#9 Sunday Night

1.8K 116 5
                                    

Keheningan malam Minggu terasa bagi Noe, ia bingung harus mau kemana, biasanya dia hura-hura bersama Cut, tapi saat ini Cut ngga bisa keluar dari rumahnya, karena neneknya baru saja tiba dari Jogja.

Duduk di teras sambil melirik moge nya itulah yang Noe lakukan, sembari menunggu kepulangan Papa.

Suara klakson mobil Papa berbunyi yang menandakan Papa telah pulang.

Noe POV

" Papa udah pulang!" Gumam Noe.

" Eh Lang, ngapain kamu disini? Biasanya keluar kelayapan, kan malming?" Tanya Papa.

" Lang lagi males keluar, bosan!".

" Oke, oh ya Hp kamu masih bgs kan?" Papa.

" Udah 5 iPhone yg papa kasi ke Lang, udah rusak semuanya!".

" Ok, Papa masuk dulu!" Bokap gue masuk kedalam begitu aja, gue kirain bokap nanya gitu mau beliin gue hp baru, ngayal nya lagi... Hehehehe...

Noe masih stay di teras istana nya, ia tampak begitu galau, kacau dan meracau gitu, ia ngomong-ngomong sendiri kenapa Laras bisa menolaknya.

" Kurang apa aku cobak? Wajah udah diatas rata-rata, rumah udah kyk istana Elizabeth, mobil ada si alpha dan moge, apa yah yg salah dari ku sekarang?".

" Ada apa Lang? Kok ngomel-ngomel ngga jelas gitu?" Papa tiba-tiba datang.

" Ngga ada Pa, cuma ada something dikit aja!.

" Oo, Lang, ngomong-ngomong papa ada something juga nih untuk kamu!" Sepertinya papa ingin mengatakan sesuatu.

" Something? Apa Pa?".

" Ini!" Wow gue kaget kegirangan saat bokap gue memberikan sebuah ponsel iPhone x yang ia sembunyikan sebelumnya.

" Serius? Wow iPhone x? Untuk Lang kan?" Gue masih agak ngga yakin gitu.

" Iya Lang, ini tuk kamu!" Papa.

" Thanks Dady, i love you!" Gue begitu kegirangan ngga atau lagi harus mau ngomong apa, gue bersyukur punya bokap dan nyokap yang sayang sama gue, apa yang gue mau pasti diberikan.

" Lang, kamu senangkan?" Ucap Papa.

" Iya pa, Lang senang bgt!".

" Lang, papa pengen kamu jujur, apa pendapatmu, apabila suatu saat kita tidak memiliki semua ini!" Tiba-tiba Papa nanya itu ke gue, gue sejenak terdiam memikirkan hal tersebut, bingung mau jawab apa.

Setelah berfikir gue menjawab pertanyaan dari papa.

" Pa, Lang ngga masalah kok jika kita kehilangan semua yang kita miliki, Tuhan telah mengatur nasib dan takdir kita masing-masing, kadang kita dibawah kadang juga kita diatas, kehidupan seperti roda yang berputar, jadi kita harus siap menerima apapun yang akan terjadi pada kita!" Tumben-tumben nya gue bijak sedikit, gue tak tau kenapa bisa ngomong gitu, itu terucap dari mulut gue tanpa gue sadari.

" Lang, papa bangga sama kamu, kamu sudah berfikir dewasa!" Papa Melik gue dengan erat karena ia kagum dan bangga dengan gue.

" Pa, Noe boleh keluar sebentar ngga?" .

" Pergilah, tapi jangan kemalaman pulangnya!" Perintah Papa.

Gue langsung tancap gas ke tempat tongkrongan Dimas, Agus dan yang lainnya di Cafe Milenium, tak berapa lama gue telah sampai dan segera bergabung dengan mereka.

Best Friends? [Noe Laras] S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang