Chapter 47

78 9 7
                                    

Kelas 11 IPS 2 siang itu di hari Rabu sangat sunyi. Saat ini sedang jam pelajaran matematika wajib dan semua murid tengah mengerjakan latihan soal yang diberikan guru mereka kali ini. 

Ada yang fokus mengerjakan, ada yang pura-pura mengerjakan, dan ada pula yang masa bodoh alias tidur saja.

Semua anggota ONEUS, kecuali Ravn, pun terkantuk-kantuk di atas meja mereka masing-masing. Bahkan Seoho sudah lebih dahulu terlelap dibandingkan keempat teman-temannya.

"Baik anak-anak sudah selesai??" tanya guru matematika mereka.

Semua anak mendadak bisu. Hani dan Seomi pun saling bertatapan dan kemudian menunduk, berharap guru tersebut tidak melihat keberadaan mereka di kelas siang itu.

"Yang bisa jawab soal-soalnya di papan tulis, bapak bakal kasih plus 5 poin untuk Penilaian Harian kalian minggu depan," ujar guru matematika itu.

"Minggu depan?!" sahut Keonhee. "Katanya 2 minggu lagi, Pak?!"

"Materi kalian udah habis. Jadi, minggu depan aja. Lagipula minggu depan kalian udah mulai minggu PH lagi," balas guru matematika itu. 

Keonhee mendengus malas lalu merebahkan kepalanya diatas buku matematikanya.

"Ayo mana nih kok enggak ada yang mau maju??" tanya guru tersebut.

Sama, kelas masih sepi.

"Baik. Saya tunjuk saja. Kim Youngjo, kamu pasti bisa, ya kan?" tanya guru itu sembari mengarahkan spidol papan tulisnya ke arah Ravn.

Ravn berhenti mengerjakan soal lalu mendengus sebal.

Udah gue duga, gue pasti kena, pikir Ravn malas.

Ravn memutar kedua bola matanya lalu mengangguk pelan.

"Oke, Youngjo, kamu nomor 1. Nomor 2.... Seo Hani."

Hani menengadahkan kepalanya kaget lalu mengeluh.

"Aduhh gue belom kerjainnn," keluhnya.

"Seom, ngerti gak??" tanya Hani.

Seomi menggeleng. "Apa muka gue keliatan kek muka-muka ngerti?" tanya Seomi.

Hani merutuki dirinya dalam hati lalu mengangguk pelan.

"Baik. Nomor tiga... Hwang Sejin." Guru matematika itu kembali duduk. "Silahkan maju ke depan."

Ketiga orang yang dipanggil itu maju ke depan. Ravn dan Sejin terlihat langsung mengerjakan soal-soal itu tanpa kendala alias lancar jaya. Bahkan mereka tidak perlu membaca buku tugas mereka lagi.

Sementara Hani, gadis itu sibuk mengetuk-ngetukkan ujung spidol papan tulis tersebut ke dagunya. Mencoba menemukan jawaban dari soal tersebut padahal ia tidak mengerti cara mengerjakannya.

20 detik berlalu, Ravn menutup spidol papan tulisnya lalu mengintip pekerjaan Hani yang... Masih kosong.

"Ravn-a, tolongin gue dong," bisik Hani. "Gue gak pahammm."

Ravn menatap datar Hani lalu mengedikkan bahunya. Ia meletakkan spidol tersebut di meja guru dan kembali ke tempatnya.

Hani mengepalkan tangannya kesal. Kini ia melirik Sejin yang nampaknya juga sudah selesai.

"Sejin...," panggil Hani sembari berbisik.

Sejin berdeham.

"Ngerti soal gue gak??" tanya Hani pelan.

Sejin melirik soal Hani. Namun, sepertinya ia ikut kerasukan dinginnya Ravn. Sejin menggeleng pelan lalu kembali ke tempat duduknya.

Kini. Tersisa Hani sendirian di depan kelas. Jantung Hani berdegup kencang, ia sangat gugup.

Good Bullies || ONEUS [COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang