CTL No. 22

16.2K 2.1K 188
                                    

Taehyung termenung di ruang tamu sendirian. Memikirkan banyak hal yang menganggunya akhir-akhir ini. Salah satunya yaitu tentang janjinya pada sang ayah.

Karena sudah berjanji maka Taehyung tak bisa mengingkarinya. Masalahnya adalah jika ia memenuhi janji sang ayah itu artinya ia harus pergi dan meninggalkan Jungkook.

Hanya membayangkan saja sudah membuat hatinya sakit. Ia tak sanggup berjauhan dengan Jungkook meski hanya beberapa hari saja dan ini harus selamanya ?

Tch..!

Salahnya juga karena meminta bantuan sang ayah tanpa pikir panjang. Mau bagaimana lagi, keselamatan Jungkook nomor satu membuatnya langsung berbuat nekat.

Dan sekarang ia sedang mencari cara agar bisa bernego dengan sang ayah.

Oh soal permintaan sang ayah sebenarnya bukan sesuatu yang sulit. Karena keinginan pria tua itu hanyalah agar Taehyung mengambil posisinya sebagai pemimpin kelompok mereka.

Sejak awal Taehyung memang tidak mau dan tidak tertarik. Selain karena berbahaya juga pekerjaannya itu akan membahayakan orang-orang disekitarnya. Maka dari itu sang ayah pergi dan tak pernah kembali kerumah semenjak Taehyung berusia balita. Dan hal yang paling Taehyung takut adalah ketika Jungkook terluka karena dirinya.

Makanya untuk menjalankan tugas itu satu-satunya cara agar Jungkook aman yaitu dengan meninggalkannya.

Tapi ia tak bisa.

Taehyung tak ingin membuat kesalahan yang sama seperti ayahnya. Dimana pria itu lebih memilih meninggalkan keluarganya dan mengambil alih kepemimpinan.

Memikirkannya terus menerus membuat kepala Taehyung jadi pening sendiri.

"Kau belum tidur ?" Suara sang ibu terdengar tiba-tiba.

Anak itu menoleh dan menggeleng,"Ibu sendiri terbangun ?"

"Hm..begitulah.." Jawab ibunya sembari duduk disebelah Taehyung,"Jungkook bagaimana ?"

"Dia tidur.."

Semenjak kejadian itu, Jungkook mulai tidur dirumah Taehyung. Bukan sekamar tapi beda kamar hanya saja kamar mereka bersebelahan. Setiap beberapa jam sekali Taehyung akan bangun dan memeriksa Jungkook. Memastikan anak itu tidak bermimpi buruk lagi.

Bagusnya sudah hampir seminggu ini Jungkook sudah tidak terbangun ditengah malam lagi karena mimpi buruk.

Meski begitu Taehyung tetap rutin mengecek hanya untuk memastikan saja.

"Lalu apa yang mengganggumu ?"

"Umm..tidak ada bu.."

Sang ibu mendengus,"Aku ibumu, aku selalu tahu jika kau tengah memikirkan sesuatu. Jadi, ada apa ?"

Taehyung melirik ragu, sebenarnya ia masih menimbang-nimbang apakah ia harus memberitahu ibunya atau tidak. Tapi tidak diberitahupun wanita itu pasti akan cari tahu sendiri.

Jadi intinya cepat atau lambat pasti akan tahu juga.

"Aku menghubungi ayah untuk meminta bantuannya saat Jungkook diculik, bu.."

"Ayahmu ?"

"Hm.."

"Okey..lalu apa yang— tunggu dulu..jika ini berhubungan dengan si brengsek itu jangan-jangan..." Sang ibu memicing curiga.

Intuisi ibunya tajam sekali, bahkan Taehyung belum menjelaskan apapun dan sang ibu sudah paham.

Taehyung mengangguk saja.

"Wah..aku tak percaya si brengsek itu melakukan hal ini pada anaknya. Apa dia tak belajar dari kesalahannya ?! Aishh..!" Kesal wanita itu lalu beranjak berdiri hendak kembali kekamar namun sebelum itu ia menoleh kearah sang putera.

Cross The Line (Vkook) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang