21. Devil's house

2.8K 346 9
                                    

Happy reading!

Brak!

Sepasang kekasih yang sedang bercumbu mesra terpaksa menghentikan kegiatannya karena pintu yang dibuka secara terpaksa, seorang wanita dengan dress pink selutut dan rambut panjang yang basah terkena hujan.

"Siapa dia babe?" Ujar wanita dalam pangkuan.

"Lala" Wanita itu bangkit dari pangkuan saat tahu Lala yang datang.

Mata sinisnya menatap Lala dari atas sampai bawah, Lala dengan nafasnya yang tersengal-sengal mencoba berbicara.

"Taeyong, aku hamil!" Lantang Lala, wanita itu menatap Taeyong.

"Anakmu Yong?" Kekasih Taeyong itu menatapnya, berharap jawaban yang tak ingin dia dengar tak keluar dari bibir Taeyong.

"Kau percaya wanita ini Seulgi?" Bukannya menjawab pertanyaan, Taeyong malah balik bertanya.

Wanita bernama Seulgi itu menatap tajam Lala, tangannya mengepal.

"Hey bitch! Kekasihku Taeyong tak mungkin mau meniduri gadis sepertimu, apalagi sampai punya anak darimu." Kuku-kuku cantik dan panjang Seulgi mencengkram pipi Lala.

"Aku bicara yang sesungguhnya, dia memang menghamiliku!"

Plak!

Seulgi menampar Lala hingga pipinya memerah. "Aku lebih percaya pada kekasihku, dia tak mungkin menghianatiku."

"Babe, mundurlah jangan mengotori tanganmu." Taeyong menarik Seulgi kebelakang punggungnya.

"Kau ditiduri oleh banyak lelaki dan meminta pertanggung jawaban padaku?" Ujar Taeyong dengan smirk di bibirnya.

"Jaga omonganmu Taeyong! Hanya kau yang berani menyentuhku!" Tangan Lala mengepal kuat.

"Kau melupakan Jeffrey? Kau kan bonekanya, apa kau sudah di tolak Jeffrey dan sekarang mendatangiku?" Tangan Taeyong menuju rambut Lala lalu menariknya hingga kepala Lala terdongak ke belakang.

Lala meringis kesakitan, tak lama dari itu Taeyong melepaskan cekalannya dari rambut Lala.

"Coba kau ingat-ingat dengan siapa saja kau tidur dan datangi satu-satu lelaki itu minta pertanggung jawaban dari mereka." Ujar Seulgi dengan santai tanpa merasa jika ucapannya itu sangat menyinggung Lala.

Plak!

Satu tamparan dari Lala untuk Seulgi, Taeyong yang tak terima itu menarik Lala dan melemparnya ke arah meja, suara benturan terdengar nyaring dan Lala sudah tak sadarkan diri.

"Kak Taeyong!" Teriakan dari seorang wanita membangunkan Taeyong.

Taeyong mengerjakan matanya, kejadian masa lalu teringat lagi. Mungkin karena dia melihat seseorang yang sangat mirip dengan Lala kembali.

"Kak! Kok malah bengong sih?! Kita harus selidiki cewek itu!" Ujarnya lagi dengan nada bicara yang tinggi.

"Jennie bisa tenang ga Lo?!" Suara Taeyong membuat Jennie terjengit kaget.

"Kak, lo marah sama gue?" Jennie cemberut dan matanya mulai berkaca-kaca.

Taeyong yang panik segera bangkit dan memeluk Jennie yang mulai menangis, adiknya itu memang sangat sensitif.

"Maaf Jen." Taeyong mengelus rambut Jennie.

"Kata mommy dia itu bukan Lala namanya Thea, tapi gue ga percaya." Ujar Jennie, membuat Taeyong berfikir.

"Lala udah mati kan kak? Kakak sendiri yang bilang kalo Lala udah dibuang ke sungai dan Jeffrey bakal jadi milik aku." Lanjut Jennie, Taeyong mengangguk dan membawa Jennie untuk duduk dikasurnya.

"Jennie dengerin gue, sekarang lo tenang percayain semuanya sama gue." Ujar Taeyong sambil memegang kedua bahu Jennie.

"Kakak janji? Lo bakal beresin semuanya kan?" Jennie mengacungkan jari kelingkingnya, dibalas oleh Taeyong.

***


"Jun, lo gue kasih tugas untuk pantau rumah Jeffrey." Titah Taeyong pada Xiaojun.

"Gue boss?" Xiaojun menunjuk dirinya sendiri.

"Iya elo."

"Gak mau, gue belom siap mati!" Jerit Xiaojun, Taeyong memberinya tatapan mematikan.

"Oke deh, tapi masa gue sendiri." Lesunya.

"Bawa Hendery."

Xiaojun keluar dari ruangan Taeyong, menuju lantai bawah untuk menemui Hendery.

"Ry! Ayo ikut gue, ada tugas dari si boss!" Hendery yang hendak menyeruput kopinya langsung memutar bola mata malas dan mengikuti Xiaojun.

"Kemana?" Tanya Hendery saat memasuki mobil.

"Rumah iblis." Ujar Xiaojun santai, membuat Hendery membulatkan mata sambil menggelengkan kepala.


"Kok jadi gue sih?! Dasar Winwin goblok!"

"Berisik tolol! Bilang aja takut." Sindir Xiaojun karena jengah mendengar Hendery yang terus merutuk.

"Bukan gitu, tapi yang ditugasin kan elo sama Winwin kenapa malah jadi gue." Hendery memajukan bibirnya seraya melipat tangan di depan dada.

"Yaudah terima aja nasib lo, daripada di pecat kan yang mau nerima lo cuma boss Taeyong doang." Merasa setuju dengan ucapan Xiaojun, Hendery pun membungkam mulutnya.

Mobil mereka berdua berhenti agak jauh dari kediaman jeffrey, dengan dua cup americano coffe menemani.

"Bener ini tempatnya?" Tanya Hendery tanpa melirik Xiaojun.

"Iya bener."

Xiaojun melirik mobil hitam yang lewat di sebelahnya, seketika ia menelan ludah dengan susah payah dan merubah wajahnya khawatir.

"Jun kenapa lo?" Tanya Hendery, Xiaojun menggelengkan kepalanya.

"Eh Jun! Liat itu!" Tunjuk Hendery mengarah pada seorang wanita yang baru keluar dari gerbang rumah.

"Itu Kim Lala yang si boss maksud?" Tanya Hendery yang dibalas anggukan oleh Xiaojun.

"Mending sekarang lo turun, pantau lebih deket." Titah Xiaojun, Hendery membuka pintu mobil namun segera ditahan oleh Xiaojun.

"Tunggu, dia ada yang jaga" ujar Xiaojun karena melihat seseorang yang keluar dari gerbang yang sama dengan Thea.

"Siapa dia?"

"Dia Mark, ga terlalu berbahaya tapi tetap harus waspada." Jelas Xiaojun.

"Nunduk!" Mereka berdua menundukkan kepala karena Mark melihat ke arah mereka.

Tok! Tok!

"Shit!" Umpat Xiaojun, saat seseorang mengetuk jendela mobilnya.

Xiaojun membuka jendela mobilnya, matanya langsung bertemu dengan mata tajam dan mengintimidasi milik Yuta.

"Punya nyawa berapa berani masuk teritorial kami?" Judge Yuta dengan nada sangat tidak ramah.

Hendery sudah tak mau menatap Yuta dan sudah pasrah, karena alasan dia tak mau bertukar tugas dengan Winwin adalah Yuta. Xiaojun juga hanya menelan ludah pasrah.

TBC

Hai aku balik lagi hehehe, sorry telat banget update-nya. Dunia nyata lebih rumit dari konflik Thea dan Jeffrey ternyata hehehe, eh malah curhat😭

MASTER: Jeffrey The Mafia | Jung Jaehyun [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang