#4 Always for You

2.2K 112 6
                                    

Latihan gue jadi ngga fokus, entah kenapa gue gagal fokus gitu, "Laras!" Nama itu yang selalu menggerutui pikiran.... gue, hingga gue ngga sadar kepala gue kecantol bola basket yang cut sengaja lempar ke gue gue, "Aduhhh!!" Gue sedikit kesakitan.

" Astaga Nuy!" Gue tau cut sengaja ngoper bola ke gue.

" Apaan sih loe Cut, sakit tau!" Gue kesal, geram, dan marah pada Cut tapi semua itu hilang karena pikiran gue masih terisi oleh orang yang namanya Laras.

" Loe sih, liat tu yg lain pada latihan, loe malah bengong ngga jelas gitu, pasti loe mikirin Laras kan?" Cut menghampiri gue, sepertinya serigala akan memangsa buruannya, yah sudah gue duga, Cut kembali lagi menjewer telinga gue dan menyeret gue ketepian lapangan. " Cut, pliss lepasin donk!" Gue memohon pada Cut yang saat ini seperti Emak-emak komplek yang siap menerkam anaknya.

" Duduk sini!" Cut tiba-tiba jadi tegas gitu kayak papa gue, ia seenaknya nyuruh gue duduk, tapi gue menuruti perintah nya.

Cut pergi meninggalkan gue sendirian di bangku cadangan, ia mengambilkan sebotol obat dari tas gue, karena ia tahu kalau gue jarang minum obat, ia seenaknya maksa gue tuk minum obat, gue udah berkali-kali nolak tapi gue kalah juga.

" Minum ini!" Paksa Cut.

" Ah, malas lah, gue udah minum tadi!" Ngeles itu yang bisa gue lakukan.

" Loe ngga bisa bohong Ama gue, gue tau loe gimana! Plissss Nuy, ini demi kebaikan loe!" Cut menyodorkan Obat gue dan sebotol air putih.

Nuy, Nuy ginilah kalau loe bandel, loe ngga bisa dibilangin, hehehe, gue emang bandel orangnya, tapi walaupun gitu hati gue tetap baik kok, Cut juga perhatian sama gue, dia udah gue anggap seperti saudari sendiri gue dan dia, udah bertemanan dari kecil, keluarga kita pun udah deket dan nempel malahan.

Gue memilih untuk pulang kerumah, padahal latihan nya belum selesai.

" Cut balik yuk! Gue bosan!" Pinta gue ke Cut.

" Pasti karena Laras kan? Cewe dingin itu?".

" Ayuk ahhrrrgg, kita pulang, ngga gue pulang naik taksi ni!" Gue mengakali Cut supaya bisa maksain pulang.

Akhirnya Cut mengabulkan permintaan gue.

Laras POV

Sampe dirumah gue langsung ke kamar, tak ada aktivitas apapun dirumah saat itu, rasa bosan gue muncul, memang gue setiap hari boring gitu tapi tak tau kenapa? Diary, gue baru teringat kalau gue akan menulis diary gue hari ini, tak tau kenapa lagi gue teringat dengan anak pecicilan itu, ya siapa lagi kalau bukan Noe.
" Kenapa gue kepikiran sama anak itu ya?" Gue berhenti sejenak menulis diary.

Seketika terlintas di pikiran gue semua tentang Noe, dimana dia suka ngeganggu gue, ngegombalin, bahkan gue teringat tingkahnya yang selalu pecicilan gue senyum-senyum sendiri gitu kayak orang yang sedang lagi kasmaran. "Noe, Noe, Noe!!" Nama itulah yang selalu terlintas di pikiran gue.

Hingga gue ngga sadar kalau nyokap gue sudah berdiri beberapa menit dibelakang gue.

" Ras, tumben kamu tersenyum?" Mama begitu bingung kenapa gue tersenyum padahal sebelumnya gue ngga tersenyum seperti itu.

Gue kaget aja, saat nyokap nanya itu ke gue, tapi gue diam aja, dan malah beranjak sejenak ke toilet.

" Ras, mau kemana?" Bokap mencegat gue saat gue akan masuk toilet.

Dengan terpaksa Gue angkat bicara, lagi pula gue tahu ngga boleh terlalu cuek dengan ortu kita sendiri.

" Ada apa Ma?".

Best Friends? [Noe Laras] S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang