Chapter 36

90 10 6
                                    

Seomi sibuk membolak-balik buku cetak geografinya. Hari ini adalah hari Sabtu dan jam menunjukkan pukul delapan pagi namun Seomi sudah sibuk dengan setumpuk soal latihan, tugas, dan materi untuk OSP dari jam enam pagi tadi.

Karena Seomi adalah 1 1nya perwakilan dari SMAnya yang akan olimpiade geografi, maka ia harus berusaha sebaik mungkin agar sekolahnya bisa menang.

Mata Seomi semakin hari semakin menghitam karena ia terus begadang dan harus mengikuti kelas khusus. Bibirnya juga semakin pucat. Ia bisa saja istirahat hanya 5 jam dalam satu hari dan sisanya belajar.

Ini kali pertama Seomi mengikuti olimpiade, jadi ia harus belajar dan menunjukkan bahwa ia memang layak ditunjuk menjadi perwakilan olimpiade.

Pintu kamar Seomi diketuk oleh seseorang dari luar.

"Nuguseyo...?" tanya Seomi dengan suara serak.

"Makan, nih. Kamu dari jam enam enggak makan apa-apa nanti sakit!" jawab mamanya.

"Sebentar, Ma... Seomi masih belajar," balas Seomi.

"Makan dulu! Ini telor gulung favorit kamu. Ayo, ah. Nanti sakit," paksa mamanya.

Seomi menghela nafas panjang. Ia kemudian memakai mantel tipisnya lalu membuka pintu kamarnya.

"Ih yaampun.. Kamu mukanya lesu banget. Hari ini jangan belajar, ya? Kita jalan-jalan aja berdua," ujar mamanya khawatir.

Seomi menggeleng.

"Seomi harus belajar, Ma... Gabisa santai-santai," tolak Seomi.

"Seomi-ya. OSP itu masih tahun depan dan kamu udah ada jam belajar sendiri di sekolah. Kamu jangan maksain diri lagi nanti sakit," ucap mamanya.

"Belom cukup, Ma. Seomi takut Seomi enggak bisa banggain sekolah," kata Seomi.

Mama Seomi menyelipkan rambut Seomi yang menutupi wajahnya lalu tersenyum khawatir.

"Kamu gak perlu banggain sekolah. Sekarang aja kamu udah banggain Mama bisa ditunjuk jadi peserta OSP. Kamu gak menang? Gak masalah buat Mama. Menang dan kalah itu wajar dalam suatu lomba, Mi. Jangan kamu ngambis sampe segininya," jelas Mama Seomi.

Seomi menghela nafas panjang lalu tersenyum tipis. "Gomawo, eomma."

Mama Seomi tersenyum lebar lalu mengusap punggung Seomi lembut. 

"Makan, ya? Udah Mama siapin di meja makan," pinta mamanya.

Seomi mengangguk lalu menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang makannya.

Seomi duduk di kursi makan dan mamanya mulai mengambilkan nasi beserta lauk pauknya di piring Seomi. Seomi tersenyum. Hatinya menghangat. Benar juga, selama beberapa bulan ini Seomi enggan makan tepat waktu demi belajar. Padahal, kesehatan adalah nomor 1.

Seomi melahap sarapannya dengan lahap sampai habis tak bersisa. Mamanya menuangkan segelas jus jeruk dan memberikannya ke Seomi.

Tiba-tiba, Mama Seomi merasa ada seseorang yang berhenti didepan gerbang rumah mereka.

"Seomi, kayaknya itu ada tamu deh. Kamu cek coba siapa," pinta mamanya.

Seomi mengangguk dan bergegas berlari menuju pintu utama. Seomi membuka pintu rumahnya dan senyumnya mengembang seketika.

 Seomi membuka pintu rumahnya dan senyumnya mengembang seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Good Bullies || ONEUS [COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang