Pagi ini Andra masih menggunakan mobil dan Andri tetap menggunakan motornya, sementara Vania dijemput Azka. Sepertinya Andri sedang ada urusan yang sangat penting. Sejak kemarin Andri tampak begitu serius dan tak banyak omong.
"Em ... Kak, Cia mau cerita. Tapi ... Kak Andra gak boleh marah ya?"
"Tergantung."
"Itu, apa, semalam Cia dapat notif dari kak Bara."
"Bara siapa?"
"Itu, yang kemarin Cia ceritain tapi Kak Andra malah marahin Cia." Andra mengerti maksud Cia.
"Dia bilang apa?"
"Katanya, Cia itu gemesin, terus bibir Cia sexy." Andra membelalakkan matanya. "Emangnya, bibir sexy gimana Kak?" tanyanya dengan tatapan polos.
"Kek gini," ucap Andra lalu memajukan bibirnya yang menurut Cia itu jelek sekali. Bagaimana tidak, bentuknya sudah seperti habis disengat lebah.
"Haha ... Kakak ih, bibirnya kenapa gitu, jelek banget tau," ucap Cia sambil tertawa.
"Kan Cia nanya. Ya gitu bibir sexy."
"Berarti kak Bara ngatain Cia jelek, gitu?"
"Maybe."
"Ih, nyebelin! Pokoknya Cia gak mau temenan sama kak Bara. Abang aja bilang Cia cantik. Mama sama papa juga bilang gitu," gerutunya.
"Cie emang cantik. Makanya gak usah temenan sama Bara itu. Oke?"
"Oke."
Cia menatap heran pada benda yang Andra berikan padanya. Untuk apa Andra memberikan itu padanya? Ia sendiri juga punya. "Ini buat apa?" tanya Cia.
"Ganti nomor, biar gak digangguin si Bara. Cia mau emang digangguin dia?" Cia pun menggelengkan kepalanya.
Setelah kemarin mengantar Cia pulang, Andra sempatkan untuk membeli kartu. Alasannya karena ia tak mau Cia diganggu. Firasatnya mengatakan bahwa laki-laki itu pasti akan menghubungi Cia. Ternyata dugaannya benar.
"Jangan kasih nomor ke sembarang orang, jangan dekat-dekat sama cowok, jangan ngobrol sama cowok kalo Cia lagi sendiri, jangan ke kantin sendirian, tunggu Kakak ke kelas Cia," cerocos Andra memberi peringatan pada Cia.
"Kalo Cia kebelet gimana?"
"Minta temenin sama siapa gitu, intinya jangan sendirian."
"Tapi, gak ada yang mau temenan sama Cia. Katanya, Cia itu manja, terus cengeng. Dulu Cia punya sahabat waktu baru masuk, tapi dia pindah karena papanya pindah tugas. Padahal, dia baik banget sama Cia," seketika gadis itu menjadi sedih.
"Udah, jangan sedih, nanti Cia bakalan dapat teman lagi kok."
"Emang ada yang mau?"
"Ada pasti." Tidak terasa mereka sampai di sekolah setelah percakapan panjang mereka.
Ini hari ke tiga Andra dekat dengan Cia. Tapi, mengapa tak ada status hubungan antar mereka? Entahlah, Andra tak memikirkan akan hal itu. Fokusnya saat ini, ia hanya ingin melindungi gadis mungil itu. Ia tidak mau terburu-buru tentang perasaannya. Apalagi Cia yang sama sekali tidak tau apa itu pacaran. Akan lebih baik seperti ini dulu untuk saat ini.
•••
"Sekarang to the point sama gue, mau lo apa?!" tegas laki-laki itu.
"Simple aja. Lo, jadi pacar gue."
"Ck, gak usah mimpi. Gak bosan dari dulu itu mulu yang lo bahas. Lagian, gue gak mau pacaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivandra (Sequel Cuek? Bodo amat!!)
Short Story[TAHAP REVISI] Mempunyai dua saudara kembar laki-laki, memang cukup menyebalkan. Namun, bagaikan dikawal oleh dua bodyguard. Kembar, namun berbeda. Bagaimana jadinya, jika tiga saudara kembar yang sama menyebalkannya, dipersatukan? Akankah tetap da...