Jangan pergi

291 39 5
                                    

Beritahu aku siapa yang berani menyakitimu. Jangan sampai aku mengetahuinya sendiri, jika kau ingin orang itu tetap baik-baik saja.

»Zain Aksara
______________________________________________

Setelah diam beberapa menit, Vania kembali melanjutkan ucapannya. Ia benar-benar sudah yakin dengan apa yang ingin ia sampaikan.

"Jangan pergi, gue sayang sama lo," ucapnya sembari menundukkan kepalanya.

Azka tersenyum, namun Vania tidak melihat ke arahnya, "Maaf, tapi, gue--"

"Gue paham kok, Kak. Gue hargai keputusan lo. Gue juga gak punya hak buat ganggu gugat keputusan lo," ucap Vania saat Azka menghentikan ucapannya.

"Gue cuma becanda," ucap Azka sambil tertawa. Vania melihat ke arah Azka yang sedang tertawa. Baru kali ini melihat Azka tertawa, biasanya hanya tersenyum atau hanya terkekeh sedikit.

Apakah Vania marah? Tidak. Ia tidak marah saat tau jika Azka hanya bercanda. Ia malahan senang karena Azka tidak benar-benar serius akan hal tadi. Namun, ia malu karena mengatakan tentang perasaannya yang sebenarnya. Meskipun, ada sedikit lega dalam hatinya setelah mengatakan itu. Azka berhasil membuatnya jatuh cinta.

"Becandanya gak lucu," ucap Vania yang seolah bersikap biasa saja.

"Tau. Kan, yang lucu itu lo."

"Apaan sih."

"Oh iya, gue mau kasih tau sesuatu," ucap Azka dengan nada serius.

"Apa?"

"Seandainya, suatu saat nanti, kalo gue hilang tanpa kabar, lo jangan cari gue."

"Hah?"

"Intinya, gue bersyukur karena lo udah balas perasaan gue. Tapi, jangan terlalu cinta. Salah satu alasannya, itu gak baik buat hati lo, kalo seandainya kedepannya gak sesuai dengan ekspektasi. Gue gak mau, suatu saat nanti, lo nangis karena gue," jelas Azka yang membuat Vania benar-benar tidak mengerti maksudnya.

"Gue gak ngerti apa yang Kak Azka bicarain."

Azka sedikit tersenyum, "gue sayang sama lo. Tapi, lo juga tau kalo ada yang datang, akan ada saatnya dia pergi. Jangan terlalu dalam taruh perasaan sama gue, gue gak mau lo kecewa nantinya."

"Kak ... Ngomong apa, sih." Vania benar-benar tidak paham kemana arah bicara Azka saat ini. "Lagian, tumben ngomong panjang lebar gitu. Kakak baik-baik aja, kan?" tanyanya

"Baik-baik aja, kok. Intinya, suatu saat nanti, lo bakalan paham maksud dari apa yang gue bilang."

"Jangan bilang, kalo Kak Azka beneran suka sama cewek lain. Terus, soal pembicaraan awal tadi, beneran mau menjauh dari gue," tebak Vania.

"True. Tapi bukan menjauh karena ada cewek lain. Udah, gak usah dilanjutin, gak penting."

Vania bingung sendiri ke mana alur pembicaraan mereka saat ini. Sudahlah, benar kata Azka, tidak penting untuk dilanjutkan pembahasannya.

•••

Saat malam hari, di kediaman Sinagara, sedang ada sedikit keributan. Bukan keributan yang cukup besar, namun itu cukup serius.

"Pokoknya, Papa gak mau, kalo kamu dekat-dekat dengan Zain lain," tegas Papa Felisya.

"Enggak! Papa gak bisa larang Feli seenaknya. Feli udah dewasa, Feli berhak punya teman pilihan Feli. Lagian, Zain baik, dia jagain Feli."

Rivandra (Sequel Cuek? Bodo amat!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang