38. The war

1.4K 149 7
                                    

Jeffrey terbangun dan merasakan hangat di tangannya, sedari tadi Thea masih setia menggenggam tangan Jeffrey. Lelaki itu mengusap rambut, tak ada niatan untuk menganggu wanitanya yang sedang tertidur pulas, dia hanya terduduk sambil memandangi Thea hingga akhirnya wanita dengan rambut terikat itu terbangun.

"Sudah bangun?" Thea tersenyum lalu mengangguk dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

"Kenapa tidur disini? nanti badanmu sakit." Lanjut Jeffrey.

"Tadi aku mau nganterin makanan, tapi kamu tidur eh tau nya aku juga ikut ketiduran." Jawab Thea yang di balas kekehan oleh Jeffrey.

Sudah hampir malam, Thea mengajak Jeffrey menuju meja makan karena sedari pagi Jeffrey belum menyantap apapun, dia terlalu menyibukan diri dengan pekerjaannya membuat Thea khawatir akan kondisi lelaki itu.

"Master, kamu belum makan apapun dari pagi jadi aku buatin ini." Thea menyodorkan sepiring nasi goreng yang baru saja dia masak, karena makanan yang tadi dia bawa sudah dingin dan tak mungkin dia memberikan itu kepada Jeffrey.

Jeffrey menyantap makanan itu hingga abis, dan selama itu juga Thea tak henti-henti nya memandang wajah lelaki di hadapannya itu. Thea merasa sangat nyaman berada di samping Jeffrey, walaupun pada awalnya takut dan merasa bingung kepada Jeffrey tetapi kini tidak lagi malahan dia akan merasa kesepian jika Jeffrey tidak ada, mungkin rindu.

"Thea."

"Ya, Master?"

"Bagaimana kalo kita menikah." Thea tertegun mendengar itu, antara terkejut dan bingung apakah dirinya di lamar atau hanya diajak bermain.

"Jeff kamu mengajakku menikah seperti mengajak anak kecil bermain." Ujar Thea diiringi kekehan, padahal di dalam hatinya masih terkejut dan bertanya-tanya.

Tak ada kata yang keluar dari mulut mereka berdua, hanya keheningan dan mata yang saling menatap. Membuat jantung Thea berdebar sangat cepat.

"Aku tidak bercanda The." Thea menelan ludahnya dengan susah payah, entah apa yang membuatnya ragu hingga mengiyakan ajakan Jeffrey saja sangat sulit.

Tetapi Jeffrey sangat tidak romantis menurut Thea, lihat saja dari caranya melamar tidak ada yang special hingga membuat Thea ragu dan menganggapnya lelucon.

"Tidak perlu di jawab sekarang, tapi aku akan selalu menunggu."

"Kamu lagi gak bercanda kan Jeff?" Ujar Thea ragu-ragu.

Belum sempat Jeffrey menjawab pertanyaan Thea, dua bodyguard berbadan besar mengahampiri mereka berdua seraya membungkuk hormat.

"Maaf menganggu waktu kalian. Master, Tuan Ten dan Tuan Lucas sudah datang." Di belakang dua bodyguard itu ada dua orang lagi yang mengikut.

Ten dan Lucas membungkuk hormat dan Jeffrey langsung berdiri untuk menyambut kedua orang kepercayaan nya yang menghandle dunia kriminal di hongkong dan Thailand itu.

"Thea perkenalkan, ini Lucas dan ini Ten." Thea menjabat tangan kedua orang itu, Thea sering mendengar nama mereka disebut-sebut namun ini kali pertama bertemu dengan orang ini.

"You must be Thea, right? Saya sering mendengar tentang anda dan tentunya anda lebih cantik dari apa yang saya bayangkan." Ujar lelaki berkulit agak coklat yang di ketahui bernama Lucas itu, membuat Thea merotasikan bola matanya.

"Halo Thea, nice to meet you. Master sering bercerita tentang anda."

Pipi Thea bersemu, gadis cantik itu tersenyum dan kini dia melirik ke arah master yang sedang mengajukan protes pada Ten karena membongkar rahasia nya.

"Senang bertemu dengan kalian." Balas Thea dengan senyuman kepada Lucas dan Ten.

"Thea, masuklah ke kamar aku akan mengobrol dengan Lucas dan Ten." Thea pun mengangguk dan pergi menuju kamarnya.

Ketiga lelaki itu memasang wajah serius, karena sesuatu yang akan mereka bahas sangatlah penting dan menyangkut semua bisnis di kehidupan kriminal mereka.

"Lee Taeyong benar-benar mempersiapkan semuanya dengan matang, selama ini dia mempermainkan kita Master. Sebelum Yuta tewas, Taeyong berhasil membunuh semua awak kapal yang membawa 50 kg narkoba dan senjata kita yang akan di kirim ke Hongkong, semuanya berhasil dia curi." Lapor Lucas kepada Jeffrey, selama ini dia sudah mengamati gerak-gerik Taeyong.

"Malam itu, Yuta tertembak lalu rem mobilnya blong hingga menyebabkan dia celaka. Taeyong sudah mengincar Yuta dari lama, karena dia tahu Yuta adalah yang paling kompeten dan tak mungkin berkhianat." Jelas jeffrey, setelah mencari tahu ternyata sebelum kecelakaan terjadi Yuta sudah dua kali tertembak di kaki dan bahu nya namun Yuta masih bisa melarikan diri hingga akhirnya meninggal di dalam mobilnya yang meledak.

"Taeyong akan pergi malam ini menggunakan kapal, dia pasti akan melarikan diri setelah mendapat laporan bahwa kita sudah mengetahui semuanya." Ujar Ten, karena dia mengirimkan mata-mata untuk mengintai pergerakan Taeyong.

"Kita akan ke dermaga untuk menghentikan Taeyong, kumpulkan semuanya kita akan menyerang dia. Habisi jangan ada yang tersisa, Lee Taeyong harus menderita atas semua perbuatannya."

"Master, mayat wanita di sungai itu dia benar Kim Lala. Saya berhasil menangkap Seulgi dan dia menceritakan semuanya, bahwa Lala hamil anak Taeyong lalu dia dibunuh setelah minta pertanggung jawaban dari Taeyong." Tangan Jeffrey mengepal, dia mengusap wajahnya dengan kasar ada kesedihan dan penyesalan yang dia rasakan.

"Jika Yuta masih ada, pasti dia akan menghabisi Lee Taeyong saat ini juga." Celetuk Lucas.

Jeffrey menggenggam foto wanita dengan dress biru, diketahui bahwa itu adalah Lala. Ten memberikan foto itu bersamaan dengan gelang berlian yang Jeffrey berikan pada Lala beberapa tahun yang lalu.

"Jangan membahas tentang Lala di hadapan Thea mentalnya masih terguncang saya tidak mau wanita saya terlalu memikirkan masalah ini."

Jeffrey tak sanggup membayangkan jika Thea kembali memikirkan dan bersedih di saat mengingat kembarannya yang mati mengenaskan, dia tak mau wanitanya kehilangan keceriaan nya lagi setelah akhir-akhir ini hidupnya sudah cukup menderita dibuatnya.

Tok!Tok!

Thea tersenyum ceria saat melihat Jeffrey berada di depan pintu kamarnya, senyum Thea bisa membuat Jeffrey nyaman dia tak ingin jika senyuman manis itu hilang lagi, sebisa mungkin Jeffrey akan mempertahankan senyuman itu agar tak pernah hilang.

"Thea, aku akan pergi sebentar untuk menyelesaikan beberapa masalah. Jangan menungguku ini tak akan lama." Jeffrey memegang kedua pipi Thea lalu berjalan menjauh dari kamar Thea.

"Master."

Jeffrey berbalik saat suara Thea memanggilnya, dia melihat tatapan khawatir dan sendu yang terpancar dari mata wanitanya.

"Master, berjanjilah untuk tidak terluka."

"Aku tidak akan mudah terluka Thea, aku berjanji." Thea berlari ke arah Jeffrey lalu memeluknya erat.

Beberapa senjata di siapkan bahkan guns paling mamatikan pun di bawa colt M1911A1, senapan, granat, kerambit hingga Gerber mark II. Mereka benar-benar mempersiapkan semuanya untuk membalas dendam, strategi sudah di rancang dengan sangat matang.

"Master, Lee Jennie masih berada di apartment nya mungkin dia bisa memberi tahu lebih detail tentang Taeyong." Lapor Jungwoo yang terdengar dari earpiece yang terpasang di telingan Jeffrey. Jungwoo masih meretas beberapa kamera CCTV untuk mengetahui pergerakan Taeyong dan semua anak buahnya.

"Jeno, Jaemin dan Haechan ikut saya ke apartment Jennie. Dan yang lainnya pergilah ke dermaga." Perintah Jeffrey lewat earpiece yang terhubung ke semua anak buah nya.

"Baik Master."

war begins.

MASTER: Jeffrey The Mafia | Jung Jaehyun [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang