Chapter 23

90 12 0
                                    

Xion berlari menyusuri lorong rumah sakit di lantai tempat kamar rawat inap Yeona berada. Sesampainya di kamar rawat inap perempuan itu, Xion menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

Xion mengetuk pintu tersebut pelan dan membukanya. Didalam kamar ada nenek Yeona sedang menemani Yeona yang belum benar-benar sehat.

"Oh, Son Dongju! Kok tahu Yeona udah siuman?" tanya nenek Yeona bingung.

Xion tersenyum simpel. "Tadi Kang noona chat saya, Nek."

Nenek Yeona mengangguk lalu berdiri dari kursi disebelah kasur Yeona dan pindah ke sofa. Xion membungkuk lalu berjalan menuju kursi tersebut dan duduk disana.

"S-Son Dongju?" gumam Yeona kaget.

Sama seperti ekspresi Yeona, Xion sama kagetnya. Ia ingat betul bahwa sang dokter mengatakan kemungkinan Yeona akan kehilangan ingatan cukup tinggi. Namun, rupaya perempuan itu tidak kehilangan ingatannya. 

Syukurlah, pikir Xion lega.

"A-apa kabar, Yeon?" tanya Xion dengan nada bergetar.

Yeona menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Perempuan itu berusaha menahan tangisnya, tapi gagal. Air matanya mengalir melewati pipinya hingga ke dagunya. Suara risakannya pun cukup kencang.

"Nenek mau ke bawah dulu, ya, Yeon? Kamu disini sama Dongju," pamit nenek Yeona lalu beranjak dari sofa.

"Memang mau ketemu siapa, Nek?" tanya Xion bingung.

"Ada saudaranya Yeona. Jagain Yeona ya, nak?" jawab nenek Yeona lalu keluar dari kamar.

Xion mengangguk kecil lalu kembali menatap Yeona.

"X-Xion-a," panggil Yeona terbata-bata.

"Gue disini, Yeon," balas Xion ikut menahan air matanya.

"B-bogosipda," ujar perempuan itu.

Kata-kata Yeona sukses membuat dinding pertahanan Xion runtuh seketika. Air matanya ikut mengalir di pipinya. Xion meraih tangan kanan Yeona dan mengecupnya singkat. Kedua orang itu kini larut dalam air mata bahagia.

"Nado, Yeona-ya," sahut Xion.

"M-mianhae...," ujar Yeona.

"Kenapa?" tanya Xion.

Yeona mengelap air matanya.

"S-soal... So-al... Hiks, soal yang dulu...," jawab Yeona terisak.

Xion tersenyum mengerti. Walaupun laki-laki itu belum tahu apa penyebab Yeona nekat melakukan percobaan bu**h di**, ia bahagia perempuan itu selamat dan masih mengenalinya. Ia bertekad dalam hatinya untuk segera menemukan penyebab dari kecelakaan yang Yeona alami itu.

"Jangan diinget-inget lagi Yeon. Gue gak bakal maksa lo cerita kecuali lo yang mau," balas Xion lembut.

"Gomawo," ucap Yeona lalu tersenyum kecil.

Xion mengusap rambut Yeona pelan lalu menghela nafas panjang.

"Gue kira lo gak bakal inget gua," celetuk Xion.

"Mwo? Wae?" tanya Yeona bingung.

"Dokter bilang... Lo kemungkinan kehilangan ingatan pas siuman," jawab Xion sedih. "Puji Tuhan enggak."

Yeona cukup terkejut mendengar hal itu. Ditambah melihat ekspresi tertekan Xion membuatnya semakin sedih.

"Memang kenapa kalo gue hilang ingatan?" tanya Yeona menggodai Xion.

Good Bullies || ONEUS [COMPLETED✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang