CTL No. 1

26.3K 2.8K 305
                                    

Jungkook cemberut sementara sahabatnya tertawa puas disebelahnya. Ingin memaki tapi bekas pukulan di wajahnya masih terasa ngilu sekali.

Namun tawa remaja disebelahnya membuat Jungkook semakin kesal saja. Maka ia mendesis sembari melirik anak itu kesal.

"Terus saja tertawa pendek..! Kudoakan kisah cintamu pendek seperti tinggi badanmu..!"

Si anak yang disumpahi langsung menoleh syok, "Yak..! Mulutmu..!"

Anak itu bernama Park Jimin, salah satu teman sekelas Jungkook juga termasuk berandalan sekolahan yang sehoby dengan Jungkook.

Berkelahi dan membolos.

"Tapi serius, kau selalu berakhir diruang konseling bersama si ketos dan mendengarkan ceramahnya hampir 2 jam lebih. Tapi kau tak pernah kapok.." Oceh Jimin heran sembari mengemut lolipopnya.

"Itulah fungsi memiliki dua telinga. Masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.." Jawab Jungkook santai.

Jimin memutar matanya malas, "Kalau dia mendengar ini. Tamat riwayatmu.."

Kali ini Jungkook yang tertawa meski sesekali ia harus meringis ngilu.

"Aku tak percaya kalian sudah berteman sejak kecil. Kenapa kelakuan kalian berdua jauh berbeda ?"

"Karena kami tak memiliki hubungan darah, bodoh. Bahkan yang bersaudara saja sifatnya beda, apalagi yang tidak.." Dengus Jungkook.

"Aku tahu tapi bukan itu maksudku..!"

"Terserah.."

Srek..!

Pintu ruang kelas terbuka dan menampakkan sosok Taehyung dengan kacamatanya disana. Seperti biasa, raut wajah anak itu datar dan dingin. Ia menatap Jungkook sejenak dengan pandangan curiga hingga membuat anak itu jengah.

"Aku belum melakukan apapun hari ini..!" Kesal Jungkook.

Mau bagaimana lagi, ia sadar dirinya sering membuat masalah hingga mengharuskan Taehyung yang menjabat sebagai Ketua Osis mesti turun tangan.
Soalnya hanya Taehyung saja yang bisa mengatasi perangai bar-bar Jungkook.

Tapi kan bukan berarti setiap hari ia membuat masalah hingga harus selalu dicurigai.

"Bagus.." Jawab Taehyung singkat lalu berjalan menuju mejanya dan mengambil beberapa buku dari laci mejanya. Sebelum ia keluar kelas lagi, Taehyung berbalik menatap Jungkook.

"Hari ini kita tak bisa pulang bersama.."

Sebelah alis Jungkook naik, "Kenapa ?"

"Aku ada rapat untuk perayaan festival sekolah akhir tahun, juga harus mengurus beberapa hal lainnya.."

Jungkook berdecak, "Ya sudah aku tunggu.."

"Ini akan sampai malam. Memangnya kau mau menunggu sampai malam ? Sendirian ? Yakin ?"

Tiba-tiba bulu kuduk Jungkook meremang. Dia bukan penakut tapi kalau berhubungan dengan sesuatu yang tak terlihat terkadang membuat nyalinya menciut juga. Lebih baik menghadapi manusia yang jelas-jelas bisa ia hajar wujudnya ketimbang makhluk halus.

"O-ok. Aku mengerti.." Jawab Jungkook.

Setelahnya Taehyung tak mengatakan apapun lagi lalu berjalan keluar.

Jungkook menghela nafas sejenak lalu menatap Jimin.

"Jim—"

"Nope. Hari ini aku ada janji jalan dengan gebetan. Jadi sorry.."

"Aku bahkan belum mengatakan apapun, brengsek..!" Geramnya.

Jimin nyengir, "Aku tahu kau mau nebeng pulang.."

Cross The Line (Vkook) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang