Chapter 1

293 36 2
                                    

"Kalian enggak capek gitu nyakitin orang sampe segitunya?" tanya Keonhee yang masih merasa bersalah atas kejadian beberapa hari yang lalu.

Ia bersama kelima temannya sedang nongkrong di sebuah cafe tempat mereka biasa nongkrong bersama. Hari ini hari Sabtu, makanya mereka bisa hangout bersama. Mereka bukan tipe pelajar yang suka bolos sekolah atau pelajaran, mereka hanya bermain bersama di saat waktunya bermain.

Ravn, sang leader, salah satu siswa terpintar di sekolah walaupun dia berandal dan terkesan menyeramkan. Makanya ia tak mau membuat teman-temannya dicap buruk sebagai pembully. Mereka juga harus memiliki poin tambah sama seperti dirinya.

"Ugh, please, deh. Lo udah nanyain itu berkali-kali," balas Leedo gemas.

"Ya tahu. Tapi, gue ngerasa gaenak sama Hyeonjoo," ujar Keonhee dengan sorot mata bersalah.

"Merasa bersalah buat apa?" tanya Xion.

"I-itu kan pelanggaran HAM. Kita gaboleh menghakimi orang kayak begitu. Kita bisa dituntut karena kekerasan," jawab Keonhee.

Hwanwoong memutar kedua bola matanya. Sudah bosan mendengar Keonhee yang sibuk mengkhawatirkan kondisi Hyeonjoo setelah mereka buat babak belur. Padahal Keonhee ikut menyeret laki-laki itu ke dalam ruangan bekas gudang olah raga.

"Kalo gitu, kenapa berteman sama kita?" tanya Seoho ikut kesal karena tak henti-hentinya Keonhee membahas soal Hyeonjoo.

"Hal yang gampang gausah lah dibuat ribet. Kebiasaan," sahut Leedo lalu menyeruput minumannya.

Keonhee menunduk. Bibirnya mencerucut sehingga menyerupai bebek. Rasa kemanusiaannya memang tinggi, namun suka tidak tahu situasi dan itu membuat kelima temannya sering merasa kesal.

"Psst," bisik Ravn yang sedang duduk sembari menyilangkan kakinya, menyenderkan punggungnya, melipat kedua tangannya, sambil menatap sinis sesuatu hal.

Kelima temannya dengan sigap menoleh ke arah yang dimaksud Ravn.

Rupaya sedari tadi Ravn tengah memperhatikan gerak-gerik sebuah kerumunan laki-laki yang sedang sibuk menganggu 4 anak perempuan. Keempat perempuan itu tampaknya risih dengan kehadiran 7 laki-laki itu. Mereka hendak pergi, namun beberapa anak laki-laki menahannya.

"Bruh, ada masalah apa tuh mereka?" tanya Seoho menahan tawa.

Seoho terus tersenyum. Dibalik senyumnya itu ada makna tersembunyi, ya dia memang suka tersenyum. 

"Sekarang, hyung?" tanya Leedo lalu menoleh ke arah Ravn.

Ravn menggeleng. Namun matanya terus menatap ke arah tersebut.

"Duh jangan berantem la-"

"Berisik!" omel Xion kepada hyungnya itu. Keonhee berniat menjitak Xion namun Hwanwoong menahannya.

Ravn menumpukan kepalanya di atas tangan kirinya yang kini ia letakkan diatas meja cafe. Mata elangnya terus mengintimidasi setiap gerak-gerik gerombolan lelaki tersebut.

Lima detik kemudian, terdengar suara teriakan 2 orang perempuan dari meja tersebut. Karena mejanya berada di luar cafe, hanya beberapa orang yang dapat mendengarnya.

"Hyu-"

Ravn berdiri sebelum Leedo selesai dengan kata-katanya. Laki-laki itu dengan beraninya pergi keluar cafe dan bersidekap di depan kerumunan laki-laki tersebut.

"Aduh... Itu orang kalo diluar sendirian nanti hilang kendali," gumam Seoho panik.

Xion berdiri dan berniat menemani hyungnya tersebut. Namun, apadaya Leedo menahannya.

Good Bullies || ONEUS [COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang