#52 Finished

776 66 12
                                    

" Apa gue udh gila harus nikahin Laras? Astaga, apa yg gue lakukan!" Noe.

Saat itu Noe masih sibuk dengan game nya sementara Laras terdiam bagaikan patung di samping Noe, hujan blm juga reda, Laras harus segera pulang, tetapi mungkin ia akan terjebak bersama Noe hari ini.

Kantuk mulai melanda Laras berusaha untuk tidak tidur, tapi mata ngga bisa tertahan, Noe saat itu kaget saat tiba-tiba Laras tertidur bersender di bahunya.

" Lah? Ni anak udh tidur? Padahal gue yg ngantuk!" Noe membiarkan Laras tertidur di bahunya.

Hal yang sama terjadi pada Noe, ia juga mengantuk dan akhirnya tertidur juga, mereka saling bersenderan.

Saat itu nyokap Noe baru saja menyiapkan makanan untuk mereka, tetapi mereka berdua malah keburu udah tidur.

" Loh? Udah tidur aja?" Mama tertawa kecil melihat kebersamaan Laras dan Noe yg begitu so sweet saat tertidur bersenderan bareng.

Karena tidak ingin mengganggu kenyamanan mereka, mama segera keluar dari kamar Noe.

Hampir pukul 9 malam Laras dan Noe belum juga terbangun dari tidurnya, padahal hujan sudah reda, tapi masih ada gerimis nya dikit, hehehe...

Mereka berdua kaget dan terbangun saat secara tiba-tiba handphone Laras berbunyi.

" Njirrr!" Batin Noe yg saat itu terbangun sambil mengusap dadanya.

" Astaga?" Laras segera bangkit dan mengangkat panggilan telepon itu.

Laras pergi menepi untuk berbicara dengan orang yang sedang menelepon nya saat ini, sementara Noe beranjak untuk turun ke lantai bawah rumahnya tanpa menggunakan tongkat untuk menopang kakinya.

Rupanya panggilan tadi itu adalah nyokap nya Laras, Laras harus segera pulang karena Arya ingin keluar dengan motornya.

Laras berpamitan pulang dengan nyokap Noe yang sedang menonton televisi di ruangan keluarga, sementara Noe sedang tengah sibuk maka di dapur.

" Tant! Laras pulang dulu yah!" Laras segera pergi.

" Ngga mau nginep dulu?" Tawar nyokap Noe.

Noe mendengar pembicaraan dua sejoli itu.

" Lah? Ngapain sih mama nawarin dia nginep segala?" Batin Noe.

" Enggak deh tant!" Laras sok jual mahal gitu padahal sebenarnya ia mau apalagi nginep bareng Ama Noe.

" Beneran nih? Lihat tuh udh mlm, ngga baik loh kamu pulang sendirian naik motor?" Mendengar itu Noe segera menyusul ke ruangan keluarga.

" Ada apa mah? Apanya yg ngga baik?" Noe kini berdiri disamping Laras.

" Loh? Nuy kok ngga dipakai tongkatnya?" Mama heran.

" Tongkat lu mana Noe?" Tanya Laras.

" Nuy rasa, Nuy ngga perlukan tongkat itu lagi mah!" Jawab Noe dengan santai, padahal kondisi lututnya belum begitu pulih.

" Baguslah, oh ya Noe gue pulang dulu yah!" Laras.

Kenapa pada saat gue dekat dengan Laras gue serasa ngga mau jauh dari dia, apa gue benar-benar merasakan hal yang sama lagi? Serasa gue ngga ingin dia pergi dari samping gue, gue bingung dengan perasaan gue sendiri, ada rasa kekhawatiran gue terhadap Laras yang kini sudah bergegas untuk pulang.

Best Friends? [Noe Laras] S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang