Ansel dan Jason memasuki sebuah restaurant cepat saji yang sudah buka dipinggir jalan kota. Mereka memilih tempat duduk didekat pintu utama agar tidak terlihat oleh Douglass dan Rose yang duduk ditempat paling pojok.
Mata Ansel tak lepas dari meja Douglass, ia terus memperhatikan setiap gerak gerik papinya itu. Ansel menajamkan matanya saat Douglass mengelap sisa makanan disudut bibir Rose, ia mengelapnya dengan ibu jarinya, lalu menjilatnya membuat Ansel ingin berludah karena jijik.
Hingga seorang pelayan menghampiri meja Ansel dan Jason, membuat Ansel membuyarkan perhatiannya.
"Selamat pagi, silahkan mau memesan apa?"sapa sekaligus tanya pelayan cantik tersebut sambil memberikan sebuah menu kepada Jason
"Roti bakar dan coklat panas, lalu kau ingin memesan apa Ansel?"setelah memilih menu sarapan, Jason mengalihkan pertanyaan kepada Ansel.
"Coklat panas"lirih Ansel
"Hanya itu?"tanya Jason mengulang
Dan Anselpun mengangguk.
"Baiklah hanya itu"ucap Jason kepada pelayan
"Hidangan akan segera datang"ucap pelayan itu lalu berlari meninggalkan meja tersebut
Ansel kembali mengalihkan pandangannya kearah Douglass, kini Ansel semakin memanas saat melihat Douglass saling berpegangan tangan dan sepertinya membicarakan hal lucu hingga mereka berdua tertawa.
Tangan Ansel sudah mengepal diatas, ia sangat siap jika harus memberi pelajaran kepada papinya saat itu pula.
"Ansel, tenangkan dirimu"pinta Jason sambil mengusap lengan Ansel
Ansel menatap Jason, lalu mengangguk, ia membuang nafasnya dengan kasar. Dan segera mengambil ponselnya dari saku celana untuk mengabadikan sebuah momen indah yang diciptakan oleh kedua iblis tersebut.
"Selamat menikmati..."ucap seorang pelayan dengan meletakkan pesanan Ansel dan Jason dimeja
"Thanks you"gumam Jason yang diangguki pelayan.
Ansel berhasil mengambil beberapa potret Douglass dan Rose, ia memasukkan ponselnya untuk menyuruput coklat panas yang ia nikmati dimusim dingin tersebut.
"Menurut paman, apa yang harus kami lakukan?"tanya Ansel, wajah anak laki laki itu nampak murung dan kebingungan, ia hanya seorang anak yang korban dari pengkhianatan orangtuanya.
Jason belum angkat bicara, ia berpikir sejenak agar ucapannya nanti dapat dimengerti oleh anak laki laki dihadapannya itu.
"Mmm... menurutku kalian harus__
Belum selesai Jason berbicara, Ansel sudah berdiri dari kursinya sambil menatap sinis ke Meja Douglass. Ansel menggeram saat melihat Douglass memasangkan cincin ke jari manis Rose. Perempuan itu nampak tersenyum senang dengan apa yang diberikan oleh Douglass.
Ansel hendak menghampiri mereka, namun Jason segera menahannya, agar penyelidikan mereka tidak ketahuan.
"Jangan kesana Ansel, semua akan sia sia"ucap Jason sambil menahan pergelangan tangan Ansel
"Lepaskan paman. Kelakuan dia sudah keterlaluan!"geram Ansel, yang mengganti kata Papi sebagai dia dalam penyebutannya.
"Aku tau. Tapi kau harus menahan diri"perintah Jason sedikit tegas
"Aku harus menghentikan semuanya paman, jika dibiarkan mereka akan menggila!"ucap Ansel sudah emosi
"Sebaiknya kita keluar dari sini, ayok"ajak Jason
"Tidak paman!"bentak Ansel cukup keras, membuat para pengunjung menatap kearah mereka termasuk Douglass dan Rose.
Jason menyadari semua tatapan orang orang, sebelum ia ketahuan, Jason segera menarik Ansel keluar dari restaurant tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
the secret of married [✓]
General Fiction"Papi bukan laki laki yang baik buat aku, momy dan juga Rachel! Aku tidak percaya papi bisa lakukan ini pada kami, aku benci papi!"ucap Ansel sambil menangis, lalu berlari meninggalkan Douglass dan Rose start 31 𝚊𝚐𝚞𝚜𝚝𝚞𝚜 2020 finish 10 maret 2...