#42 Be with you

887 66 10
                                    

" Ayo dimakan! Disini makanannya enak bgt!" Ucap bokap Laras.

" Ayo tunggu apa lagi? Laras, Noe, Arya, ayo kita makan!" Sambung nyokap Laras.

" Baiklah!" Jawab Arya.

Sementara itu Laras dan Noe dari tadi hanya diam saja, mereka diam seribu bahasa, tak ada satu patah kata apapun yang keluar dari mulut mereka hingga....

" Laras!, Asal kamu tahu tempat ini dulunya adalah tempat dimana Papa dan Mama pertama kali bertemu!" Ujar bokap Laras.

" Lah, kok tiba-tiba bokap gue ngomong itu sih?" Ucap Laras dalam hati.

" Serius pah, Mah?" Arya.

" Iya sayang, asal kamu tahu juga papa kamu itu yg samperin mama duluan dan deketin mama gitu!" Nyokap Laras menyindir suaminya.

" Ih, mana ada gitu yah? Ada-ada aja mama ini!" Bokap Laras jadi salting.

" Cieeee.... papa sama Mama Romantis bgt!!" Arya.

" Andai saja Keluarga gue seperti ini, pasti gue akan bahagia bgt!" Noe begitu iri melihat kebersamaan keluarga Laras yang begitu hangat ia rindukan tapi Noe sudah terlanjur benci dengan apa yg ia alami saat ini.

" Mama sama Papa Apaan sih? Biasa aja kalee!" Laras.

" Makanya, kalian berdua harus romantis juga seperti mama dan papa, hahahaha...!" Arya.

" Arya, jgn gitu!" Laras.

" Om, Tant, Noe permisi ke toilet dulu!" Entah kenapa Noe tiba-tiba pergi gitu, ia juga tidak menyelesaikan makannya.

Noe POV

" Kenapa gue harus alami ini? Apa gue ada salah? Gue sebenernya ngga sanggup menahan ini semua!" Saat ini yg gue lakukan hanya hal yang tidak penting, gue melempar kan batu-batu ke lautan yang kini ada di depan gue untuk menumpahkan semua emosi gue.

Gue tahu apa yang gue lakukan ini adalah ego gue, tapi siapa cobak yg hati nya tidak akan tergores saat ia tahu kalau orang yg begitu disayangi dan dibanggakan mengkhianati kepercayaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Saat ini gue terduduk malu akan diri gue sendiri diatas pasir dengan angin sepoi-sepoi yang hampir membuat gue sedikit tenang, yang hanya gue bisa lakukan yaitu menangis dan meratapi nasib gue, bahkan takdir gue, yang seperti nya akan merenggut nyawa gue kapanpun itu.

" Tuhan, aku rela jika engkau merampas jiwaku saat ini! Aku sudah tidak sanggup lagi untuk bertahan!" Gak bisa gue pungkiri bahwa gue harus menerima takdir.

Saat itu terdengar suara langkah kaki yang sepertinya sedang menuju ke arah gue, tapi gue tidak peduli, kalau orang itu adalah malaikat Izrail gue rela dan bersedia untuk direnggut nyawanya, tetapi....

" Noe? Kenapa...?" Belum sempat gadis itu bicara lebih lanjut gue memotong pembicaraan nya.

" Ras, kenapa lu kesini? Seharusnya lu ada bersama keluarga lu saat ini!" Tanya gue.

Laras duduk disamping gue.

" Noe ada apa? Katakan!, Gue tahu lu lagi ngalamin masalah!" Tanya Laras ke gue.

Best Friends? [Noe Laras] S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang