Macan nyebelin

125 29 6
                                    

Eits ... Tunggu dulu!

Buat kamu yang mau ceritanya Fa baca, boleh DM Fa kok. Fa bosan uy nulis mulu, bingung juga mau baca cerita apa hehe ... Kalo Fa suka, Fa terusin bacanya. Fa baca cerita gak mandang banyak yang baca atau vote, tp tergantung Fa sendiri suka apa gk sama ceritanya. Udah, gitu aja🐣

Happy reading 💌

•••

Felisya terbangun dari tidurnya pukul 4 subuh. Kamarnya yang sekarang tak jauh berbeda dengan kamarnya yang dulu, karena barang-barangnya semua dipindahkan ke sini. Hanya saja, cat kamar dan langit-langit kamarnya yang berbeda dari kamarnya. Tak mengapa, itu tak masalah baginya.

Seusai mandi, Felisya melaksanakan shalat subuh. Berhubung masih jam 5, ia memutuskan untuk turun kebawah untuk menyiapkan sarapan. Beberapa Minggu belakangan ini, Felisya sudah terbiasa sudah rapi dengan seragam sekolahnya lalu membuat sarapan.

Sesampainya di dapur, ia melihat Ziya sedang berkutat dengan alat-alat dapur. Hal itu tentu saja membuat Felisya bertambah kagum dengan Kakaknya sendiri. Ziya yang cantik, baik hati, lemah lembut, menutup aurat secara sempurna, benar-benar calon istri sekaligus calon ibu yang idaman.

"Eh, Feli. Kenapa, ada perlu sesuatu?" tanya Ziya dengan ramah.

"Enggak kok, Kak. Tadinya Feli mau bikin sarapan, cuma udah keduluan Kakak. Em ... Feli boleh bantu?"

"Gak usah, bentar lagi selesai kok. Mending, kamu bangunin Zain aja. Tuh anak kalo kecapekan suka susah bangunnya. Bangunin, terus suruh shalat subuh."

Felisya menganggukkan kepalanya, "ya udah, Feli bangunin kak Zain dulu ya, Kak." Ziya tersenyum menanggapinya.

Felisya berjalan menuju kamar Zain. Berkali-kali Felisya mengetuk pintu, namun tak ada jawaban dari Zain. Felisya mencoba membuka pintu kamarnya, untungnya tidak di kunci oleh Zain. Ternyata benar, Kakaknya yang satu itu masih nyaman pada tidurnya.

"Kak, bangun dulu, udah kesiangan," ucap Felisya membangunkan Zain sambil menepuk pelan pipi Zain. Namun tak ada respon sama sekali dari Zain. "Kak, bangun ..." ucapnya lagi.

Felisya benar-benar lelah membangunkan Zain dengan lembut. Ia melihat ada gelas yang berisi air di atas nakas. Felisya pun menyipratkan air itu ke wajah Zain.

"Banjir!"

Felisya tertawa terbahak-bahak melihat Zain yang bangun-bangun langsung teriak banjir. Zain yang mulai sadar pun mengatur nafasnya, karena ia pikir sedang banjir. Zain menatap horor pada Felisya yang mentertawakan dirinya. Seketika Felisya terdiam saat mendapat tatapan horor dari Zain.

"Maaf, habisnya kebo sih," ucap Felisya sambil cengengesan.

Zain yang geram pun hendak menangkap Felisya, namun gadis itu berhasil melarikan diri terlebih dahulu sebelum macan itu mengamuk. "Jangan lupa shalat, Kak!" teriak Felisya saat baru saja keluar dari kamar Zain tanpa menutup pintu kamarnya.

Zain geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya itu. Ternyata Felisya bisa menyebalkan juga. Lihat saja nanti, seberapa menyebalkan antara dirinya dan Felisya.

Setelah sarapan, Felisya pergi berangkat sekolah bersama Zain menggunakan mobil. Sebenarnya Zain ingin menggunakan motor, namun tiba-tiba saja Mamanya melarangnya. Mamanya takut anak bungsunya itu kenapa-kenapa.

"Kak, Feli mau ngomong," ucap Felisya, namun Zain malah bersenandung kecil. "Kak ...." Tak ada respon dari Zain, ia masih saja bersenandung kecil. "Kak Zain! Nyebelin ih. Feli gak mau ngomong sama Kakak lagi, titik," kesalnya.

Zain tertawa puas dalam hati melihat Felisya yang kesal. Siapa suruh bermain-main dengannya. Lihat saja, mungkin hari ini, esok, dan nanti ia akan terus-menerus membuat Felisya naik darah karena tingkah menyebalkannya.

Rivandra (Sequel Cuek? Bodo amat!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang