smirk.
"Jeff hadap kebelakang! Aku belum pakai baju!" Heboh Thea sambil berjalan mundur, namun Jeffrey berjalan dengan cepat langsung merengkuh pinggul Thea hingga kedua tubuh mereka bersentuhan.
Thea memejamkan matanya membuat Jeffrey tersenyum miring, "Hei apa yang kau fikirkan?" Kata-kata Jeffrey membuat Thea membuka matanya.
Thea langsung merebut paper bag itu dari tangan Jeffrey lalu berlari memasuki kamar mandi, pipinya memerah menahan malu.
Seperti biasanya baju yang diberikan Jeffrey selalu pas dengan selera fashion Thea, seperti sekarang jeans pants dipadukan dengan atasan polkadot hitam putih, simple namun sangat cocok dengan Thea.
![](https://img.wattpad.com/cover/236596018-288-k175617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER: Jeffrey The Mafia | Jung Jaehyun [REVISI]
Fiksi Penggemar|END| "ᴅᴏ ᴜ ᴡᴀɴɴᴀ ᴘʟᴀʏ ᴡɪᴛʜ ᴍᴇ?" ©2020, 𝖒𝖎𝖉𝖓𝖎𝖌𝖍𝖙 𝖘𝖙𝖆𝖗𝖙: 27082020 [𝖈𝖔𝖒𝖕𝖑𝖊𝖙𝖊] highest rank in ur heart.