Part 66

592 41 3
                                    

Pada saat jam istirahat kedua, Dimas dan Agus segera menemui Noe di taman sekolah, mereka minta penjelasan tentang hal tadi terhadap Noe.

" Ada apa?" Noe baru saja tiba.

" Noe, serius lu mau pindah ke luar negeri?" Mendengar pertanyaan dari Dimas Noe sontak terdiam.

" Noe, apa benar lu akan tinggalin semua ini dalam waktu dekat ini?" Agus.

Noe masih terdiam kaku...
" Kenapa mereka bisa tahu hal itu?" Noe sedikit cemas.

" Sudahlah Noe, kita udah tahu semuanya!" Dimas dan Agus begitu kecewa dan kesal dengan keputusan yang dibuat oleh Noe.

" Sorry guyss, gue harus lakukan itu demi kebaikan gue!" Jawab Noe dengan lantang.

Dimas dan Agus tak kuasa menahan air matanya, sebab mereka tahu keadaan Noe saat ini.

" Tapi kenapa Noe? Sebentar lagi kompetisi akan dimulai, kalo ngga ada lu bagaimana dengan tim ini?" Dimas.

" Sorry gue ngga bisa!" Noe juga ikut terhanyut dalam suasana itu.

" Kita tahu kondisi lu gimana, tapi Satu sekolah menaruh harapan ke kita Noe!" Tegas Dimas.

" Gue sedang sekarat, gue ngga mau ap yang gue alami ini nanti menjadi penghalang untuk pertandingan besok!" Noe meninggalkan kedua sahabatnya itu.

Semua kembali ke kelas karena bel masuk berbunyi, kelas kembali berjalan seperti biasa nya, semua murid memperhatikan pelajaran yang di berikan oleh guru mereka.

Tumben Laras tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung, Laras memilih untuk tidur bersenderkan meja bangkunya, sementara itu Noe hanya sibuk mendengarkan lagu di airpods nya dan tidak memperhatikan pelajaran juga.

Karena tingkah mereka berdua seperti itu pak guru menghukum mereka.

Kini mereka terkena hukuman hormat tiang bendera selama 1 jam pelajaran, panas terik matahari membuat kedua siswi itu merasakan kelelahan akibat terlalu lama berdiri, Noe berusaha menahan lelahnya itu ia tetap berdiri tegak sambil hormat bendera, sementara Laras sudah puyeng serta kelelahan karena kepanasan.

Dengan inisiatif nya Noe membentangkan tangannya di atas kepalanya Laras agar Laras tidak kepanasan, melihat hal tersebut Laras sontak kaget dan kebingungan.

" Jika lelah menepi saja!" Ucap Noe.

" Kenapa lu lakuin ini?" Ucap Laras sambil menatap Noe.

" Itu karena aku hanya ingin orang yang ada di sampingku baik-baik saja!" Noe.

" Lu aneh ya!" Laras begitu kesel dengan tingkah Noe.

" Loh? Aneh? Aneh apanya?" Noe kembali menarik tangan nya yang melindungi kepala Laras.

" Gue heran lu tiba-tiba perhatian ke gue, dan tiba-tiba dingin ke gue?, Sebenarnya apa sih mau lu?" Laras membentak Noe karena ia sudah terlalu lama geram dengan sikap Noe yang tidak konsisten terhadap dirinya.

" Gue ngga mau apa-apa Ras, Maaf kalo gue udah ngeganggu lu selama ini, mungkin ini adalah momen terakhir kalinya untuk kita bertemu!" Setelah mengucapkan kalimat itu bel pulang sekolah berbunyi, Noe segera pergi meninggalkan area lapangan upacara.

Tinggallah Laras yang masih terdiam mematung dan membisu setelah mendengar apa yang dikatakan Noe barusan.

" Kenapa dia bicara seperti itu? Apa maksudnya?" Laras begitu penasaran serta khawatir dengan apa yang dikatakan Noe tadi.

Best Friends? [Noe Laras] S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang