Bukan masalah yang besar, yang membuat seseorang bertengkar. Tetapi, keegoisan lah yang membuat masalah semakin besar.
–faazyraa
______________________________________________Saat jam pulang sekolah, Andri dan Andra sudah menunggu Vania di depan kelasnya seperti biasa. Vania melihat ke arah Felisya yang diam-diam memperhatikan Andri. Di satu sisi, ia ingin jujur jika Andri hanya menganggapnya seperti adik sendiri. Namun, di sisi lain ia tak mau membuat sahabatnya sakit hati karena perasaannya tak terbalaskan.
"Ada yang lagi lihatin diam-diam, nih," sindir Vania yang membuat Felisya menoleh ke arahnya.
"Lo, bilangin gue?" tanya Felisya.
"Gak tau, mungkin iya."
Felisya terkekeh mendengar ucapan tidak jelas Vania. "Apaan sih, gak jelas."
"Baiklah, pelajaran hari ini selesai. Sampai bertemu minggu depan. Tidak ada alasan tidak mengerjakan tugas karena lupa," ucap Pak Edi.
"Baik Pak."
Setelah pak Edi keluar kelas, mereka langsung pulang dan hanya menyisakan yang piket kelas. Karena hari ini jadwal Felisya piket kelas, jadi ia harus membersihkan kelas terlebih dahulu bersama beberapa teman lainnya.
"Lo, duluan aja, Van," ucap Felisya.
"Enggak lah, biasanya juga lo nungguin gue."
"Iya, tapi itu saudara kembar lo udah pada nungguin."
"Bodo amat sama mereka. Saudara kembar gak ada akhlak gitu juga."
"Kita gak dengar, santai aja," sindir Andra yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Vania.
"Eh? Hehe ... Becanda kok," ucap Vania sambil cengengesan.
"Gue bantu yang lain dulu 'ya," ucap Felisya.
Di saat Felisya sedang melakukan tugasnya, Vania ngacir karena dapat tatapan tajam dari Andra. Namun, ia malah menabrak seseorang ketika sampai di depan pintu kelas.
"Habis di kejar rentenir, Neng," ucap orang tersebut.
"Apaan sih! Lo lagi, lo lagi," ketus Vania.
"Jodoh."
"Amit-amit."
"Aamiin, Aamiin."
"Hm!" Deheman orang tersebut membuat Vania tidak jadi melanjutkan perdebatannya. Namun ia masih kesal mengapa harus bertemu dengan laki-laki tidak jelas itu lagi.
"Kalo boleh tau, lo ada urusan apa sama Vania?" tanya Andri.
"Emangnya kalo mau ketemu harus ada urusan?" ucap Zain yang menanyakan balik.
"Gak. Cuma, gue gak suka cara lo yang gak sopan."
"Okey, sorry. Bay the way, gue cuma mau balikin gelang ini," ucapnya sambil mengeluarkan sebuah gelang dari kantong celananya.
"Kok gelang gue bisa sama lo?!"
"Nemu di atas pohon."
"Kok bisa?"
"Bisa, kalo lo percaya."
"Lo kenal sama dia?" tanya Andra pada Vania.
"Enggak."
"Ck, bukannya tadi pagi udah kenalan? Pacar apaan yang gak ngakuin pacarnya sendiri." Vania membelalakkan matanya saat mendengar ucapan Zain. Sejak kapan ia pacaran dengan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivandra (Sequel Cuek? Bodo amat!!)
Storie brevi[TAHAP REVISI] Mempunyai dua saudara kembar laki-laki, memang cukup menyebalkan. Namun, bagaikan dikawal oleh dua bodyguard. Kembar, namun berbeda. Bagaimana jadinya, jika tiga saudara kembar yang sama menyebalkannya, dipersatukan? Akankah tetap da...