Hal yang membuat nyaman di rumah itu bukan banyaknya harta, tapi adanya keharmonisan keluarga.
»Zain Aksara
______________________________________________
Embusan angin di sore hari, sambil menikmati camilan dan coklat hangat, mampu membuat orang yang sedang menikmatinya merasakan rileks. Namun, ketenangan itu hanya berlaku sesaat untuk Vania. Lagi-lagi saudara kembarnya mengganggu waktu santainya. Bukannya tenang, Vania malah emosi. Meskipun ia terus berusaha untuk bersabar menghadapi sikap kedua kembarannya.
"Kalian, bisa gak sih, gak usah ganggu gue dulu? Gak lihat apa, gue lagi santai gini, ha!"
"Vania sayang, niat kita baik, mau menemani waktu santai kamu."
"Dih! Sok kamu segala."
"Gue heran, kenapa kita bisa kembar gini? Apalagi, lo perempuan sendiri," ucap Andri setelah memakan camilan Vania yang berada di atas meja.
"Gue juga heran. Kenapa Vania bisa ada? Jangan-jangan lo manusia jadi-jadian?!" Vania melihat kesal ke arah Andra yang suka sembarangan ketika berbicara.
BUGH.
Satu pukulan berhasil mendarat di perut Andra. Ingin sekali Vania mengulangi pukulannya, tapi ia masih punya perasaan untuk menyakiti saudaranya.
"Lanjut aja baku hantam, kalo bisa tiga ronde," ucap Andri.
"Ya Allah, kapan saudara Vania jadi waras," ucap Vania seakan sudah frustasi.
"Ya Allah, kenapa Vania jadi alay bin lebay," sambung Andra yang membuat Vania lagi-lagi menatap tajam ke arahnya.
"Ya Allah, kenapa mereka jadi adik hamba," lanjut Andri.
Entah mengapa, sepertinya mereka sama-sama sudah kurang vitamin. Setelah berbicara seperti itu, meraka hanya saling tatap-tatapan tanpa ada yang berbicara. Mereka sepertinya sibuk pada pikiran masing-masing.
Vania heran melihat Andra dan Andri yang saling memberi kode. Sebenarnya apa yang mereka rancanakan? Namun Vania yakin, jika ia yang akan menjadi korbannya. Sudah biasa Vania menjadi korban kejahilan kedua saudara kembarnya. Vania berdoa supaya dugaannya salah. Sudah cukup waktu santainya hancur akibat ulah Andri dan Andra.
Satu ... Dua ... Tiga!
Cup.
Ternyata dugaan Vania benar. Kali ini pipinya yang menjadi korban. Andri yang mencium pipinya sebelah kanan, sementara Andra sebelah kiri. Setelah itu mereka langsung lari ke dalam rumah, karena mereka tau akan mendapat amukan dari Vania.
"Mama!!" teriak Vania yang terdengar hingga ke dalam rumah.
Tak lama setelah itu, Raisa datang. "Astaghfirullah, gak malu apa sama tetangga, teriak-teriak. Kamu pikir ini hutan, seenaknya teriak," omel Raisa.
"Anak Mama tuh, main cium pipi Vania," gerutu Vania.
"Kalian bertiga sama aja. Perasaan, Mama kalem waktu hamil kalian. Kenapa sekarang malah kelewat kalem, sih?"
"Mana tau, tanya aja sama papa."
"Udah-udah, jangan teriak-teriak lagi."
"Ma ... Marahin tuh, anak kembar Mama yang jahilnya minta ampun."
"Nanti aja suruh papa kamu, Mama udah pusing."
![](https://img.wattpad.com/cover/230848572-288-k749873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivandra (Sequel Cuek? Bodo amat!!)
Historia Corta[TAHAP REVISI] Mempunyai dua saudara kembar laki-laki, memang cukup menyebalkan. Namun, bagaikan dikawal oleh dua bodyguard. Kembar, namun berbeda. Bagaimana jadinya, jika tiga saudara kembar yang sama menyebalkannya, dipersatukan? Akankah tetap da...